Menko Perekonomian Darmin Nasution mengungkapkan paket kebijakan ekonomi ke-13 akan berisi dua garis besar substansi yakni insentif untuk pengembangan perdagangan dalam jaringan atau daring (e-commerce) dan deregulasi bidang perumahan untuk masyarakat berpenghasilan rendah.
Darmin, di Kantor Bank Indonesia, Jakarta, Rabu malam mengatakan, kemungkinan paket ekonomi ke-13 akan tuntas selambat-lambatnya awal pekan depan atau pekan kedua Agustus 2016.
"Akan dibahas besok usulannya dengan Presiden Joko Widodo," kata Darmin dalam pertemuan menjelang rapat koordinasi nasional Tim Pengendalian Inflasi Daerah yang akan diselenggarakan Kamis (4/8/2016).
Sebelumnya, sejak September 2015, pemerintah sudah mengeluarkan 12 paket kebijakan ekonomi.
Dalam pertemuan dengan puluhan kepala daerah tersebut, Darmin mencoba meyakinkan bahwa 12 paket kebijakan ekonomi yang telah diambil sebelumnya sudah berjalan.
Sesuai sasaran awal, kata dia, seluruh paket kebijakan tersebut telah mendorong reformasi struktural terutama untuk memperbaiki iklim investasi dan usaha.
"Kita mencoba mempermudah sistem penyelenggaraan, karena peran dunia usaha dan investasi juga penting untuk mendorong pembangunan," ujar dia.
Menurut dia, saat ini perekonomian global sedang berada di masa sulit, termasuk juga berbagai tantangan yang mendera negara-negara maju. Bahkan, kata dia, negara maju juga belum menemukan solusi jitu untuk keluar dari lesunya pertumuhan ekonomi.
Seperti diketahui, Dana Moneter Internasional (IMF) pada Juli 2016 lalu baru saja merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi global menjadi 3,1 persen, lebih rendah 0,1 persen untuk tahun ini.
Menurut Darmin, di tengah melambatnya perekonomian global ini, pembangunan sebaiknya memprioritaskan sektor pariwisata dan perikanan. Kedua sektor ini dinilai paling mudah dikembangkan untuk meraup investasi, karena sudah memiliki pasar potensial di dalam negeri.
"Karena pasarnya ada maka itu lebih mudah didorong investasi, pariwisata kita punya perikanan banyak dijual di luar negeri," ucap Darmin.
Kemudian, kata Darmin, sektor lainnya yang dapat dikembangkan adalah bidang farmasi.
"Lalu industri yang paling besar permintaannya adalah farmasi karena sektor ini didorong pemerintah berapa dana yang disediakan pemerintah dan pemakaian obat," ujarnya.
Pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi pada 2016 dapat mencapai 5,2 persen, sementara Bank Indonesia memperkirakan ekonomi akan tumbuh di 5-5,4 persen pada tahun ini. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
IWIP Gelontorkan Pendanaan Rp900 Juta untuk Korban Bencana di Sumatera
-
AKGTK 2025 Akhir Desember: Jadwal Lengkap dan Persiapan Bagi Guru Madrasah
-
Dasco Ketuk Palu Sahkan Pansus RUU Desain Industri, Ini Urgensinya
-
ASPEBINDO: Rantai Pasok Energi Bukan Sekadar Komoditas, Tapi Instrumen Kedaulatan Negara
-
Nilai Tukar Rupiah Melemah pada Akhir Pekan, Ini Penyebabnya
-
Serikat Buruh Kecewa dengan Rumus UMP 2026, Dinilai Tak Bikin Sejahtera
-
Kuota Mulai Dihitung, Bahlil Beri Peringatan ke SPBU Swasta Soal Impor BBM
-
Pemerintah Susun Standar Nasional Baru Pelatihan UMKM dan Ekraf
-
Stok Di Atas Rata-rata, Bahlil Jamin Tak Ada Kelangkaan BBM Selama Nataru
-
Kadin Minta Menkeu Purbaya Beri Insentif Industri Furnitur