Suara.com - PT Holcim Indonesia Tbk mencatat penurunan laba bersih tahun 2015 menurun 73,46 persen menjadi Rp175,12 miliar dibandingkan pencapaian tahun sebelumnya Rp659,86 miliar.
Country CEO Holcim Gary Schutz dalam siaran pers di Jakarta, Rabu (16/3/2016), mengemukakan bahwa kinerja laba bersih seiring dengan penurunan pendapatan perseroan sebesar 2,6 persen menjadi Rp9,23 triliun pada 2015 dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp9,48 triliun.
"Kinerja itu merupakan cerminan dari lesunya penjualan ditambah lonjakan biaya-biaya dari penyelesaian proyek pabrik baru di Tuban, peningkatan tarif dasar listrik, dan biaya restrukturisasi sebelum dilakukannya integrasi dengan PT Lafarge Cement Indonesia," paparnya.
Kendati tahun 2015 diwarnai dengan tekanan harga dan penurunan pendapatan, ia mengatakan bahwa perseroan tetap mampu mempertahankan pangsa pasar, melakukan restrukturisasi untuk operasional yang lebih efisien dan produktif, serta sukses menyelesaikan proses integrasi dengan Lafarge Indonesia.
"Kami memandang tahun 2015 sebagai masa refleksi sebelum menyongsong pertumbuhan yang lebih kuat seiring dengan perkembangan Indonesia ke depan. Kini kami memiliki kapasitas di Sumatera, pabrik modern di Tuban Jawa Timur, memperluas jangkauan pasar," katanya.
Gary Schutz mengemukakan bahwa pangsa pasar perseroan mencapai pertumbuhan volume 10 persen hingga akhir tahun lalu, yakni sebesar 8,64 juta ton. Namun, tekanan harga dan tingginya faktor biaya telah berdampak pada marjin laba kotor dari 29,3 persen menjadi 23,2 persen dan dengan demikian berdampak pula pada penurunan pendapatan.
Sebelum tutup tahun 2015, ia menyampaikan bahwa perusahaan berhasil mendapatkan persetujuan dari Dewan Komisaris dan pihak pemerintah yang berwenang atas akuisisi seluruh saham Lafarge Cement Indonesia (LCI) dengan nilai transaksi sebesar Rp2,14 triliun. Transaksi ini ditutup pada 10 Februari 2016.
"Akuisisi ini didanai oleh induk perusahaan yaitu Holderfin, dengan dana sebesar 150 juta euro. Aset-aset LCI termasuk pabrik semen di Lhoknga, Aceh, dan penggilingan semen untuk melayani kebutuhan di bagian Utara Sumatera," paparnya. (Antara)
Berita Terkait
-
Catat Laba Bersih Rp389 M, KB Bank Perkuat Struktur Manajemen Lewat Pengangkatan Widodo Suryadi
-
Bos KFC Ungkap Nasib Usahanya di RI
-
The Rise of Side Hustle: Ubah Hobi Jadi Sumber Pendapatan Kedua Kamu!
-
Antam Raup Pendapatan Rp 59 Triliun
-
Kerugian Garuda Indonesia Terbang Tinggi, Bengkak Rp2,42 Triliun
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga di Bawah Rp10 Juta, Hemat dan Ramah Lingkungan
- 10 Rekomendasi Tablet Harga 1 Jutaan Dilengkapi SIM Card dan RAM Besar
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
Pilihan
-
Maarten Paes: Pertama (Kalahkan) Arab Saudi Lalu Irak, Lalu Kita Berpesta!
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
Terkini
-
RI Ekspor Kopi Robusta Asal Lampung dan Malang ke Mesir
-
IHSG Terus Meroket, Intip Saham-Saham yang Jadi Primadona Pagi Ini
-
Setelah Cukai, Produsen Kini Resah dengan Maraknya Rokok Ilegal
-
Pithaloka Batik Kini Merambah Pasar Internasional Berkat Rumah BUMN Pekalongan dari Telkom
-
Tak Bosan Pecah Rekor, Harga Emas Antam Tembus Rp 2.284.000 per Gram Hari Ini
-
Bank Mandiri Serap 63 Persen Dana Rp 55 Triliun dari Menkeu Purbaya
-
IHSG Hari Ini: Asing Lepas Rp 472 M, Stimulus 31 Triliun Bakal Jadi Penopang?
-
Bank Indonesia Buka Suara Disebut Jual Cadangan Emas 11 Ton
-
Harga Emas Hari Ini Naik Semua! Antam Tembus Rp 2.356.000, Emas UBS Meroket!
-
Marak Apartemen Kosong, Begini Caranya Biar Investasi Properti Tetap Cuan