Suara.com - Menteri Perdagangan, Thomas Lembong mengatakan, berdasarkan hasil pemetaan Indeks Keberdayaan Konsumen (IKK) Indonesia pada 2015 hanya sebesar 34,17 dari nilai maksimal 100. Nilai tersebut masih jauh lebih rendah dibandingkan nilai perhitungan IKK di 29 negara Eropa pada tahun 2011 yang sudah mencapai 51,31 persen.
Ia menjelaskan, dengan IKK 34,17 tersebut menunjukkan bahwa keberdayaan konsumen Indonesia baru berada dilevel paham. Namun konsumen belum mampu menerpkan dan memperjuangkan haknya sebagai kosumen.
“Mereka (konsumen) sudah mengenali dan memahami hak dan kewajibannya. Tapibelum ada di tahap cerdas. Mereka masih belum memperhatikan mutu, keamananserta jaminan sosial dari produk yang mereka beli. Akibatnya, mereka menjadi sangat rentan untuk dieksploitasi,” kata Tom Lembong, saat memberikan kata sambutannya dalam Harkonas 2016 di Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, Selasa (26/4/2016).
Lebih lanjut ia mengatakan, salah satu fakta konsumen Indonesia masih belum mampu memperjuangkan haknya dapat dilihat dari perilaku konsumen yang mengadu ketika terjadi masalah.
Dari 1 juta penduduk Indonesia, jumlah pengaduan hanya sebesar 4,1 orang. Sementara, di Korea Selatan, jumlah pengaduan konsumen di setiap 1 juta penduduk sudah mencapai 64 pengaduan.
Oleh sebab itu pihaknya meminta kepada masyarakat di Indonesia untuk menjadi konsumen yang cerdas. Sehingga, produk-produk yang ada di pasar domestik dapat meningkatkan kualitas dan mutu produknya. Sehingga ada keseimbangan ekonomi.
“Dengan demikian, maka tekanan konsumen atas mutu kualitas jasa dan barang menuntut juga produk dengan kualitas yang tinggi sehingga bisa meningkatkan daya saing ke luar. Permulaan daya saing produk itu dari konsumsi domestik," katanya.
Ia pun mencontohkan, negara-negara yang menjadi pengekspor terbesar seperti Jepang, Jerman, dan Korea, konsumen mereka yang paling cerewet karena sangat memperhatikan mutu, kualitas, serta tahan lama (durabilitas).
“Karena mereka banyak di complain, nggak heran kalau produk yang mereka ekspor ini menjadi incaran negara lain. Oleh sebab itu, konsumen di Indonesia harus menjadi konsumen cerdas agar perekonomian di Indonesia menjadi lebih baik lagi,” ungkapnya.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Sedan Bekas yang Jarang Rewel untuk Orang Tua
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- 5 Sepatu Lari Hoka Diskon 50% di Sports Station, Akhir Tahun Makin Hemat
- 5 Rekomendasi Sepatu Lokal Senyaman Skechers Buat Jalan-Jalan, Cocok Buat Traveling dan Harian
- 6 Mobil Bekas untuk Pemula atau Pasangan Muda, Praktis dan Serba Hemat
Pilihan
-
Bencana Sumatera 2025 Tekan Ekonomi Nasional, Biaya Pemulihan Melonjak Puluhan Triliun Rupiah
-
John Herdman Dikontrak PSSI 4 Tahun
-
Bukan Sekadar Tenda: Menanti Ruang Aman bagi Perempuan di Pengungsian
-
4 Rekomendasi HP Xiaomi Murah, RAM Besar Memori Jumbo untuk Pengguna Aktif
-
Cek di Sini Jadwal Lengkap Pengumuman BI-Rate Tahun 2026
Terkini
-
Bencana Sumatera 2025 Tekan Ekonomi Nasional, Biaya Pemulihan Melonjak Puluhan Triliun Rupiah
-
BSU BPJS Ketenagakerjaan Cair Tahun 2026? Ini Faktanya
-
Purbaya dan Tito Surati Pemda, Minta Kurangi Seminar hingga Perjalanan Dinas demi Efisiensi
-
Tren Mudik Hijau Melesat: Pengguna Mobil Listrik Naik Dua Kali Lipat, PLN Siagakan 4.516 SPKLU
-
UMK Tangerang Tertinggi, Ini Daftar Upah Kota dan Kabupaten di Banten 2026
-
Mengapa SK PPPK Paruh Waktu Belum Muncul di MyASN? Ini Solusinya
-
Purbaya Minta 'BUMN Kemenkeu' Turun Tangan Dorong Pertumbuhan Ekonomi
-
BNPB: Rumah Korban Bencana Aceh dan Sumatera Dilengkapi Sertifikat Tanah Resmi
-
PHR Kantongi Sertipikat Tanah 542 Hektare, Amankan Aset Negara demi Ketahanan Energi Nasional
-
Pemerintah Tetapkan SOP Ketat Cegah Masuknya Zat Radioaktif di Tanjung Priok