Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said mengatakan, pemerintah membutuhkan dana sekitar Rp1,600 triliun untuk menggembangkan Energi Baru Terbarukan. Langkah ini mendesak untuk dilakukan mengingat energi berbasis fosil terus mengalami penurunan.
Padalah, dalam 10 tahun ke depan, pemerintah telah menargetkan penggunaan EBT mencapai 23 persen dari total penggunaan energi nasional.
"Untuk diversifikasi dan memaksimalkan EBT butuh dana Rp 1,600 triliun. Pengembangan EBT butuh pembiayaan cukup besar, hampir tidak mungkin dipenuhi seluruhnya di APBN. Dalam 10 tahun ke depan kita menargetkan penggunaan EBT harus mencapai 23 persen," kata Sudirman saat menghadiri rapat kerja dengan Komisi VII DPR, Senayan, Jakarta Selatan, Selasa (8/3/2016).
Untuk mewujudkan hal tersebut, Sudirman mengaku pemerintah telah menyiapkan beberapa strategi. Salah satunya mencangkan program penetapan pungutan Dana Ketahanan Energi (DKE).
Ia menjelaskan, dengan adanya DKE dana tersebut akan digunakan untuk membangun infrastruktur.
"Kalau semua dari APBn nggak mungkin. Nah pengunpulan dananya itu nanti dari swasta 65 persen, BUMN 19 persen, DKE 13 persen dan APBN sebesar 4 persen," ungkapnya.
Ia pun mengaku, saat ini pemerintah tengah mempersiapkan payung hukum guna memayungi kebijakan penghimpunan dana ketahanan energi. Rencananya regulasi berupa peraturan pemerintah tersebut rampung dua sampai tiga bulan mendatang.
"Selama ini kan beredar kabar DKE ini akan dipungut dari masyarakat. Ini kami tegaskan tidak sama sekali. Kalau dari masyarakat itu nanti dari Badan Usaha. Nah sekaranf kita sedang rumuska dasar hukumnya agar tidak salah tafsir," kata Sudirman.
Berita Terkait
-
Viral Mulan Jameela Disebut Lulusan SMA hingga Tak Pantas Jabat Komisi VII DPR, Ini Faktanya
-
Komisi VII DPR Kunjungi Pabrik Suzuki, Dukung Perusahaan Otomotif yang Berinvestasi di Indonesia
-
Terungkap! Cerita Sudirman Said Jadi Menteri ESDM Era Jokowi, Ternyata Bukan Kandidat Utama
-
Buntut Kasus Mie Gacoan, Kafe Panik Ganti Musik Pakai Suara Kicau Burung, DPR Turun Tangan
-
Libur Lebaran 2025, Anggota DPR Ini Minta Pemerintah Optimalkan Pariwisata Desa
Terpopuler
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 5 Oktober: Ada 20.000 Gems dan Pemain 110-113
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Kedua 6-12 Oktober 2025
- Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Kota Makassar Bulan Oktober 2025
Pilihan
-
Profil PT Mega Manunggal Property Tbk (MMLP): Emiten Resmi Dicaplok ASII
-
Meski Ada Menkeu Purbaya, Bank Dunia Prediksi Ekonomi RI Tetap Gelap
-
Kritik Bank Dunia ke BUMN: Jago Dominasi Tapi Produktivitasnya Kalah Sama Swasta!
-
Harga Emas Naik Berturut-turut! Antam Tembus Rp 2,399 Juta di Pegadaian, Rekor Tertinggi
-
Pihak Israel Klaim Kantongi Janji Pejabat Kemenpora untuk Datang ke Jakarta
Terkini
-
Daftar Negara-negara yang BBM-nya Dicampur Etanol
-
Profil PT Mega Manunggal Property Tbk (MMLP): Emiten Resmi Dicaplok ASII
-
Menkeu Purbaya Blak-blakan soal 26 Pegawai Pajak Dipecat: Menerima Uang, Tidak Bisa Diampuni!
-
Begini Nasib Anggaran MBG yang Bakal Ditarik Menkeu Purbaya Jika Tak Terserap
-
Meski Ada Menkeu Purbaya, Bank Dunia Prediksi Ekonomi RI Tetap Gelap
-
9 Kriteria Penerima KJP Pasar Jaya Oktober, Kader PKK dan Guru Non-ASN Dapat Jatah?
-
Kritik Bank Dunia ke BUMN: Jago Dominasi Tapi Produktivitasnya Kalah Sama Swasta!
-
GIAA Dapat Modal Rp 30,5 Triliun dari Danantara, Citilink Dapat Jatah Terbesar
-
BSI Bongkar Ironi Perbankan Syariah RI: Aset Raksasa, Tapi Penetrasi Pasar Masih Tidur
-
Harga Emas Dunia Cetak Rekor, Diprediksi Masih Terus Meroket dalam Waktu Dekat