Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) yang mulai berlaku 1 Januari 2016 merupakan tantangan yang harus dihadapi oleh Indonesia di berbagai sektor. Salah satunya, tantangan di bidang jasa profesi akuntansi. Untuk menghadapinya, pemerintah telah menyiapkan berbagai perangkat peraturan untuk menjamin adanya persaingan yang sehat dan kompetitif dalam penyediaan jasa profesi akuntansi.
"Akuntan Indonesia harus menghadapi persaingan dengan akuntan asing untuk menawarkan jasa profesinya. Oleh karenanya, perlu disiapkan strategi bagi lulusan sarjana akuntansi dalam menghadapi tantangan MEA itu," kata rektor Universitas Widya Gama Malang, Prof. Dr. Ir. Iwan Nugroho, MS pada sambutan Seminar Nasional 'Peran Akuntan dalam Mewujudkan Bisnis yang Berintegritas' di kampus Universitas Widya Gama Malang, Minggu (20/3/2016).
Iwan merasa bangga dengan aktivitas jurusan Akuntansi yang selalu aktif dalam menyelenggarakan kegiatan seminar nasional seperti hari ini. Menurutnya, melalui kegiatan seminar nasional ini tentu menjadi penyemangat bagi para mahasiswa untuk meraih sukses di bidang akuntansi. Seperti yang hadir mengisi acara seminar hari ini adalah mereka alumni jurusan akuntansi yang sukses berkarir.
"Dengan menghadirkan para alumni yang telah sukses di bidangnya, hal ini menjadi spirit bagi adik-adik mahasiswa jurusan akuntansi di Universitas Widyagama Malang, untuk bisa meraih sukses di dunia kerja setelah lulus dari kampus ini," ujar dia.
Pada diskusi itu, pendiri Moco (Social Reading), Sulasmo Sudarno menekankan pentingnya melek information of technology (IT) untuk profesi akuntan.
Sulasmo berpendapat bahwa akuntansi dan digital ibarat mata uang yang tidak dapat dilepaskan. Akuntansi butuh IT untuk terus mengupdate data dan informasi.
"Sementara, IT butuh akuntan untuk membahasakan proses akuntansi dalam dunia sistem," terang pengusaha di beberapa perusahaan IT itu.
Narasumber lain, Fahrudin Asyari mengatakan, profesi akuntansi mengalami perkembangan yang pesat seiring dengan tuntutan masyarakat dunia usaha dan juga perkembangan global. Sebagai profesional di bidang akuntansi, kata dia, seorang sarjana akuntansi dapat mengembangkan karirnya sebagai pengusaha atau sebagai akuntan profesional, seperti akuntan publik, akuntan intern, akuntan pemerintah, dan akuntan pendidik.
Sekertaris DPP Ikatan Nasional Konsultan Indonesia (INKINDO) Jawa Timur, Adi Prawito mengajak para akuntan untuk menjadi pengusaha. Pasalnya, profesi konsultan sangat terbuka peluang di dunia konsultan hingga saat ini. Dia mengajak audiens untuk berkompetisi menjadi pengusaha di negeri sendiri.
"Persaingan di era MEA ini harus menjadi motivasi kita menjadi pengusaha di negeri sendiri," tegas dia.
Adi juga menyoroti masih minimnya jumlah akuntan di Indonesia. Dengan mengacu data INKINDO, Adi membandingkan jumlah profesi akuntan di beberapa negara anggota Asean. Di Thailand, jumlah akuntan sebanyak 56.125 orang, Malaysia berjumlah 30.236 orang, di Singapura sebanyak 27.394, di Philipina sebanyak 19.573 akuntan, dan di Indonesia sebanyak 15.940 orang.
"Masih minimnya jumlah akuntan di Indonesia didandingkan dengan akuntan asing di Asia Tenggara, menjadikan Ikatan Akuntan Indoensia (IAI) sebagai lembaga profesional akuntansi terus berupaya melakukan sertifikasi akuntan untuk menjadi akuntan profesional," kata Adi.
Ketiga narasumber optimis SDM akuntan di Indonesia siap berkompetisi secara sehat, kreatif, dan inovatif menghadapi era MEA ini.
"Kita tidak usah takut bersaing dengan Akuntan Asing. Syaratnya kita harus fokus menyiapkan skill, fokus, kreatif dan inovatif," tandas Adi.
Diketahui, seminar nasional itu digelar oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan Akuntansi Universitas Widyagama Malang bekerjasama dengan Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) Muda Jawa Timur. Seminar nasional menghadirkan Sulasmo Sudarno seorang pengusaha, akuntan profesional dan Praktisi, Fakhruddin Asyari, SE.,Ak.,CA., dan dosen sekaligus sekretais DPP INKINDO Jawa Timur, Ir. Adi Prawiro, MT.
Berita Terkait
-
ADB Kasih Pinjaman Rp 8,3 Triliun untuk Indonesia, Buat Apa?
-
Gen Z Ogah Jadi Akuntan, Masa Depan Profesi di Ujung Tanduk
-
Industri Horeka RI Wajib Berubah atau Kehilangan Daya Saing
-
Strategi BUMN Ritel Dorong UMKM Miliki Daya Saing Global
-
PaDi UMKM Hybrid Expo 2025 Telkom, Dorong Peningkatan Daya Saing dan Akses Pasar
Terpopuler
- 7 Serum Vitamin C yang Bisa Hilangkan Flek Hitam, Cocok untuk Usia 40 Tahun
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- 5 Mobil Diesel Bekas Mulai 50 Jutaan Selain Isuzu Panther, Keren dan Tangguh!
- Harta Kekayaan Abdul Wahid, Gubernur Riau yang Ikut Ditangkap KPK
- 5 Mobil Eropa Bekas Mulai 50 Jutaan, Warisan Mewah dan Berkelas
Pilihan
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
-
Cuma Mampu Kurangi Pengangguran 4.000 Orang, BPS Rilis Data yang Bikin Kening Prabowo Berkerut
-
Rugi Triliunan! Emiten Grup Djarum, Blibli PHK 270 Karyawan
-
Angka Pengangguran Indonesia Tembus 7,46 Juta, Cuma Turun 4.000 Orang Setahun!
Terkini
-
Bukan Sekadar Bantuan, Pemberdayaan Ultra Mikro Jadi Langkah Nyata Entaskan Kemiskinan
-
BEI Rilis Liquidity Provider Saham, Phintraco Sekuritas Jadi AB yang Pertama Dapat Lisensi
-
Ekonomi RI Melambat, Apindo Ingatkan Pemerintah Genjot Belanja dan Daya Beli
-
Pakar: Peningkatan Lifting Minyak Harus Dibarengi Pengembangan Energi Terbarukan
-
Pertamina Tunjuk Muhammad Baron Jadi Juru Bicara
-
Dua Platform E-commerce Raksasa Catat Lonjakan Transaksi di Indonesia Timur, Begini Datanya
-
KB Bank Catat Laba Bersih Rp265 Miliar di Kuartal III 2025, Optimistis Kredit Tumbuh 15 Persen
-
Ekspor Batu Bara RI Diproyeksi Turun, ESDM: Bukan Nggak Laku!
-
IHSG Berhasil Rebound Hari Ini, Penyebabnya Saham-saham Teknologi dan Finansial
-
Pengusaha Muda BRILiaN 2025: Langkah BRI Majukan UMKM Daerah