PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGN) kembali merampungkan proyek jaringan pipa gas bumi. Setelah sebelumnya beberapa proyek di Jawa Timur telah rampung, kali ini proyek pipa gas di Nagoya, Batam sudah selesai dibangun dan siap memasok gas ke masyarakat.
"Proyek pipa gas bumi di Nagoya, Batam telah rampung tepat waktu," kata Direktur PGN Dilo Seno Widagdo, di Jakarta, Senin (20/6/2016).
Proyek pipa gas yang berada di kawasan bisnis sepanjang 18,3 km akan menyalurkan gas bumi ke wilayah Nagoya, Lubuk Baja, dan Jodoh di Batam. "Nantinya infrastruktur pipa gas Bumi ini akan memasok gas ke jasa kemersil seperti hotel dan restoran di kawasan Nagoya, dan jasa restoran serta industri di Batam," ungkap Dilo.
Di Batam sendiri PGN mengoperasikan pipa gas bumi sepanjang 123 km, dengan adanya tambahan proyek pipa gas di Nagoya, jumlah pipa distribusi gas bumi di Batam menjadi 141,3 km. Adapun secara nasional, PGN telah membangun dan mengoperasikan pipa gas bumi lebih dari 7.000 km, jumlah tersebut setara dengan 76% pipa gas bumi hilir yang ada di Indonesia.
PGN juga sedang menyelesaikan proyek jaringan pipa gas bumi lainnya di Batam, salah satunya penyambungan pipa gas bumi rumah tangga yang dibangun dengan biaya sendiri dan penugasan dari Kementerian ESDM.
Proyek tersebut yakni dari Program PGN Sayang Ibu akan dipasang sambungan gas rumah tangga sebanyak 500 rumah dan 4.000 sambungan gas rumah tangga dari penugasan Kementerian ESDM ke PGN di Batam.
"Saat ini PGN sudah memasok gas bumi sebanyak 750 rumah tangga di Batam, PGN juga menyalurkan gas bumi ke delapan pembangkit listrik, 29 industri besar, 37 usaha komersil dan UKM," ungkap Dilo.
Sampai saat ini PGN telah menyalurkan gas bumi ke lebih dari 116.400 pelanggan rumah tangga. Selain itu , 1.879 usaha kecil, mal, hotel, rumah sakit, restoran, hingga rumah makan, serta 1.576 industri berskala besar dan pembangkit listrik.
Pelanggan PGN tersebar di berbagai wilayah mulai dari Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Riau, Sumatera Selatan, Lampung, DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Utara, sampai Papua.
Berita Terkait
-
Telkom Jamin Keamanan Data dan Keandalan Sistem, HDC NeutraDC-Nxera Batam Raih Sertifikasi Tier-3
-
Viral Bawang Bombai Berkarung-karung Dibuang di Lereng Curam Batam, Ternyata...
-
PGN Dorong Pariwisata Borobudur, Integrasikan CNG dan Panel Surya di Desa Wisata
-
Kasus Korupsi Jual Beli PGN, KPK Sita Kantor dan Pipa Gas di Cilegon
-
TelkomGroup Lakukan Topping Off, Operasikan Hyperscale Data Center NeutraDC Nxera Batam
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
-
Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
-
Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
-
Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
Terkini
-
Kenapa Proyek Jalan Trans Halmahera Disebut Hanya Untungkan Korporasi Tambang?
-
Bertemu Wapres Gibran, Komite Otsus Papua Minta Tambahan Anggaran Hingga Dana BLT Langsung ke Rakyat
-
Sambut Bryan Adams Live in Jakarta 2026, BRI Sediakan Tiket Eksklusif Lewat BRImo
-
Proyek Waste to Energy Jangan Hanya Akal-akalan dan Timbulkan Masalah Baru
-
Geger Fraud Rp30 Miliar di Maybank Hingga Nasabah Meninggal Dunia, OJK: Kejadian Serius!
-
Laba PT Timah Anjlok 33 Persen di Kuartal III 2025
-
Kala Purbaya Ingin Rakyat Kaya
-
Didesak Pensiun, Ini Daftar 20 PLTU Paling Berbahaya di Indonesia
-
IHSG Berakhir Merosot Dipicu Aksi Jual Bersih Asing
-
Riset: Penundaan Suntik Mati PLTU Justru Bahayakan 156 Ribu Jiwa dan Rugikan Negara Rp 1,822 T