Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menyelenggarakan Sosialisasi Petunjuk Teknis dan Konsultasi Program Penyelenggaraan Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Infrastruktur 2017 untuk Wilayah Timur di Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), Kamis (10/11/2016). Acara ini bertujuan untuk sosialisasi, konsultasi dan sinkronisasi antara pemerintah pusat dan daerah pelaksanaan pembangunan infrastruktur yang didanai DAK.
Pembukaan acara dilakukan dengan menabuh Gendang Belek, alat musik tabuh khas suku Sasak Lombo secara bersama-sama oleh Sekretaris Daerah Pemprov NTB Rosiady Husaini Sayuti, Sekretaris Jenderal Kementerian PUPR Anita Firmanti dan Kepala Biro Perencanaan Anggaran dan Kerjasama Luar Negeri, A. Hasanudin, menandai dimulainya Sosialisasi Petunjuk Teknis dan Konsultasi Program DAK Infrastruktur Tahun Anggaran 2017 di Mataram, Provinsi NTB.
Pada acara tersebut Kementerian PUPR mengundang Kementerian/Lembaga lainnya seperti Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Direktorat Dana Perimbangan pada Kementerian Keuangan serta Direktorat Fasilitasi Dana Perimbangan dan Pinjaman Daerah pada Kementerian Dalam Negeri untuk memberikan arahan mengenai kebijakannya.
Anita Firmanti berharap acara Sosialisasi Petunjuk Teknis dan Konsultasi Program ini menghasilkan rencana kegiatan yang dapat memenuhi sasaran-sasaran yang telah ditetapkan, baik dalam RPJMN 2015-2019, RKP 2017, SPM Bidang PUPR, maupun RPJMD.
"Pemerintah Daerah bersama dengan Pemerintah Pusat perlu bersinergi dalam pengelolaan DAK, baik pada tahap perencanaan, pengalokasian, pelaksanaan maupun pelaporan DAK," ujar Anita dalam keterangan resmi, Jumat (11/11/2016).
Ia mengatakan Infrastruktur PUPR yang dibangun melalui DAK juga harus terpadu dalam perencanaan dan sinkron dalam pemrograman dan pelaksanaannya. Proses ini bertujuan untuk mendapatkan program DAK yang terpadu berdasarkan wilayah pengembangan strategis (WPS) untuk mendukung penyelenggaraan pembangunan infrastruktur berkelanjutan.
“Pembangunan infrastruktur PUPR yang dibiayai melalui DAK direncanakan terintegrasi dengan wilayah pengembangan strategis yang menjadi prioritas nasional sehingga efektif dan efisien,” ujarnya.
Anita menyampaikan bahwa DAK Bidang Infrastruktur Tahun Anggaran 2017 senilai Rp 27,18 triliun. DAK Bidang Infrastruktur TA 2017 tersebut menurut Anita dialokasikan untuk 33 Provinsi dan 505 Kabupaten/Kota di seluruh Republik Indonesia.
Menurutnya pengalokasian DAK Bidang Infrastruktur adalah salah satu kebijakan khusus yang dilaksanakan oleh Kementerian PUPR untuk mendukung percepatan pembangunan infrastruktur daerah yang ditujukan untuk mencapai target-target RPJMN 2015-2019.
Mengingat jumlah alokasi DAK Bidang Infrastruktur TA 2017 cukup besar, maka diharapkan kepada Pemerintah Daerah penerima DAK Bidang Infrastruktur TA 2017 untuk dapat mempercepat proses lelang dan kontrak, serta mendorong pengguna anggaran untuk mempercepat pelaksanaan DAK Bidang Infrastruktur TA. 2016.
Berdasarkan data e-Monitoring DAK Kementerian PUPR, progres pelaksanaan DAK Bidang Infrastruktur Tahun 2016, hingga bulan ini, progres fisik pelaksanaan DAK Bidang Infrastruktur rata-rata mencapai 47,85 persen, sedangkan untuk progres keuangan sebesar 34,52 persen.
