Real Estat Indonesia (REI) Jawa Tengah berharap Pemerintah terlibat dalam pengadaan lahan untuk rumah susun.
"Untuk rumah sederhana kami mulai kesulitan membangun di Kota Semarang karena harganya yang terus meningkat, salah satu alternatif pengganti rumah sederhana adalah rumah susun," kata Ketua REI Jawa Tengah MR Prijanto di Semarang, Rabu (12/10/2016).
Dalam hal ini, pihaknya berharap agar Pemerintah dapat membantu menyediakan lahan dengan memperhatikan keberadaan fasilitas umum dan fasilitas sosial.
Meski demikian, untuk rumah susun tersebut tidak lantas untuk masyarakat berpenghasilan rendah dengan upah minimum kabupaten/kota yang rata-rata Rp1,4 juta/bulan.
"Segmen rumah susun ini paling tidak di atas MBR, dengan begitu penjualan akan lebih mudah dilakukan," katanya.
Diakuinya, saat ini belum ada pengembang yang tergabung dalam REI yang membangun rumah susun. Satu-satunya bentuk rumah susun yang pernah dibangun adalah dalam bentuk apartemen dan condotel.
Berbeda dengan rumah susun yang kurang diminati oleh masyarakat, untuk apartemen dan condotel ini lebih diminati meskipun harganya jauh lebih tinggi.
Sebagai perbandingan, jika rumah susun harganya di kisaran Rp210 juta/unit, untuk apartemen maupun condotel ini mulai dari Rp400 juta/unit.
"Kebanyakan konsumen yang membeli menjadikan apartemen maupun condotel ini sebagai investasi. Meski demikian, banyak juga yang menggunakannya sebagai tempat tinggal," katanya.
Sementara itu, selain menyediakan lahan, jika Pemerintah meminta agar pengembang untuk membangun rumah susun, diharapkan juga adanya jaminan pasar dengan segmentasi yang sesuai.
"Memang agak sulit bagi Pemerintah untuk menyediakan pasar, tetapi kalau segmennya sedikit lebih tinggi dari MBR kemungkinan peminatnya akan banyak," katanya. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Kemenperin Mau Stop Impor, Dana Belanja Pemerintah Hanya untuk TKDN Tinggi
-
Rendahnya Utilitas vs Banjir Impor: Menperin Ungkap Tantangan Industri Keramik Nasional
-
Kerugian Akibat Bencana di Aceh Timur Capai Rp5,39 Triliun, Berpotensi Bertambah
-
Apa Itu De-Fi atau Decentralized Finance? Ini Penjelasan Lengkapnya
-
IPO SpaceX Ditargetkan 2026, Valuasinya 28 Kali Lebih Besar dari BBCA
-
Di Balik Aksi Borong Saham Direktur TPIA, Berapa Duit yang Dihabiskan?
-
Berkat Pemberdayaan BRI, Batik Malessa Ubah Kain Perca hingga Fashion Premium
-
BSU Guru Kemenag Cair! Ini Cara Cek Status dan Pencairan Lewat Rekening
-
Update Harga Sembako: Cabai dan Bawang Merah Putih Turun, Daging Sapi Naik
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen