Suara.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sepekan lalu melemah 60 point membentuk candle dengan body turun dan shadow di bawah, mengindikasikan ada perlawanan atas tekanan turun. Pada Candle harian, IHSG melemah 41 point membentuk candle dengan body turun panjang dan shadow di bawah, mengindikasikan perlawanan atas tekanan turun. Volume rendah di bawah rata-rata 20 hari terakhir.
"IHSG telah bergerak dalam trend turun jangka panjang sejak 31 Maret 2015, harga sedang konsolidasi. Dalam jangka menegah IHSG dalam trend naik sejak 29 September 2015, harga mendekati channel bawah, berpeluang konolidasi, pelemahan mulai terbatas. Se-dangkan jangka pendek membentuk tren turun sejak tanggal 17 Maret 2016. Harga mendekati channel bawah berpeluang konsoli-dasi menguat," kata Managing Partner PT Investa Saran Mandiri Kiswoyo Adi Joe dalam keterangan resmi, Selasa (17/5/2016).
Selain itu, Kiswoyo menuturkan terjadi dead cross pada indicator MACD pada 26 April 2016 dan garis MACD telah menembus garis 0 ke bawah, berpeluang melemah di jangka menegah. Indicator Stochastic oscillator (SO) menembus garis 50 ke atas, ada peluang penguatan dalam be-berapa hari kedepan. Money flow mengindikasikan aliran dana cenderung keluar. Harga mendekati garis bawah bollinger band, berpeluang konsoldasi menguat di jangka pendek.
Adapun Dolar Amerika Serikat (USD) dan Rupiah (IDR) selama sepekan kemarin menguat 75 poin dengan membentuk candle dengan body kecil dan shadow pendek di atas dan bawah. Candle harian USD dan IDR membentuk candle dengan body naik kecil dan shadow di atas, mengindikasikan konsolidasi. USDIDR dalam pola trend naik di jangka panjang ditunjukan trend channel naik sejak 14 Maret 2014. Harga bergerak memasuki channel bawah. Jangka menegah dalam trend turun sejak 28 September 2015 dimana harga menembus channel tengah masih ber-peluang konsolidasi menguat. Sedangkan jangka pendek dalam trend naik sejak 7 Maret 2016, harga mendekati channel atas ber-peluang kondolidasi menguat di jangka pendek.
"Minggu ini kami perkirakan USD dan IDR berpeluang konsolidasi melemah (Rupiah menguat) terbatas. Adapun level resistance dalam sepekan kedepan adalah di level 13335 sampai 13430 dan support di level 13250 sampai 13130," tutup Kiswoyo.
Berita Terkait
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
BRI Peduli Siapkan Posko Tanggap Darurat di Sejumlah Titik Bencana Sumatra
-
Kapitalisasi Kripto Global Capai 3 Triliun Dolar AS, Bitcoin Uji Level Kunci
-
Kenaikan Harga Perak Mingguan Lampaui Emas, Jadi Primadona Baru di Akhir 2025
-
Target Mandatori Semester II-2025, ESDM Mulai Uji Coba B50 ke Alat-alat Berat
-
Ritel dan UMKM Soroti Larangan Kawasan Tanpa Rokok, Potensi Rugi Puluhan Triliun
-
Jurus Bahlil Amankan Stok BBM di Wilayah Rawan Bencana Selama Nataru
-
Modal Dedaunan, UMKM Ini Tembus Pasar Eropa dan Rusia dengan Teknik Ecoprint
-
Perubahan Komisaris Bank Mandiri Dinilai Strategis Dukung Ekspansi Bisnis
-
Harga Emas Hari Ini Naik Lagi, UBS dan Galeri24 di Pegadaian Makin Mengkilap
-
Grab Tawarkan Jaminan Tepat Waktu Kejar Pesawat dan Kompensasi Jutaan Rupiah