Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Senin (24/10/2016) ditutup naik sebesar 11 poin atau 0,22 persen ke level 5.420 setelah bergerak di antara 5.411-5.433. Sebanyak 186 saham naik, 106 saham turun, 104 saham tidak bergerak. Investor bertransaksi Rp 10.688 triliun. Di pasar reguler, investor asing membukukan transaksi beli bersih (net buy) Rp134 miliar.
Pasar Amerika ditutup menguat pada hari Senin di tengah sejumlah berita korporat, namun penguatan terbatasi oleh penguatan dollar dan penurunan harga minyak. Dow Jones menguat 0,42 persen ke level 18,222. S&P menguat 0.47 persen, sementara Nasdaq menguat 1,20 persen ke level 4,909. Harga minyak mentah anjlok setelah Iran mengatakan keinginannya untuk tidak ikut serta dalam kesepakatan OPEC untuk memangkas produksi.
"Sebelumnya harga minyak rally berkat ekspektasi OPEC akan mencapai kesepakatan untuk memangkas output secara global," kata Direktur PT Investa Saran Mandiri Hans Kwee, Selasa (25/10/2016).
Pasar Eropa ditutup bervariasi pada hari Senin (24/10/2016) pasca rilisnya data perekonomian Eropa yang membaik di akhir kuartal ketiga, dan laporan pendapatan Phillips yang juga mengalami peningkatan. Indeks FTSE ditutup 0,49 persen lebih rendah di 6,986. CAC dan DAX Jerman meningkat masing - masing 0,36 persen dan 0,47 persen.
"Laporan dari media akhir minggu kemarin menyebutkan bahwa adanya indikasi bahwa beberapa bank Inggris akan keluar per akhir tahun ini, digantikan dengan beberapa bank internasional di Inggris," ujar Hans.
Di dalam negeri, Forum Koordinasi Stabilitas Sistem Keuangan (FKSSK) kembali menggelar pertemuan trwiulanan, kemarin Senin (24/10/2016). Dalam penjelasannya, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, secara umum kondisi ekonomi yang baik dan masih terkendali. Namun demikian, masih terdapat sejumlah risiko yang harus diantisipasi hingga akhir tahun. Salah satunya adalah pelemahan ekonomi global yang tetap menekan peran intermediasi lembaga jasa keuangan. Akibatnya, penyaluran kredit ke masyarakat rendah. Di sisi lain, permintaan kredit dari perusahaan juga masih rendah. Ini di-tunjukkan dengan penurunan eksposure utang korporasi.
Sejatinya, kualitas kredit masih menunjukkan kesehatan perbankan. Menurut Ketua OJK, NPL gross hingga Agustus 2016 lalu berada di level 3,22 persen. Sedangkan kredit bermasalah nett di level 1,4 persen. Angka ini masih jauh di bawah batas 5 persen. Meskipun BI sudah melonggarkan kembali kebijakan moneternya, sengan menurunkan suku bunga acuan 7 day re-verse repo rate menjadi 4,75 persen belum cukup kuat untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Nama Pegawai BRI Selalu Dalam Doa, Meski Wajahnya Telah Lupa
-
Pemerintah Siapkan 'Karpet Merah' untuk Pulangkan Dolar WNI yang Parkir di Luar Negeri
-
Kartu Debit Jago Syariah Kian Populer di Luar Negeri, Transaksi Terus Tumbuh
-
BRI Dukung JJC Rumah Jahit, UMKM Perempuan dengan Omzet Miliaran Rupiah
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Bahlil 'Sentil' Pertamina: Pelayanan dan Kualitas BBM Harus Di-upgrade, Jangan Kalah dari Swasta!
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Program AND untuk 71 SLB, Bantuan Telkom Dalam Memperkuat Akses Digitalisasi Pendidikan
-
Dari Anak Tukang Becak, KUR BRI Bantu Slamet Bangun Usaha Gilingan hingga Bisa Beli Tanah dan Mobil
-
OJK Turun Tangan: Klaim Asuransi Kesehatan Dipangkas Jadi 5 Persen, Ini Aturannya