Belanja modal pemerintah di sektor riil untuk tahun 2016 semakin kencang. Aliran dana ini diharapkan menstimulus bergeraknya roda ekonomi dunia usaha swasta.
Berdasarkan data Kementerian Keuangan per 23 Mei 2016, realisasi belanja modal pemerintah sudah mencapai Rp24 triliun. Jumlah ini setara dengan 11,9 persen dari total plafon belanja modal pemerintah dalam APBN 2016 yang sebesar Rp201,6 triliun. Penyerapan belanja modal ini tumbuh lebih dari 50 persen jika dibandingkan realisasi belanja modal akhir Mei 2015 yang mencapai Rp13,9 triliun dan akhir Mei 2014 yang mencapai Rp20,4 triliun.
Sayangnya, tren melesatnya realisasi belanja modal pemerintah ternyata tak diikuti geliat dunia usaha swasta. Bahkan sebaliknya, investasi swasta justru semakin merosot. Ini terlihat dari pertumbuhan kredit perbankan pada Maret 2016 dimana hanya tumbuh 8,4 persen menjadi Rp4.027,1 triliun. Pertumbuhan ini melambat dibandingkan Maret 2016 dimana pertumbuhan kredit masih bisa tercatat 11 persen. Tren perlambatan ini terus berlanjur di April 2016 dimana kredit perbankan hanya mencapai Rp4.036,3 triliun atau tumbuh 7,7 persen dibanding April 2015.
Kepala Group Risiko Perekonomian dan Sistem Keuangan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Muhammad Doddy Arifianto menilai banyak realisasi belanja pemerintah, terutama untuk megaproyek infrastruktur memperoleh sumber pendanaan melalui berbagai resources seperti skema public private partnership (PPP), pinjaman dari lembaga donor internasional dll. Sehingga pendanaan untuk proyek infrastruktur pemerintah tidak melulu mengandalkan permintaan kredit dari industri perbankan dalam negeri.
"Disisi lain, daya beli masyarakat Indonesia memang sedang lemah. Ini perlu waktu untuk meningkatkannya. Sementara ekonomi global juga lesu sehingga kinerja ekspor juga tidak bisa maksimal. Saya kira inilah yang membuat dunia usaha lebih banyak menunggu meskipun dibanyak daerah di Indonesia, proyek infrastruktur sudah mulai dikerjakan," kata Doddy saat dihubungi, Sabtu (11/6/2016).
Berita Terkait
-
LPS Ungkap Banjir Bandang Aceh, Sumut, dan Sumbar Bisa Tingkatkan Risiko Kredit Macet
-
Gegara Banyak Kasus, Banyak Masyarakat RI Ogah Miliki Asuransi
-
Bisa Jalan 2027, LPS Ungkap 3 Skema Penjaminan Polis Asuransi
-
LPS Siap Jamin Polis Asuransi Mulai 2027
-
Rosan Tunjuk Purbaya Usai Sebut Kerjaan Kementerian Investasi Berantakan
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 4 HP Flagship Turun Harga di Penghujung Tahun 2025, Ada iPhone 16 Pro!
- 5 Moisturizer Murah yang Mencerahkan Wajah untuk Ibu Rumah Tangga
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Babak Baru Industri Kripto, DPR Ungkap Revisi UU P2SK Tegaskan Kewenangan OJK
-
Punya Kekayaan Rp76 M, Ini Pekerjaan Ade Kuswara Sebelum Jabat Bupati Bekasi
-
DPR Sebut Revisi UU P2SK Bisa Lindungi Nasabah Kripto
-
Hotel Amankila Bali Mendadak Viral Usai Diduga Muncul di Epstein Files
-
Ekspansi Agresif PIK2, Ada 'Aksi Strategis' saat PANI Caplok Saham CBDK
-
Tak Ada Jeda Waktu, Pembatasan Truk di Tol Berlaku Non-stop Hingga 4 Januari
-
Akses Terputus, Ribuan Liter BBM Tiba di Takengon Aceh Lewat Udara dan Darat
-
Kepemilikan NPWP Jadi Syarat Mutlak Koperasi Jika Ingin Naik Kelas
-
Kemenkeu Salurkan Rp 268 Miliar ke Korban Bencana Sumatra
-
APVI Ingatkan Risiko Ekonomi dan Produk Ilegal dari Kebijakan Kawasan Tanpa Rokok