PT Vale Indonesia Tbk (INCO) masih membukukan rugi bersih sebesar 7 juta Dolar Amerika Serikat (AS) pada sembilan bulan pertama tahun ini. Kinerja ini masih melorot jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu dengan laba bersih 51,85 juta Dolar AS.
Tetapi jika melihat secara kuartalan, kinerja INCO mulai terlihat pulih. Di Kuartal III tahun 2016, INCO mecetak laba bersih 13 juta Dolar AS, membaik jika dibandingkan dengan Kuartal II 2016
yang masih merugi 4,16 juta Dolar AS.
Kerugian yang terjadi sepanjang tahun ini masih disebabkan karena penurunan pendapatan dan harga jual perseroan. Per September 2016, pendapatan INCO tercatat sebesar 405,45 juta Dolar AS, turun 33 persen jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Namun, arus kas INCO masih cukup kuat. Per September, total kas setara kas perseroan sebesar 200,43 juta Dolar AS.
Management INCO mengatakan, ada peningkatan efisiensi dan penurunan beban di Kuartal III 2016. Rata-rata harga nikel di Kuartal III tahun 2016 sebesar US$ 7.694 per ton, lebih tinggi 13 persen dibandingkan kuartal sebelumnya. Namun harga rerata nikel sepanjang tahun sebesar US$ 7.078 per ton, masih di bawah harga rata-rata tahun lalu yang sebesar US$ 10.254 per ton.
Produksi INCO di Kuartal III juga lebih tinggidibandingkan kuartal sebelumnya, yakni sebesar 21.744 metrik ton. Per September, total produksi perseroan masih stabil sebesar 58.000 metrik ton. Dari sisi ongkos, beban penjualan per metrik ton nikel di Kuartal III 2016 turun 4 persen dibandingkan kuartal sebelumnya.
Selain itu, INCO sudah menghabiskan belanja modal sebesar US$ 10,1 juta di Kuartal III tahun 2016, atau 60 persen dari total belanja modal yang dieksekusi pada kuartal sebelumnya. Tahun ini, perseroan masih tetap menargetkan produksi nikel sebesar 80.000 ton nikel.
"Dengan masih rendahnya harga nikel dunia, net profit INCO belum bisa meningkat secara signifikan. Ke depannya dengan makin naiknya harga nikel dunia, diharapkan juga dengan meningkatnya permintaan akan nikel, sehingga penjualan INCO bisa meningkat dengan hargajual yang juga naik, net profit INCO bisa meningkat secara signifikan untuk ke depannya," kata Analys Recapitla Securities, Adi Kiswoyo Joe, dalam keterangan resmi, Jumat (28/10/2016).
Berita Terkait
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Dicopot
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
- Viral Murid SD Kompak Tolak Makan Gratis, Anak-Anak Jujur Masalahnya di Menu?
Pilihan
-
3 Kontroversi Purbaya Yudhi Sadewa di Tengah Jabatan Baru sebagai Menteri
-
Indonesia di Ujung Tanduk, Negara Keturunan Jawa Malah Berpeluang Lolos ke Piala Dunia 2026
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan Memori 256 GB, Terbaru September 2025
-
IHSG Jeblok Hingga 1 Persen di Sesi I Perdagangan Selasa Setelah Sertijab Menteri Keuangan
-
19 Tewas di Aksi Demo Anti Korupsi, Eks Persija Jakarta: Pemerintah Pembunuh!
Terkini
-
Usai Ratas dengan Prabowo, Menkeu Purbaya: Ekonomi Akan Tumbuh Lebih Cepat
-
Cek Fakta: Benarkah Ada PHK Massal di PT Gudang Garam?
-
Saham Perbankan Rontok Setelah Sri Mulyani Dicopot, OJK Minta Investor Tidak Panik
-
Rahasia Saldo DANA Kaget untuk Kamu, Klaim 3 Link Aktif Ini Sebelum Kehabisan
-
Gaji DPR Turun Drastis, Dasco: Beban Negara Berkurang, Legislator Bekerja Lebih Baik
-
Pelaksana Ketua LPS Segera Diumumkan, Gantikan Purbaya Yudhi Sadewa
-
Apa Itu Scalper? Strategi Andalan Yudo Sadewo Anak Menkeu di Dunia Kripto, Punya Kesan Negatif
-
Adu Aset Properti Menkeu Purbaya vs Sri Mulyani, Keduanya Tersebar di Berbagai Kota
-
Apa Itu NJOP? Pengertian, Fungsi dan Cara Menghitungnya
-
IHSG Merosot 1,78 Persen, Reshuffle Kabinet Bikin Investor Waspada