Suara.com - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, pada Kuartal I 2016, pertumbuhan ekspor dan impor Indonesia mengalami perlambatan atau tumbuh negatif sebesar. Indonesia mengalami minus 3,88 persen untuk ekspor dan minus 4,24 persen untuk impor.
Kepala BPS, Suryamin mengatakan, melemahnya pertumbuhan ekspor dan impor Indonesia di kuartal I 2016 ini lantaran kondisi perekonomian global yang masih tidak menentu membuat harga beberapa komoditas mengalami penurunan.
“Komoditas unggulan Indonesia seperti minyak sawit dan minyak bumi trendnya mengalami penurunan. Harga komoditas di pasar internasional rendah, pertumbuhan ekonomi global lemah, Cina melambat dari 6,8 jadi 6,7 persenAmerika Serikat 2 persen stagnan pertumbubanya. Didalam negeri juga begitu,” kata Suryamin saat menggelar konferensi pers di kantor BPS, Jakarta Pusat, Rabu (4/5/2016).
Kendati melemah, lanjut Suryamin, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih bisa ditopang oleh konsumsi rumah tangga yang masih tumbuh positif sebesar 4,94 persen. Dimana, angka tersebut memiliki porsi terbesar dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal I 2016 sebesar 58, 86 persen.
“Sementara konsumsi lembaga non profit rumah tangga memiliki porsi 1,16 persen dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia. Pertumbuhan konsumsi lembaga non profit rumah tangga di kuartal I-2016 adalah 6,38 persen. Ini didorong oleh kegiatan berskala nasional seperti mukernas, rakernas, serta kongres berbagai parpol dan ormas,” katanya.
Selain itu, lanjut Suryamin, untuk pengeluaran konsumsi pemerintah mengalami peningkatan. Tingginya kenaikan belanja barang yang tumbuh lebih dari 45 persen dikoreksi oleh penurunan realisasi belanja bansos.
Untuk konsumsi pemerintah memiliki porsi 6,8 persen pada pertumbuhan ekonomi Indonesia. Konsumsi pemerintah masih tumbuh melambat hanya 2,93 persen di kuartal I 2016.
“Sedangkan untuk pembentukan modal tetap bruto atau investasi memiliki porsi 33,16 persen dari pertumbuhan ekonomi Indonesia. Laju pertumbuhan investasi di kuartal I 2016 adalah 5,57 persen. PMTB tumbuh signifikan utamanya didorong oleh tingginya realisasi investasi berupa bangunan dan konstruksi lain, serta pertumbuhan barang modal jenis peralatan lainnya yang juga tinggi,” ungkap Suryamin.
Berita Terkait
- 
            
              LPEI Buka Suara soal Kasus Korupsi Pemberian Kredit, Hormati Proses Hukum
- 
            
              Kejati Jakarta Bongkar Skandal LPEI: Negara 'Dibobol' Hampir Rp 1 Triliun
- 
            
              Giliran Ekspor-Impor Dipelototi Purbaya, Pantau Langsung Dari Sistem IT
- 
            
              Inflasi Naik, Biaya Pendidikan Makin Mahal
- 
            
              Surplus Dagang Tembus 5 Tahun Lebih, RI Makin Untung Lawan AS dan India
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Diskon Listrik 50 Persen PLN Oktober 2025, Begini Syarat dan Cara Dapat E-Voucher Tambah Daya!
- Shin Tae-yong Batal Comeback, 4 Pemain Timnas Indonesia Bernafas Lega
- 7 Rekomendasi Smartwatch untuk Tangan Kecil: Nyaman Dipakai dan Responsif
- 5 Bedak Padat yang Cocok untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Samarkan Flek Hitam
Pilihan
- 
            
              Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
- 
            
              Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
- 
            
              Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
- 
            
              Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
- 
            
              Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
- 
            
              Menkeu Purbaya Mau Hilangkan Pihak Asing di Coretax, Pilih Hacker Indonesia
- 
            
              BPJS Watch Ungkap Dugaan Anggota Partai Diloloskan di Seleksi Calon Direksi dan Dewas BPJS
- 
            
              Proses Bermasalah, BPJS Watch Duga Ada Intervensi DPR di Seleksi Dewas dan Direksi BPJS 20262031
- 
            
              Belanja Mainan Hemat! Diskon 90% di Kidz Station Kraziest Sale, Bayar Pakai BRI Makin Untung
- 
            
              Literasi Keuangan dengan Cara Baru Biar Makin Melek Finansial
- 
            
              Bahlil: Hilirisasi Harus Berkeadilan, Daerah Wajib Dapat Porsi Ekonomi Besar
- 
            
              Menkeu Purbaya Akhirnya Ungkap Biang Kerok Masalah Coretax, Janji Selesai Awal 2026
- 
            
              Setahun Berjalan, Hilirisasi Kementerian ESDM Dorong Terciptanya 276 Ribu Lapangan Kerja Baru
- 
            
              Bahlil Dorong Hilirisasi Berkeadilan: Daerah Harus Nikmati Manfaat Ekonomi Lebih Besar
- 
            
              ESDM Perkuat Program PLTSa, Biogas, dan Biomassa Demi Wujudkan Transisi Energi Hijau untuk Rakyat