Jelang tutup tahun 2016, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. terus berekspansi dengan menggelar kemitraan bersama 7 Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Aksi ini dihelat untuk mempererat sinergi antar badan usaha pelat merah, sekaligus meningkatkan penghimpunan dana dan penyaluran kredit perseroan.
Adapun, 7 BUMN yang menjalin sinergi dengan Bank BTN yakni PT Bukit Asam (Persero) Tbk. (PTBA), PT Reasuransi Indonesia Utama (Persero) (Indonesia Re), PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk. (PTPP), PT Semen Indonesia (Persero) Tbk., PT Permodalan Nasional Madani (Persero) (PNM), Perum Perumnas (Persero), dan BPJS Ketenagakerjaan. Kemitraan ini dijalin melalui penandatangan nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) dan Perjanjian Kerja Sama (PKS) yang disaksikan Menteri BUMN Rini M. Soemarno di gedung Kementerian BUMN di Jakarta, Kamis (29/12/2016).
Direktur Utama Bank BTN Maryono mengatakan kemitraan ini dilakukan dalam rangka kerja sama B2B dengan mitra kerja potensial. “Hal ini juga sejalan dengan arahan Menteri BUMN untuk meningkatkan sinergi antar BUMN,” jelas Maryono usai meneken kemitraan.
Dari sinergi ini, akan ada puluhan ribu orang yang berpotensi mendapatkan berbagai fasilitas dari Bank BTN. Penerima manfaat itu terdiri atas 21.250 karyawan 7 BUMN yang meneken kemitraan dengan Bank BTN dan 20.000 peserta aktif BPJS Ketenagakerjaan yang merupakan debitur potensial.
Beberapa fasilitas yang bisa diperoleh dari kemitraan ini seperti kredit atau pembiayaan yang menawarkan suku bunga kompetitif, jasa layanan dana, hingga jasa perbankan lainnya oleh Bank BTN. Fasilitas kredit pun beragam, mulai dari kredit ringan hingga kredit pemilikan rumah (KPR).
Selain itu, kerja sama Bank BTN dengan PTPP dan Perumnas pun bakal mengerek naik pasokan rumah sebesar 46.600 unit setiap tahunnya. Peningkatan ini, dalam rangka memenuhi target Program Sejuta Rumah dan mengurangi angka backlog.
Maryono melanjutkan, dalam jangka panjang, kerja sama ini juga bermanfaat bagi peningkatan kredit dan penghimpunan dana perseroan. “Ini sejalan dengan strategi kami untuk terus mencatatkan pertumbuhan bisnis yang saat ini masih berada di atas industri perbankan nasional,” ujar Maryono.
Adapun, MoU yang digelar di antaranya yakni, Bank BTN dengan PTBA tentang Pemanfaatan Produk, Jasa, dan Fasilitas Perbankan, Bank BTN dengan Indonesia Re tentang Penyediaan Jasa Layanan Perbankan, Bank BTN dengan PNM tentang Sinergi Bisnis BUMN dalam Rangka Memajukan Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Indonesia, Bank BTN dan BPJS Ketenagakerjaan dengan Perumnas tentang Sinergi dalam Rangka Kerja Sama Mendukung Program Sejuta Rumah, Bank BTN dengan Semen Indonesia tentang Rencana Kerja Sama Layanan Perbankan dan Pemasaran Bersama, dan Bank BTN dengan PTPP tentang Sinergi Layanan Perbankan.
Kemudian, PKS yang diteken yakni, antara Bank BTN dengan Indonesia Re tentang Penyediaan Fasilitas Kredit/Pembiayaan Konsumer kepada Karyawan, Bank BTN dengan PTBA tentang Pemberian Fasilitas Kredit Ringan Batara Payroll, Bank BTN dengan Perumnas tentang Penyediaan Dukungan KPR BTN, dan Bank BTN dengan Indonesia Re tentang Penyediaan Fasilitas Kredit/Pembiayaan Konsumer kepada Karyawan.
Baca Juga: 2017, BTN Luncurkan KPR Mikro dengan Harga Rumah Rp25 Juta
Sementara itu, per November 2016, Bank BTN tercatat telah menghimpun dana simpanan dari kalangan BUMN dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) senilai Rp27,13 triliun. Jumlah tersebut naik 15 persen secara year-on-year (yoy) dari Rp23,04 triliun di November 2015.
Hingga bulan kesebelas pada 2016 pun, emiten bersandi saham BBTN ini masih mencatatkan pertumbuhan bisnis di atas laju industri. Laporan keuangan (anaudited) perseroan menunjukkan aset Bank BTN naik 18.56 persen yoy dari Rp167,28 triliun pada November 2015 menjadi Rp198,34 triliun di November 2016.
Kinerja penyaluran kredit juga menunjukkan pertumbuhan di atas industri. Per November 2016, kredit dan pembiayaan Bank BTN naik 17 persen yoy menjadi Rp157,93 triliun dari Rp134,97 triliun pada November 2015.
Kemudian, dana pihak ketiga (DPK) yang dihimpun juga tumbuh lebih tinggi di level 21,96 persen yoy dari Rp121,68 triliun pada November 2015 menjadi Rp148,41 triliun di bulan yang sama tahun ini.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
-
Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
-
Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
-
Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
Terkini
-
Kenapa Proyek Jalan Trans Halmahera Disebut Hanya Untungkan Korporasi Tambang?
-
Bertemu Wapres Gibran, Komite Otsus Papua Minta Tambahan Anggaran Hingga Dana BLT Langsung ke Rakyat
-
Sambut Bryan Adams Live in Jakarta 2026, BRI Sediakan Tiket Eksklusif Lewat BRImo
-
Proyek Waste to Energy Jangan Hanya Akal-akalan dan Timbulkan Masalah Baru
-
Geger Fraud Rp30 Miliar di Maybank Hingga Nasabah Meninggal Dunia, OJK: Kejadian Serius!
-
Laba PT Timah Anjlok 33 Persen di Kuartal III 2025
-
Kala Purbaya Ingin Rakyat Kaya
-
Didesak Pensiun, Ini Daftar 20 PLTU Paling Berbahaya di Indonesia
-
IHSG Berakhir Merosot Dipicu Aksi Jual Bersih Asing
-
Riset: Penundaan Suntik Mati PLTU Justru Bahayakan 156 Ribu Jiwa dan Rugikan Negara Rp 1,822 T