Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Senin (3/10/2016) ditutup naik sebesar 99 poin atau 1,85 persen ke level 5.463 setelah bergerak di antara 5.403-5.463. Sebanyak 203 saham naik, 96 saham turun, 77 saham tidak bergerak. Investor bertransaksi Rp 6.153 triliun. Di pasar reguler, investor asing membukukan transaksi beli bersih (net buy) Rp 474 miliar.
Penjelasan tersebut tertuang dalam keterangan resmi Direktur PT Investa Mandiri Hans Kwee, Selasa (4/10/2016).
Pasar Amerika terkoreksi melemah dari reli tajam hari Jumat (30/9/2016) pekan lalu sehingga membatasi kinerja terbaik kwartal bursa saham AS. Market berusaha mengurangi pelemahan setelah laporan aktivitas manufaktur AS menunjukkan kenaikan di bulan September. Indeks ISM menunjukkan aktivitas manufaktur terkerek naik bulan lalu, setelah sempat terkontraksi di bulan Agustus. Hasil tersebut membawa harapan bagi sektor manufaktur yang terlukai oleh laju belanja bisnis yang melemah serta pelambatan pertumbuhan ekonomi.
"Dow Jones melemah 0,30 persen ke level 18,252. Nasdaq melemah 0,19 persen ke level 4,866 dan S&P melemah 0,33 persen ke level 2,161," kata Hans.
Pasar Eropa mengalami penguatan di akhir perdagangan Senin (3/10/2016), kendati Bursa Jerman sedang libur karena perayaan Oktober Fest. Investor masih merespons positif berita pembayaran lebih rendah denda oleh Deutsche Bank kepada Departemen Kehakiman AS. Sementara harga minyak yang kembali menguat mengangkat harga saham-saham sektor energi, sehingga mendongkrak indeks. Berita merjer antara Janus Capital dan Henderson Group mengangkat saham-saham di sektor keuangan.
"Saham Henderson naik lebih dari 16 persen. Indeks FTSE menguat 1,22 persen ke level 6,983. Indeks CAC menguat 0,12 persen ke level 4.453," ujar Hans.
Menteri Koordinator (Menko) bidang Perekonomian menilai tingkat laju inflasi September, masih sesuai harapan. Badan Pusat Statistik (BPS) hari ini merilis laju inflasi September 2016 tercatat sebesar 0,22%. Menurut Menko Perekonomian, pola laju inflais masih sama dengan beberapa bulan terakhir, yaitu masih di level yang rendah. Dengan kondisi itu, maka ruang untuk pelonggaran moneter masih terbuka. Oleh karenanya, Bank Indonesia, sebagai otoritas moneter masih ber-peluang untuk kembali memangkas suku bunga acuannya. Sebelumnya, pada September lalu BI menurunkan suku bunga acuan 7 day reverse repo rate sebesar 0,25 persen menjadi 5 persen.
Selain karena inflasi yang rendah, saat ini likuiditas di pasar keuangan cukup baik. Hal itu terutama karena adanya aliran dana dari kebijakan tax amnesty.
Berita Terkait
Terpopuler
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- 7 Motor Matic Paling Nyaman Buat Touring di 2026: Badan Anti Pegal, Pas Buat Bapak-bapak
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- 3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
Pilihan
-
OJK Awasi Ketat Pembayaran Pinjol Dana Syariah Indonesia yang Gagal Bayar
-
Jejak Emas Rakyat Aceh Bagi RI: Patungan Beli Pesawat, Penghasil Devisa & Lahirnya Garuda Indonesia
-
Pabrik Toba Pulp Lestari Tutup Operasional dan Reaksi Keras Luhut Binsar Pandjaitan
-
Kuota Pemasangan PLTS Atap 2026 Dibuka, Ini Ketentuan yang Harus Diketahui!
-
Statistik Suram Elkan Baggott Sepanjang 2025, Cuma Main 360 Menit
Terkini
-
BRI Terus Salurkan Bantuan Bencana di Sumatra, Jangkau Lebih dari 70.000 Masyarakat Terdampak
-
Laporan CPI: Transisi Energi Berpotensi Tingkatkan Pendapatan Nelayan di Maluku
-
SPBU di Aceh Beroperasi Normal, BPH Migas: Tidak Ada Antrean BBM
-
Purbaya Gelar Sidang Debottlenecking Perdana Senin Depan, Selesaikan 4 Aduan Bisnis
-
Purbaya Prediksi Pertumbuhan Ekonomi RI: 5,2% di 2025, 5,4% pada 2026
-
Menaker Yassierli Klaim PP Pengupahan Baru Hasil Kompromi Terbaik: Belum Ada Penolakan Langsung
-
Purbaya Sentil Balik Bank Dunia soal Defisit APBN: Jangan Terlalu Percaya World Bank!
-
Bank Mandiri Dorong Akselerasi Inklusivitas, Perkuat Ekosistem Kerja dan Usaha Ramah Disabilitas
-
Purbaya Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Global Capai 3% Buntut Penurunan Suku Bunga The Fed
-
SIM Mati Bisa Diperpanjang? Ini Syarat Terbaru dan Biayanya