Suara.com - Direktur Jenderal Pajak Kementerian Keuangan Ken Dwijugiasteadi akan mendorong kesadaran para pembayar pajak serta meningkatkan kerja sama dengan berbagai pihak untuk meningkatkan potensi penerimaan pajak.
"Kami akan mempermudah cara pembayaran serta mengajak semua orang untuk sadar dan peduli pajak. Kalau sudah sadar dia akan paham, kalau sudah paham dia akan peduli, kalau sudah peduli dia akan membayar," katanya seusai dilantik di Jakarta, Selasa (1/3/2016).
Ken menjelaskan mendorong kesadaran bayar pajak kepada masyarakat ini tidak mudah. Oleh sebab itu, para pegawai pajak akan bergotong royong dalam melakukan upaya ekstensifikasi untuk mencari wajib pajak baru selama meningkatkan kepatuhan wajib pajak yang sudah memiliki NPWP.
Salah satunya dari Wajib Pajak Orang Pribadi terutama golongan menengah ke atas, yang selama ini hanya menyumbang Rp9 triliun bagi Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 25 dan 29, dan belum memberikan kontribusi maksimal ke penerimaan.
"Kelas menengah ke atas kita jumlahnya 129 juta jiwa, tapi yang terdaftar memiliki NPWP baru 27 juta orang. Kami akan mempermudah orang untuk memiliki NPWP, dan mempermudah pembayaran pajak," katanya.
Terkait kebijakan Pengampunan Pajak, Ken optimistis hal itu bisa terlaksana untuk mendorong penerimaan pajak. Namun, ia tidak mengatakan secara detail potensi penerimaan yang bisa diraih dari kebijakan tersebut.
"Saya optimistis tahun anggaran ini bisa berjalan. Karena ini kepentingan semua pihak bukan hanya pemerintah saja," ujar mantan Staf Ahli Menteri Keuangan bidang Peraturan dan Penegakan Hukum Pajak ini.
Sosok Ken Dwijugiasteadi bukan orang baru dalam bidang perpajakan. Ia lahir di Malang pada 8 November 1957, menempuh pendidikan Sarjana Ekonomi di Universitas Brawijaya dan lulus pada 1983. Ken melanjutkan pendidikan Master of Science in Tax Auditing di Opleidings Institute Financien, Den Haag, Belanda dan lulus pada 1991.
Pria yang menjadi pelaksana tugas Direktur Jenderal Pajak sejak Desember 2015 ini memulai karir di Direktorat Jenderal Pajak pada 1984, dan menjadi Kepala Kantor Dinas Tingkat Luar II, Kantor Inspeksi Pajak Jakarta Barat pada 1988.
Pernah menjabat sebagai Kepala Sub Bagian Kepegawaian pada 1989, Ken kemudian terpilih sebagai Kepala Seksi Wajib Perseorangan pada 1992. Pada 1997, Ken dipromosikan menjadi Kepala Kantor Pemeriksaan dan Penyidikan Pajak Pekanbaru serta pada 2000 menjadi Kepala Kantor Pelayanan Pajak Bojonegoro.
Pada 2002, Ken menjadi Kepala Kantor Pelayanan Pajak Badan dan Orang Asing I, pada 2003 dipromosikan menjadi Direktur Informasi Perpajakan, pada 2006 menjadi Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Kalimantan Timur dan pada 2010 menjadi Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jawa Timur III.
Sempat menjadi Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jawa Timur I pada 2013, Ken kemudian dipercaya menjabat sebagai Staf Ahli Menteri Keuangan bidang Peraturan dan Penegakan Hukum Pajak pada Juli 2015.
Sebagaimana diketahui sebelumnya, hasil akhir perhitungan realisasi penerimaan pajak selama 2015 tercatat mencapai Rp 1.060 triliun. Bila dibandingkan dengan target yang dipatok dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Perubahan 2015, yakni Rp 1.294 triliun, maka dapat dikatakan realisasi tersebut kurang sekitar Rp 234 triliun. Namun dibandingkan tahun 2014 yang tumbuh 7,8 persen, penerimaan pajak nasional tahun lalu tumbuh 12 persen.
Tahun ini, dalam APBN 2016 yang telah ditetapkan, penerimaan pajak negara ditargetkan mencapai Rp1.360,1 triliun. Target tersebut terdiri dari target penerimaan PPh Non Migas mencapai Rp715,8 triliun, Pajak Pertambahan Nilai sebesar Rp571,7 triliun, PPh Migas mencapai Rp41,4 triliun. Ditambah target Pajak Bumi dan Bangunan sebesar Rp19,4 triliun dan pajak lainnya sebesar Rp11,8 triliun.
Berita Terkait
-
Purbaya Klaim Coretax Siap Pakai, 60 Ribu Orang Sukses Login Bersamaan
-
Cara Bayar Pajak STNK Beda Kota: Tak Perlu Balik Kampung, Cocok untuk Anak Rantau
-
Purbaya Buka Suara usai Mantan Dirjen Pajak Diperiksa Kejagung, Singgung Manipulasi Laporan
-
Profil dan Rekam Jejak Suryo Utomo: Eks Dirjen Diperiksa Kejagung Buntut Kasus Korupsi Pajak
-
Kejagung Ungkap Alasan Suryo Utomo Diperiksa Terkait Kasus Korupsi Manipulasi Pajak
Terpopuler
- 3 Mobil Bekas 60 Jutaan Kapasitas Penumpang di Atas Innova, Keluarga Pasti Suka!
- 5 Sepatu Lokal Senyaman Skechers, Tanpa Tali untuk Jalan Kaki Lansia
- 9 Sepatu Puma yang Diskon di Sports Station, Harga Mulai Rp300 Ribuan
- Cek Fakta: Viral Ferdy Sambo Ditemukan Meninggal di Penjara, Benarkah?
- 5 Sepatu New Balance yang Diskon 50% di Foot Locker Sambut Akhir Tahun
Pilihan
-
In This Economy: Banyolan Gen Z Hadapi Anomali Biaya Hidup di Sepanjang 2025
-
Ramalan Menkeu Purbaya soal IHSG Tembus 9.000 di Akhir Tahun Gagal Total
-
Tor Monitor! Ini Daftar Saham IPO Paling Gacor di 2025
-
Daftar Saham IPO Paling Boncos di 2025
-
4 HP Snapdragon Paling Murah Terbaru 2025 Mulai Harga 2 Jutaan, Cocok untuk Daily Driver
Terkini
-
Grab Indonesia 2025: Ketika Platform Digital Menjadi Bantalan Sosial dan Mesin Pertumbuhan Ekonomi
-
Purbaya Ungkap Peluang Gaji PNS Naik Tahun Depan, Ini Bocorannya
-
ESDM Terus Kejar Target Produksi Minyak Tembus 900 Ribu Barel per Hari
-
Harga Cabai Tak Kunjung Turun Masih Rp 70.000 per Kg, Apa Penyebabnya?
-
Pasokan Energi Aman, Pembangkit Listrik Beroperasi Tanpa Kendala Selama Nataru
-
Bahlil Tegaskan Perang Total Lawan Mafia Tambang
-
Petani Soroti Kebijakan Biodiesel Justru Bisa Rusak Ekosistem Kelapa Sawit
-
Dirayu Menperin soal Insentif Mobil Listrik 2026, Ini Jawaban Purbaya
-
Jelang Tahun Baru, Purbaya: Saya Pikir Menkeu Sudah Tenang 31 Desember
-
Sejarah! Produksi Sumur Minyak Rakyat Dibeli Pertamina di Jambi