Tujuan DAK sendiri sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan, adalah membantu daerah tertentu untuk mendanai kebutuhan sarana dan prasarana pelayanan dasar masyarakat, dan untuk mendorong percepatan pembangunan daerah dan pencapaian sasaran prioritas nasional. DAK diharapkan menjadi salah satu instrumen utama untuk mendorong pembangunan infrastruktur dalam rangka penyediaan pelayanan publik di daerah yang sejalan dengan prioritas nasional.
Acara Sosialisasi Petunjuk Teknis dan Konsultasi Program DAK Infrastruktur 2017 untuk Wilayah Timur Indonesia (Pulau Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi, Papua dan Kepulauan Maluku) ini dihadiri para Kepala Daerah, Kepala Bappeda dan Kepala Dinas PUPR baik Provinsi maupun Kabupaten/Kota penerima DAK Bidang Infrastruktur Tahun 2017. Sosialisasi dan konsultasi ini rencananya berlangsung hingga Jumat, 11 November 2016.
Tag
Berita Terkait
-
Menteri PUPR Ingin Pekerjaan Infrastruktur Bisa Dimulai Awal 2017
-
Cegah Kerusakan Jalan, Pemerintah Aktifkan Jembatan Timbang
-
Bahas Infrastruktur, Para Menteri Kumpul di Kantor Menko Darmin
-
Pemerintah akan Bangun Infrastruktur 4 Danau di Bali Tahun 2017
-
Kementerian PUPR Juga Bangun Infrastruktur Padat Karya
Terpopuler
- 4 Link DANA Kaget Khusus Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cuan Rp 345 Ribu
- Beda Biaya Masuk Ponpes Al Khoziny dan Ponpes Tebuireng, Kualitas Bangunan Dinilai Jomplang
- Owner Bake n Grind Terancam Penjara Hingga 5 Tahun Akibat Pasal Berlapis
- 5 Link DANA Kaget Terbaru Bernilai Rp 434 Ribu, Klaim Sekarang Sebelum Kehabisan!
- Unggahan Putri Anne di Tengah Momen Pernikahan Amanda Manopo-Kenny Austin Curi Perhatian
Pilihan
-
Grand Mall Bekasi Tutup, Netizen Cerita Kenangan Lawas: dari Beli Mainan Sampai Main di Aladdin
-
Jay Idzes Ngeluh, Kok Bisa-bisanya Diajak Podcast Jelang Timnas Indonesia vs Irak?
-
278 Hari Berlalu, Peringatan Media Asing Soal Borok Patrick Kluivert Mulai Jadi Kenyataan
-
10 HP dengan Kamera Terbaik Oktober 2025, Nomor Satu Bukan iPhone 17 Pro
-
Timnas Indonesia 57 Tahun Tanpa Kemenangan Lawan Irak, Saatnya Garuda Patahkan Kutukan?
Terkini
-
RDN BCA Dibobol Rp 70 Miliar, OJK Akui Ada Potensi Sistemik
-
ESDM Pastikan Revisi UU Migas Dorong Investasi Baru dan Pengelolaan Energi yang Berkelanjutan
-
Penyaluran Pupuk Subsidi Diingatkan Harus Sesuai HET, Jika Langgar Kios Kena Sanksi
-
Tak Mau Nanggung Beban, Purbaya Serahkan Utang Kereta Cepat ke Danantara
-
Modal Asing Rp 6,43 Triliun Masuk Deras ke Dalam Negeri Pada Pekan Ini, Paling Banyak ke SBN
-
Pertamina Beberkan Hasil Penggunaan AI dalam Penyaluran BBM Subsidi
-
Keluarkan Rp 176,95 Miliar, Aneka Tambang (ANTM) Ungkap Hasil Eksplorasi Tambang Emas Hingga Bauksit
-
Emiten PPRO Ubah Hunian Jadi Lifestyle Hub, Strategi Baru Genjot Pendapatan Berulang
-
Penumpang Kereta Api Tembus 369 Juta Hingga September 2025
-
Petrindo Akuisisi GDI, Siapkan Rp 10 Triliun untuk Bangun Pembangkit Listrik 680 MW di Halmahera