Suara.com - Pembangunan proyek-proyek infrastruktur kembali menjadi prioritas kerja pemerintah pada 2017 sehingga alokasi anggaran dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara akan diprioritaskan untuk sektor tersebut.
Selain program pembangunan infastruktur, lembaga "think-tank" pemerintah tersebut juga mengusulkan prioritas RKP 2017 menyasar pembukaan secara masif lapangan kerja, pengentasan kemiskinan dan ketimpangan sosial, kata Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Sofyan Djalil di Jakarta, Rabu (13/4/2016).
"Untuk pagu anggaran infrastruktur, masih kita bicarakan dengan Menteri Keuangan. Untuk anggaran pembangunan atau nonoperasional itu kita usulkan Rp700 triliun," kata Sofyan dalam Rapat Koordinasi Pembangunan Pusat (Rakorbangpus).
Sofyan menekankan prioritas pembangunan untuk infrastruktur itu untuk menciptakan efek pengganda ekonomi. Dengan adanya proyek infrastruktur, sektor dunia usaha akan terpacu untuk ekspansi sehingga akan membuka lapangan kerja.
Pembukaan lapangan kerja akan meningkatkan pendapatan masyarakat sehingga dapat mengurangi jumlah masyarakat miskin. Dengan ada kenaikan pendapatan dan perbaikan ekonomi pada masyarakat miskin, diharapkan tingkat ketimpangan ekonomi berkurang.
Adapun Bappenas masih memasang target yang cukup ambisius untuk 2017. Namun, target itu masih bersifat sementara karena masih dalam pembahasan awal Rakorbangpus.
Tingkat pengangguran ditargetkan dapat berkurang pada 2017 menjadi 5,3-5,6 persen dari posisi di akhir 2015 sebesar 6,18 persen.
Sedangkan, angka kemiskinan 2017 ditargetkan berkurang menjadi 9,5-10,5 persen dari 2015 sebesar 9-10 persen. Adapun tingkat ketimpangan atau gini rasio diharapkan dapat turun ke 3,7 pada 2017 dari level di 2015 sebesar 0,41. Adapun petumbuhan ekonomi 2017 hingga sejauh ini, diproyeksikan sebesar 5,5-2,9 persen.
Instrumen fiskal negara diperkirakan memuat belanja Kementerian/Lembaga di 2017 sebesar Rp849,1 triliun dan belanja non Kementerian/Lembaga sebesar Rp555,7 triliun.
Perubahan Pola Anggaran Dalam RKP 2017 ini, Sofyan mengatakan Bappenas ingn mereformasi pola anggaran dan penylusunan program.
Pemerintah ingin menghapus cara pengalokasikan anggaran berdasarkan fungsi (money follows function) dan menggantinya dengan anggaran berdasarkan program (money follows program).
Perlu diketahui, jika berdasarkan fungsi, alokasi anggaran hanya berdasarkan fungsi satuan kerja masing-masing Kementerian dan Lembaga. Hal itu dinilai sebagai pemborosan dan inefisiensi, karena porsi belanja opersional seperti belanja pegawai akan setara dengan belanja program.
Sofyan mengatakan Bappenas ingin mengarahkan RKP dan APBN 2017 dengan anggaran berbasis program. Dengan begitu, alokasi anggaran yang berasal dari uang masyarakat digunakan sesuai dengan program untuk mencapai tujuan pembangunan.
Mengacu dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 yang disusun Bappenas, pemerintah membutuhkan dana Rp5.519,4 triliun untuk membangun beragam infrastruktur. Meliputi infrastruktur jalan raya, jalur kereta api, pelabuhan, bandara, pembangkit listrik, sarana air bersih, transportasi publik, hingga perumahan.
Dari kebutuhan dana sebesar itu, APBN hanya sanggup menyediakan Rp2.215,6 triliun atau 40,14 persen. Sisanya harus dipenuhi oleh APBD sebesar Rp545,3 atau 9,88 persen, dari sektor BUMN Rp1.066,2 triliun atau 19,32 persen. Terakhir dari sektor swasta sebesar Rp1.692,3 triliun atau 30,66 persen. (Antara)
Berita Terkait
-
BMKG Peringatkan Krisis Pangan Akibat Cuaca Ekstrem, Desak Pembangunan Infrastruktur Tahan Bencana
-
Pemerataan Pembangunan Infrastruktur hingga ke Wilayah Timur Indonesia
-
Kuras Anggaran Rp4,1 Triliun, WSKT Ungkap Progres Proyek LRT Jakarta Fase 1B
-
Kerugian karena Macet Jakarta Capai Triliunan Rupiah, Rano Karno: Itu Realitanya
-
Bukan Infrastruktur Besar, Daftar Proyek yang Dibangun di Era Pemerintahan Prabowo
Terpopuler
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
- DANA Kaget Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cair Rp 255 Ribu
- Fakta-Fakta Korupsi Bupati HSS Kalsel, Diduga Minta Dana Proyek Puluhan Miliar
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 3 Oktober: Klaim Ballon d'Or 112 dan Gems
Pilihan
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
Terkini
-
Terlalu Lama Disimpan, Beras di Gudang Bulog Banyak yang Turun Mutu
-
Pengamat Beberkan Dampak ke Masyarakat Jika Pemerintah Beri Diskon Tarif Listrik Lagi
-
SBY Dukung Visi Energi Presiden Prabowo: Kalau Kita Berhasil, Kita Bisa Selamatkan Bumi
-
Tekanan Jual Investor Asing Dorong IHSG Anjlok di Sesi Pertama Perdagangan Senin
-
Telkom Bantu Tumbuh Kembang UMKM di Kota Pekalongan, Beberapa Produknya telah Mendunia
-
BTN Sudah Salurkan 129.687 KPR Subsidi
-
Seluruh Pekerja PT Freeport Indonesia Tertimbun Longsor Sudah Ditemukan, Begini Kondisinya
-
OJK: Peluang Kecanggihan Teknologi Infomasi di Industri Keuangan, Apa Untungnya?
-
Berkomitmen pada Keberlanjutan, Brantas Abipraya Meraih Platinum Award CSRSDGESG 2025
-
Rupiah Dibuka Demam Lawan Dolar Pada Perdagangan Hari Ini, Sentuh Level Rp 16.591