Suara.com - The Federal Reserve atau bank sentral Amerika Serikat (AS), pada Rabu (16/3/2016) mempertahankan suku bunga acuan jangka pendeknya tidak berubah seperti yang diperkirakan. The Fed juga mencatat bahwa "perkembangan ekonomi dan keuangan global terus menimbulkan risiko" bagi ekonomi AS.
The Fed menaikkan kisaran target untuk suku bunga federal funds 25 basis poin menjadi 0,25-0,5 persen pada Desember, kenaikan suku bunga pertama dalam hampir satu dekade, menandai akhir dari sebuah era pelonggaran kebijakan moneter yang luar biasa.
Tetapi gejolak di pasar keuangan dan pelambatan ekonomi global sejak awal tahun ini telah menimbulkan meningkatnya kekhawatiran tentang kekuatan ekonomi AS, memaksa pembuat kebijakan The Fed untuk menunda setiap kenaikan suku bunga lebih lanjut sejak itu.
Dalam pernyataan kebijakan Januari, The Fed menolak untuk membuat penilaian tentang keseimbangan risiko-risiko terhadap ekonomi AS, sebuah indikasi ketidakpastian tentang dampak gejolak ekonomi dan keuangan global terhadap perekonomian terbesar di dunia itu.
Dalam pernyataan yang dirilis Rabu setelah pertemuan kebijakan dua hari, The Fed mengatakan "kegiatan ekonomi AS telah berkembang pada kecepatan yang moderat" meskipun perkembangan ekonomi dan keuangan global dalam beberapa bulan terakhir terus menimbulkan risiko.
Perubahan dalam pernyataan tentang risiko-risiko mengisyaratkan bahwa para pejabat Fed cenderung menunggu lebih banyak waktu untuk menilai prospek ekonomi AS sebelum menaikkan suku bunganya lagi.
"Kita tidak akan mengambil kekuatan di pasar tenaga kerja dan konsumsi AS begitu saja," Gubernur Fed Lael Brainard mengatakan dalam pidato awal bulan ini. "Dari perspektif manajemen risiko, pendapat ini untuk kesabaran karena prospek menjadi lebih jelas." Sekitar 76 persen dari para ekonom bisnis dan akademisi mengatakan Fed akan menunggu sampai Juni untuk menaikkan suku bunganya, sementara sekitar enam persen ekonom memperkirakan bank sentral akan menaikkan suku bunga pada April, survei terbaru yang dilakukan oleh Wall Street Journal menunjukkan.
Proyeksi terbaru The Fed yang dirilis Rabu menunjukkan bahwa para pembuat kebijakan memperkirakan suku bunga federal funds akan naik menjadi sekitar 0,9 persen pada akhir 2016, menyiratkan dua perempat persentase poin kenaikan suku bunga tahun ini, turun dari perkiraan pada Desember. (Antara)
Berita Terkait
-
Purbaya Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Global Capai 3% Buntut Penurunan Suku Bunga The Fed
-
BI Tahan Suku Bunga Acuan di Level 4,75 Persen, Ini Alasannya
-
IHSG Turun Dibayangi The Fed, Ini Analisis Rekomendasi Saham Trading Jumat 12 Desember
-
Sentimen The Fed Buat Rupiah Gagah Hari ini di Level Rp 16.663
-
Donald Trump Mau 'Cawe-cawe' The Fed: Jangan Mematikan Pertumbuhan!
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
IWIP Gelontorkan Pendanaan Rp900 Juta untuk Korban Bencana di Sumatera
-
AKGTK 2025 Akhir Desember: Jadwal Lengkap dan Persiapan Bagi Guru Madrasah
-
Dasco Ketuk Palu Sahkan Pansus RUU Desain Industri, Ini Urgensinya
-
ASPEBINDO: Rantai Pasok Energi Bukan Sekadar Komoditas, Tapi Instrumen Kedaulatan Negara
-
Nilai Tukar Rupiah Melemah pada Akhir Pekan, Ini Penyebabnya
-
Serikat Buruh Kecewa dengan Rumus UMP 2026, Dinilai Tak Bikin Sejahtera
-
Kuota Mulai Dihitung, Bahlil Beri Peringatan ke SPBU Swasta Soal Impor BBM
-
Pemerintah Susun Standar Nasional Baru Pelatihan UMKM dan Ekraf
-
Stok Di Atas Rata-rata, Bahlil Jamin Tak Ada Kelangkaan BBM Selama Nataru
-
Kadin Minta Menkeu Purbaya Beri Insentif Industri Furnitur