Saat ini pemerintah tengah gencar untuk mengembangkan Energi Baru dan Terbarukan (EBT) di Indonesia. Lantaran cadangan energi fosil yang kian menipis.
Namun, menurut Direktur Institut Bisnis dan Ekonomi Kerakyatan (Ibeka), Tri Mumpuni, meski pemerintah gencar menyuarakan untuk mengembakan EBT di Indonesia akan suit untuk direaliasasikan. Pasalnya, Indonesia belum memiliki Sumber Daya Manusia (SDM) yang mumpuni untuk menjadi operator EBT.
"Rata-rata kan ini pengembangannya di daerah terpencil. Nyari sarjana aja di daerah terpencil aja udah syukur. Ditambah lagi, operator mikro hidro lulusan S3 alias 3SD. Akan kesulitan kalau ini tidak diperbaiki," kata Tri saat ditemui dalam diskusi Seminar Penggunaan Energi Baru Terbarukan di Graha PPI, Jakarta, Kami (21/4/2016).
Tri mengatakan, Indonesia sudah kalah dengan Malaysia yang memiliki dana sebesar 20 juta dolar AS per tahun untuk mengembangkan EBT seperti tenaga surya atau solar cell. Tak heran jika Malaysia sudah mampu mengembangkan EBT.
"Mereka sudah menyediakan dana khusus untuk pelatihan para pekerjanya nanti. Kalau di Indonesia nggak ada, makanya pada mangkrak itu kayak solar cell, karena kan alatnya impor dan terlalu canggih karena nggak ada pelatihannya makanya mangkrak," katanya.
Oleh sebab itu, pihaknya meminta kepada pemerintah untuk menyelesesaikan permasalahan ini dan ia kuga meminta kepada anak muda di Indonesia juga harus mau turun tangan memberikan pelatihan dan imlunya kepada masyarakat yang ada di daerah terpencil agar EBT ini dapat berjalan dengan baik.
"Siapapun yang datang ke ESDM, saya minta untuk bisa me-localized teknologi. Minimal 50 persen dulu. Jadi bisa berjalan efektif," kata Tri.
Berita Terkait
-
Petani Tuban Ubah Bonggol Jagung Jadi Sumber Energi Bersih
-
Grand Indonesia dan iForte Energi Luncurkan Pusat Tenaga Surya Diklaim Terbesar di Jakarta Pusat
-
Perusahaan RI Pamer Teknologi Canggih di Pameran Baterai, Bukti Indonesia Siap Bersaing Global
-
Lampung Jadi Pusat Energi Bersih? Siap-Siap Gelombang Investasi & Lapangan Kerja Baru
-
Limbah Sawit Bisa Jadi Bahan Superkapasitor, BRIN Dorong Riset Energi Bersih
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
Pilihan
-
Berharap Pada Indra Sjafri: Modal Rekor 59% Kemenangan di Ajang Internasional
-
Penyumbang 30 Juta Ton Emisi Karbon, Bisakah Sepak Bola Jadi Penyelamat Bumi?
-
Muncul Tudingan Ada 'Agen' Dibalik Pertemuan Jokowi dengan Abu Bakar Ba'asyir, Siapa Dia?
-
BBM RI Dituding Mahal Dibandingkan Malaysia, Menkeu Purbaya Bongkar Harga Jual Pertamina
-
Menkeu Purbaya Punya Utang Rp55 Triliun, Janji Lunas Oktober
Terkini
-
Nilai Tukar Rupiah Menguat pada Penutupan Perdagangan Selasa
-
IHSG Anjlok Hari Ini Imbas ADB Turunkan Prospek Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
-
Bye-bye Ganti Aplikasi! Vidio Hadirkan Fitur Belanja di Shopee Sambil Nonton
-
Pemerintah Siapkan 'Kado' Nataru, Stimulus Ekonomi ke-3 Siap Guyur Tiket Murah hingga PPN
-
BUMN Ngeluh Subsidi Belum Dibayar Kemenkeu, Purbaya: Suruh Menghadap Saya!
-
Anggaran Subsidi Energi Bocor, Menkeu Purbaya Akui Selama Ini Tak Tepat Sasaran
-
BBM RI Dituding Mahal Dibandingkan Malaysia, Menkeu Purbaya Bongkar Harga Jual Pertamina
-
Dorong PMI Jadi Wirausaha Tangguh, Mandiri Sahabatku Hadir di Taiwan
-
Bukan Permanen, ESDM: Pembelian BBM Murni Pertamina oleh SPBU Swasta Hanya Solusi Kekosongan Stok
-
Isu Polusi Udara, Wamen Bima Arya Minta Pejabat Naik Transportasi Umum