Enam belas Menteri Ekonomi (10 negara ASEAN dan 6 negara mitra) yang tergabung dalam Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) menegaskan kembali komitmen mereka untuk mencapai perjanjian kerja sama ekonomi yang modern, komprehensif, berkualitas tinggi, dan saling menguntungkan. Hal tersebut disepakati Para Menteri anggota RCEP saat bertemu di Vientiane, Laos, Jum’at (5/6/2016) lalu.
Menteri Perdagangan yang diwakili oleh Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional, Iman Pambagyo, menjelaskan bahwa pertemuan para Menteri RCEP kali ini membahas isu-isu strategik perundingan di bidang barang, jasa, dan investasi secara pararel dan seimbang. Para Menteri berharap pada perundingan mendatang dapat disepakati perjanjian RCEP yang bernilai tinggi secara tepat waktu, berdasarkan Guiding Principles and Objectives for Negotiating the RCEP.
“Seluruh negara anggota RCEP diharapkan dapat melanjutkan proses negosiasi dengan memberikan fleksibilitas dan bernegosiasi secara positif dan konstruktif. Hal ini penting dilakukan sebagaimana mandat yang diberikan oleh Kepala Negara RCEP pada November 2015 untuk dapat menyelesaikan negosiasi RCEP pada akhir tahun 2016,” tambah Iman dalam keterangan resmi, Minggu (7/8/2016).
Para Menteri kembali meminta tim perunding melanjutkan perundingan secara intensif melalui proses request dan offer di seluruh bidang yang telah disepakati khususnya di bidang perdagangan barang, jasa dan investasi. Para Menteri juga menggarisbawahi pentingnya keterlibatan sektor swasta dalam proses perundingan agar dapat memberikan pandangan dan harapan dunia usaha dari implementasi RCEP di kemudian hari.
Perjanjian RCEP akan menjadi suatu perjanjian perdagangan bebas yang melibatkan setengah penduduk dunia dan sangat penting bagi perekonomian global. Hal tersebut mengingat potensi RCEP untuk menjadi booster dan peluang pertumbuhan ekonomi kawasan di tengah kondisi ekonomi global saat ini.
Para Menteri mencatat bahwa kinerja ekonomi negara anggota RCEP tetap stabil pada tahun 2015, dengan output gabungan RPC sebesar 22,4 triliun dolar Amerika Serikat (AS) atau 30,6 persen dari output dunia. Total perdagangan RCEP juga signifikan sebesar 11,9 triliun dolar AS pada tahun 2015, sedangkan total arus masuk ivestasi asing langsung ke RCEP mencapai 329,6 miliar dolar AS.
Berita Terkait
Terpopuler
- Cara Edit Foto Pernikahan Pakai Gemini AI agar Terlihat Natural, Lengkap dengan Prompt
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
- Dedi Mulyadi 'Sentil' Tata Kota Karawang: Interchange Kumuh Jadi Sorotan
- Ditunjuk Jadi Ahli, Roy Suryo Siapkan Data Akun Fufufafa Dukung Pemakzulan Gibran
Pilihan
-
Belajar dari Cinta Kuya: 5 Cara Atasi Anxiety Attack Saat Dunia Terasa Runtuh
-
Kritik Menkeu Purbaya: Bank Untung Gede Dengan Kasih Kredit di Tempat yang Aman
-
PSSI Diam-diam Kirim Tim ke Arab Saudi: Cegah Trik Licik Jelang Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
-
Pemain Eropa Telat Gabung, Persiapan Timnas Indonesia Terancam Kacau Jelang Hadapi Arab Saudi
-
STY Sudah Peringati Kluivert, Timnas Indonesia Bisa 'Dihukum' Arab Saudi karena Ini
Terkini
-
OJK Akui Mayoritas Bank Revisi Target Jadi Lebih Konservatif, Ekonomi Belum Menentu?
-
Pertamina Berhasil Reduksi 1 Juta Ton Emisi Karbon, Disebut Sebagai Pelopor Industri Hijau
-
Pemerintah Dorong Perlindungan BPJS Ketenagakerjaan Bagi Pengusaha UMKM, Dukung UMKM Naik Kelas
-
Rp11 Miliar untuk Mimpi Anak Morosi: Sekolah Baru, Harapan Baru
-
Dulu Joao Mota Ngeluh, Ternyata Kini Agrinas Pangan Nusantara Sudah Punya Anggaran
-
Kekhawatiran Buruh Banyak PHK Jika Menkeu Purbaya Putuskan Kenaikan Cukai
-
Investor Mulai Percaya Kebijakan Menkeu Purbaya, IHSG Meroket
-
Resmi! DPR Setuju Anggaran Kemenag 2026 Naik Jadi Rp8,8 Triliun
-
Kritik Menkeu Purbaya: Bank Untung Gede Dengan Kasih Kredit di Tempat yang Aman
-
Atasi Masalah Sampah di Bali, BRI Peduli Gelar Pelatihan Olah Pupuk Kompos Bermutu