Suara.com - PT Angkasa Pura I Bandar Udara Internasional Ngurah Rai, Bali, masih mengkaji penambahan landasan pacu (runway) baru yang sebagian dikerjakan dengan reklamasi di perairan sebelah barat bandara.
"Satu-satunya jalan kalau menambah runway harus dengan cara reklamasi," kata General Manajer PT Angkasa Pura I Bandar Udara Internasional Ngurah Rai, Trikora Harjo, di Kuta, Kabupaten Badung, Bali, Sabtu (23/4/2016).
Meski demikian, kajian terkait reklamasi tersebut perlu disosialisasikan kepada masyarakat dan pemangku kebijakan di Provinsi Bali karena hal tersebut merupakan salah satu solusi apabila menambah landasan pacu.
"Kalau dilihat kondisi saat ini tuntutan dari kebutuhan pariwisata sudah saatnya perlu menambah runway," imbuhnya.
Dia menjelaskan bahwa masterplan penambahan bandara tersebut sudah dibuat, namun semua masih dalam tahapan pembicaraan antara Pemerintah Provinsi Bali, Angkasa Pura I, Kementerian BUMN, Kementerian Perhubungan dan instansi terkait lainnya.
"Masterplan sudah kami buat namun perlu pembicaraan lagi dengan kementerian dan Pemprov Bali," ucap Trikora.
Idealnya, lanjut dia, penambahan satu landasan pacu itu memiliki panjang 3.000 meter dengan lebar 45 meter seperti dengan runway yang ada saat ini.
Namun Trikora belum bisa membeberkan lebih lanjut terkait rencana itu termasuk estimasi anggaran dan waktu pengerjaan landasan pacu baru itu.
Akan tetapi dipastikan rencana itu belum bisa terealisasi tahun ini karena sedang dalam tahap pembicaraan.
Bandar Udara Internasional Ngurah Rai merupakan salah satu bandara tersibuk di Indonesia dengan operasional 24 jam. Bandara itu termasuk kategori bandara yang melayani penumpang 15 hingga 25 juta penumpang tiap tahun.
Tahun 2015, bandara tersebut melayani 8,6 juta penumpang domestik dan 8,5 penumpang internasional sehingga total mencapai 17,1 juta penumpang. Rata-rata pergerakan penumpang setiap hari mencapai 46.883 orang. Sedangkan selama tahun 2015 pergerakan pesawat di bandara itu mencapai 125.345 pergerakan pesawat dengan rata-rata per hari mencapai 346 pergerakan. (Antara)
Berita Terkait
-
Prediksi Cuaca Hari Ini 3 Oktober 2025: Jawa dan Bali Dominan Berawan
-
Healing Berujung Pilu: Aktris Korea Kehilangan Ratusan Juta di Bali dalam 10 Menit
-
Rekam Jejak Niluh Djelantik, Anggota DPD Bali 'Kawal' Pembongkaran Tembok di Kawasan GWK
-
Jens Raven Diceramahi Netizen usai Selamati Mathew Baker
-
Pindah Lokasi, Kemenhub Minta Pemprov Pastikan Lahan Pembangunan Bandara Bali Utara Bebas Sengketa
Terpopuler
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
- Kompetisi Menulis dari AXIS Belum Usai, Gemakan #SuaraParaJuara dan Dapatkan Hadiah
- Ini 5 Shio Paling Beruntung di Bulan Oktober 2025, Kamu Termasuk?
- Rumah Tangga Deddy Corbuzier dan Sabrina Diisukan Retak, Dulu Pacaran Diam-Diam Tanpa Restu Orangtua
Pilihan
-
Statistik Brutal Dean James: Bek Timnas Indonesia Jadi Pahlawan Go Ahead Eagles di Liga Europa
-
Harga Emas Antam Stagnan, Hari Ini Dibanderol Rp 2.235.000 per Gram
-
Poin-poin Utama UU BUMN: Resmi Disahkan DPR RI, Selamat Tinggal Kementerian BUMN
-
LPS soal Indeks Situasi Saat Ini: Orang Miskin RI Mengelus Dada
-
Dean James Cetak Rekor di Liga Europa, Satu-satunya Pemain Indonesia yang Bisa
Terkini
-
BRI Percepat Penyaluran KPR FLPP untuk Dukung Program Perumahan Nasional
-
Harga Emas Antam Stagnan, Hari Ini Dibanderol Rp 2.235.000 per Gram
-
Poin-poin Utama UU BUMN: Resmi Disahkan DPR RI, Selamat Tinggal Kementerian BUMN
-
Transisi Energi Bukan Sekadar Teknologi, Tapi Edukasi Generasi Muda
-
LPS soal Indeks Situasi Saat Ini: Orang Miskin RI Mengelus Dada
-
Tekan Emisi Karbon, Swasta Berbondong-bondong Lakukan Ini
-
IHSG Hijau di Awal Sesi, Tapi Sentimen Trump Bisa Buat Anjlok
-
RI jadi Kunci Industri Regional, Mulai Bisnis Kayu Hingga Perangkat Keras
-
Minat Masyarakat untuk Menabung di Bank Turun pada September 2025, Apa Penyebabnya?
-
RI Punya Banyak Keunggulan Jadi Pusat Perdagangan Aset Kripto di Asia Tenggara