Suara.com - Untuk meningkatkan pertumbuhan bisnisnya secara komprehensif, PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) Tbk terus menggiatkan aktivitas pemasaran produknya. Selain produk perbankan yang bersifat konvensional seperti simpanan dan pinjaman, kini BRI juga semakin gencar dalam memasarkan produk non konvensionalnya. Di antaranya Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK).
DPLK BRI adalah salah satu produk investasi yang dimiliki Bank BRI, dengan memberikan pembayaran manfaat pensiun secara berkala yang dikaitkan dengan pencapaian usia tertentu. Secara umum, lebih dari 50% asset kelolaan DPLK BRI ditempatkan di Instrumen Pasar Uang, dengan return atau imbal hasil yang diberikan rata-rata di atas benchmark. “Selain itu, produk DPLK BRI juga sudah dikenal luas oleh masyarakat sebagai produk investasi yang aman, akses luas, investasi beragam dan prudent, transparan, serta dikelola secara modern,” kata Hari Siaga, Corporate Secretary BRI dalam keterangan resmi, Senin (4/4/2016).
Menurut Hari Siaga, terdapat 4 (empat) paket pilihan investasi, yakni DPLK BRI Pasar Uang, Pendapatan Tetap, Saham dan Kombinasi. Untuk DPLK BRI Pasar Uang, 100% ditempatkan di deposito. Sedangkan DPLK BRI Pendapatan Tetap, sekitar 84% ditempatkan di obligasi dan sisanya di deposito. “Adapun paket pilihan investasi DPLK Saham, sekitar 95% di Reksadana Saham dan sisanya di Deposito,” tambah Hari Siaga.
Sementara itu, terkait dengan kebutuhan peserta DPLK akan produk-produk perbankan yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah, BRI menerbitkan paket pilihan investasi baru di tahun ini, yaitu DPLK BRI Pasar Uang (PSU) Syariah dan DPLK Berimbang Syariah.
Hari Siaga menjelaskan, pada paket pilihan DPLK BRI PSU Syariah, dana ditempatkan 100% pada efek pasar uang, antara lain Deposito; Sertifikat Bank Indonesia, Surat Utang Jangka Pendek, Giro, Reksa Dana Pasar Uang dan efek bersifat utang lainnya yang bersifat syariah. Sedangkan paket pilihan DPLK Berimbang syariah merupakan paket investasi dengan kombinasi portofolio investasi 0-100% pada efek pasar uang, 0-50% pada efek pendapatan tetap, dan 0-50% pada efek saham yang memenuhi prinsip-prinsip syariah.
Kinerja DPLK BRI
Terkait dengan kinerjanya di tahun 2015, DPLK Bank BRI mencatatkan pertumbuhan bisnis yang positif. Hingga akhir tahun lalu, jumlah dana kelolaan DPLK Bank BRI mencapai Rp. 4,7 triliun. Jumlah tersebut mengalami pertumbuhan sebesar 127% jika dibandingkan dengan tahun lalu. “Sedangkan jumlah peserta mencapai 131.703 peserta perorangan dan 150 perusahaan, naik dari tahun sebelumnya yang berjumlah 111.139 untuk peserta perorangan dan 111 perusahaan” kata Hari Siaga.
Untuk instrumen investasi, para peserta DPLK BRI cenderung lebih konservatif di tengah kondisi pasar modal yang labil. Sebanyak 57,3% dana investasi masih di pasar uang. Sedangkan portofolio ke Pendapatan Tetap sekitar 41,3%. “Sisanya diinvestasikan ke reksadana dan saham,” ucap Hari Siaga.
Sementara itu di tahun 2016 ini, BRI menargetkan pertumbuhan dana kelolaan DPLK sebesar 150% yoy atau menjadi sebesar Rp. 7,0 triliun serta kenaikan jumlah peserta DPLK menjadi 154 ribu peserta perorangan dan 170 perusahaan.
“Target tersebut dapat dicapai dengan cara pengembangan fitur dan produk DPLK BRI melalui penambahan benefit bagi peserta DPLK, pengembangan website DPLK BRI dan optimalisasi pemasaran DPLK BRI melalui jaringan kerja BRI yang tersebar luas di seluruh Indonesia serta aktif melakukan joint marketing dengan unit kerja bisnis di Bank BRI, khususnya kepada nasabah existing maupun calon nasabah potensial,” ungkap Hari Siaga.
Berita Terkait
-
Perkuat Tulang Punggung Ekonomi, BRI Salurkan KUR untuk UMKM
-
3 Senjata Cerdas Investasi Rp100 Ribu per Hari untuk Pensiun Mapan Anak Muda
-
Dukung Kemajuan Industri Sawit, BRI Fasilitasi Sindikasi Pembiayaan Rp5,2 Triliun bagi PT SSMS
-
BRI Tawarkan Bunga KPR 1,13% di Consumer Expo Bandar Lampung untuk Wujudkan Rumah Impian
-
Asabri Perluas Layanan Klaim Dana Pensiun Jadi 1.900 Titik
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Jelang Akhir Tahun Realisasi Penyaluran KUR Tembus Rp240 Triliun
-
Jabar Incar PDRB Rp4.000 Triliun dan Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen
-
BRI Insurance Bidik Potensi Pasar yang Belum Tersentuh Asuransi
-
Cara SIG Lindungi Infrastruktur Vital Perusahaan dari Serangan Hacker
-
Dukung Implementasi SEOJK No. 7/SEOJK.05/2025, AdMedika Perkuat Peran Dewan Penasihat Medis
-
Fakta-fakta RPP Demutualisasi BEI yang Disiapkan Kemenkeu
-
Rincian Pajak UMKM dan Penghapusan Batas Waktu Tarif 0,5 Persen
-
Tips Efisiensi Bisnis dengan Switchgear Digital, Tekan OPEX Hingga 30 Persen
-
Indef: Pedagang Thrifting Informal, Lebih Bahaya Kalau Industri Tekstil yang Formal Hancur
-
Permata Bank Targetkan Raup Rp 100 Miliar dari GJAW 2025