Meski diguyur hujan, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono tetap melakukan kunjungan kerjanya untuk melihat hasil penataan permukiman kumuh padat penduduk di Kawasan Wainitu, Kota Ambon, Provinsi Maluku seluas 7,89 ha, Rabu (8/2/2017).
Menteri Basuki pada kesempatan tersebut melakukan dialog dengan anggota Badan Keswadayaan Masyarakat Kamboja tentang bantuan perbaikan rumah yang telah dilakukan pada tahun 2014 melalui Program Penataan Lingkungan Berbasis Komunitas serta kondisi lingkungannya setelah dilakukan penataan.
Pada tahun 2016, Kementerian PUPR mengalokasikan dana untuk peningkatan kualitas permukiman yang semula kumuh di Kawasan Wainitu sebesar Rp 5,13 miliar yang terdiri dari Kecamatan Sirimau dan Kecamatan Nusaniwe. "Penanganan yang dilakukan berupa pembuatan jalan lapen di Kecamatan Nusaniwe sepanjang 2.848 meter dan di Kecamatan Sirimau sepanjang 4.429 meter dengan lebar 3,5-4 meter," kata Basuki dalam keterangan resmi, Kamis (9/2/2017).
Masyarakat di Wainitu, kepada Menteri Basuki mengatakan sangat terbantu dengan program kawasan kumuh dan menyampaikan terima kasihnya. Sebelumnya kawasan tersebut, bangunannya tidak teratur, mayoritas bangunan semi permanen, drainase tak berfungsi optimal dan hanya 25 persen masyarakat yang memiliki jamban dan septic tank.
Kota Ambon sendiri berdasarkan Surat Keputusan Walikota Ambon tahun 2014, memiliki kawasan kumuh seluas 102,64 ha, yang tersebar di 15 kelurahan atau desa. Dengan kategori kumuh berat terdapat di dua kelurahan, yaitu Kelurahan Batu Merah seluas 22,51 ha dan Kelurahan Rijali 6,5 ha.
Kementerian PUPR sejak tahun 2015 telah melakukan penanganan kawasan kumuh di Kelurahan Batu Merah dengan alokasi dana Rp 500 juta untuk kegiatan berskala lingkungan. Kegiatan tersebut mencakup peningkatan kualitas jalan lingkungan (peningkatan Rabat Beton) sepanjang 1.365 meter, rehabilitasi drainase sepanjang 235 meter dan dinding sungai sepanjang 34 meter.
Bahkan pada 2016, pendanaan untuk perbaikan kualitas hidup warga di Kelurahan Batu Merah meningkat menjadi Rp 3,15 milyar. Dana tersebut dibagi menjadi dua skala prioritas, yakni skala lingkungan sebesar Rp 500 juta dan skala kawasan sebesar Rp 2,6 miliar. Untuk skala kawasan, pemerintah melakukan pembangunan jalan akses sepanjang 900 meter dan pembangun saluran drainase sepanjang 1.800 meter.
Baca Juga: Pemerintah Berencana Bangun Bendungan Way Apu di Maluku
Berita Terkait
Terpopuler
- Cara Edit Foto Pernikahan Pakai Gemini AI agar Terlihat Natural, Lengkap dengan Prompt
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
- Dedi Mulyadi 'Sentil' Tata Kota Karawang: Interchange Kumuh Jadi Sorotan
- Ditunjuk Jadi Ahli, Roy Suryo Siapkan Data Akun Fufufafa Dukung Pemakzulan Gibran
Pilihan
-
Media Belanda Julid ke Eliano Reijnders yang Gabung Persib: Penghangat Bangku Cadangan, Gagal
-
Sudah di Indonesia, Jebolan Ajax Amsterdam Hilang dari Skuad
-
Harga Emas Antam Tembus Paling Mahal Hari Ini, Jadi Rp 2.115.000 per Gram
-
Ustaz Khalid Basalamah Terseret Korupsi Kuota Haji: Uang yang Dikembalikan Sitaan atau Sukarela?
-
Belajar dari Cinta Kuya: 5 Cara Atasi Anxiety Attack Saat Dunia Terasa Runtuh
Terkini
-
IHSG Dekati 8.000, Melawan Pelemahan Bursa Asia Jelang Putusan Suku Bunga The Fed
-
Waskita Karya Kembali Masuk Top 50 Emiten dalam The 16th IICD CG Award 2025
-
Rilis Aturan Baru, OJK Minta Bank Laporkan Keuangan Transparan
-
Bos Uniqlo Ramal Dunia Bakal Bangkrut, Ini Faktornya
-
Yu Menglong Diduga Bunuh Diri, Berapa Gaji Aktor China?
-
Harga Emas Antam Tembus Paling Mahal Hari Ini, Jadi Rp 2.115.000 per Gram
-
Kucuran Dana Rp 200 Triliun Berpotensi Bikin Kredit Macet, OJK: Tidak Ada yang Dikorbankan
-
Menolak Digusur, Pria 42 Tahun Malah Bangun Rumah 10 Lantai
-
IHSG Menguat di Awal Sesi, Saham Apa Saja yang Jadi Primadona?
-
Ekonom: Jangan Ada Agenda Politis di Demo Ojol 17 September