Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Selasa (11/10/2016) ditutup naik sebesar 21 poin atau 0,39 persen ke level 5.381 setelah bergerak di antara 5.345-5.385. Sebanyak 137 saham naik, 148 saham turun, 101 saham tidak bergerak. Investor bertransaksi Rp 6.961 triliun. Di pasar reguler, investor asing membukukan transaksi jual bersih (net sell) Rp79 miliar.
Penjelasan tersebut tertuang dalam keterangan resmi Direktur PT Investa Saran Mandiri, Hans Kwee, Rabu (12/10/2016).
Pasar Amerika berakhir negatif diakhir perdagangan seiring laporan perusahaan yang mengecewakan di awal musim earnings dan investor mencerna potensi perubahan dinamika dalam pemilu AS bulan depan. Sementara faktor politik terlihat kian mempengaruhi sentimen pasar mendekati pemilu AS pada 8 November mendatang.
"Dow Jones melemah 1,08 persen di level 18,131. S&P melemah 1,24 persen menjadi 2,136. Nasdaq juga ditutup turun 1,47 persen di level 4,821," kata Hans.
Pasar Eropa juga berakhir melemah, karena investor yang mencerna serangkaian laporan earnings sambil memantau harga minyak. Setelah melonjak sebesar 3 persen pada hari Senin, harga minyak masih menjadi fokus utama untuk investor pada hari Selasa, karena harga minyak yang kembali mengalami tekanan.
"Indeks FTSE melemah 0,38 persen ke level 7,070.Indeks CAC turun 0.57 persen dan indeks DAX Jerman turun 0.44 persen untuk ditutup di 10,577," ujar Hans.
Pasokan minyak mentah dunia masih akan bertahan hingga pertengahan 2017, kecuali organisasi pengekspor minyak dunia (OPEC) menepati janjinya untuk me-mangkas produksi minyaknya. Demikian dikatakan oleh badan energi internasion-al, International Energy Agency (IEA), kemarin melalui laporan bulanannya. Harga minyak sendiri sudah mulai merangkak naik semenjak OPEC menyatakan akan mereduksi produksi minyak di negara-negara anggotanya, pada bulan lalu. Kesepakatan ini akan diketuk palu pada pertemuan OPEC di November mendatang. Dengan demikian, akan mempercepat proses mereduksi pasokan minyak mentah dunia. Bahkan dengan pertanda tentatif bahwa pasokan minyak mentah mulai berkurang, jika produksi minyak di OPEC diteruskan, maka oversuplai akan terjadi hingga semester I 2017, tapi jika OPEC mau merevisi targetnya, akan memper-cepat penurunan invetori minyak mentah dunia. Harga minyak telah naik 15 persen sejak OPEC mengumumkan akan mengurangi pasokan minyaknya pada 28 September 2016
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Pengamat Bicara Nasib ASN Jika Kementerian BUMN Dibubarkan
-
Tak Hanya Sumber Listrik Hijau, Energi Panas Bumi Juga Bisa untuk Ketahanan Pangan
-
Jadi Harta Karun Energi RI, FUTR Kebut Proyek Panas Bumi di Baturaden
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
CORE Indonesia Lontarkan Kritik Pedas, Kebijakan Injeksi Rp200 T Purbaya Hanya Untungkan Orang Kaya
-
Cara Over Kredit Cicilan Rumah Bank BTN, Apa Saja Ketentuannya?
-
Kolaborasi dengan Pertamina, Pengamat: Solusi Negara Kendalikan Kuota BBM
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
Daftar Nama Menteri BUMN dari Masa ke Masa: Erick Thohir Geser Jadi Menpora
-
Stok BBM di SPBU Swasta Langka, Pakar: Jangan Tambah Kuota Impor, Rupiah Bisa Tertekan