Suara.com - Presiden Joko Widodo meminta Kementerian Perdagangan membuat terobosan. Agar optimisme rakyat Indonesia akan menjadikan kondisi perekonomian negara menjadi semakin baik.
Hal ini ditekankan Kepala Negara kepada jajarannya dalam membuka rapat kerja Kementerian Perdagangan di Istana Negara, Jakarta, Selasa (21/2/2017). Kepada jajaran di Kementerian Perdagangan, Jokowi mengingatkan pentingnya meningkatkan pelayanan dan meninggalkan cara-cara kerja lama yang tidak produktif.
"Kebiasaan-kebiasaan seperti itu harus kita hilangkan. Kita menuju pada optimisme 2045, harus diubah semuanya. Perubahan itu dimulai dari kita, mulai dari pejabat-pejabat kita," kata Jokowi.
Sebagai upaya untuk memulai mewujudkan visi besar tersebut, sejumlah arahan diberikan Kepala Negara kepada Kementerian Perdagangan dalam kaitannya dengan tugas dan fungsi. Ketersediaan stok bahan pangan dalam negeri merupakan hal yang pertama kali disinggung oleh Jokowi.
Menurutnya, ketersediaan stok bahan pangan yang mencukupi kebutuhan masyarakat amat menentukan stabilitas harga di pasar. Maka itu, informasi aktual mengenai ketersediaan stok disebut oleh Presiden amat krusial. Ia pun meminta Kementerian Perdagangan untuk beralih menuju dunia digital dengan mengembangkan aplikasi yang dapat memantau harga bahan pangan hingga ke daerah-daerah.
"Aplikasi harus bisa menginformasikan dari pasar-pasar yang ada di daerah sampai ke pusat. Segera bangun sistem itu sehingga stok itu selalu kita lihat. Kalau ada gejolak, satu atau dua bulan sebelumnya bisa kita prediksi dan antisipasi," ujar dia.
Harga bahan pangan yang melambung tinggi memang tidak semata disebabkan hanya karena ketersediaan stok bahan pangan yang tidak mencukupi. Sebab, selama ini banyak disinyalir adanya rantai distribusi pangan yang tidak efisien. Dalam kondisi seperti inilah para pemangku jabatan harus hadir menyelesaikan masalah.
"Di harga petani misalnya Rp5 ribu, di pasaran Rp15 ribu. Pasti ada yang tidak benar distribusinya kalau seperti itu. Ini yang mulai dilihat detail. Kementerian Perdagangan harus mengerti siapa pemain-pemain distribusi yang ada di tengah ini, berapa mata rantainya? Kalau sudah banyak sekali ya biayanya habis di situ, rakyat yang malah membayar," tutur dia.
Ekspansi Pasar Global yang Lebih Luas
Potensi ekspor di pasar-pasar internasional yang sebelumnya tak tersentuh kembali disinggung oleh Presiden. Negara pun disebutnya harus mampu terlebih dahulu menjajaki pasar-pasar tersebut.
"Yang namanya pasar-pasar baru sebetulnya masih sangat besar peluangnya karena tidak pernah kita urus berpuluh-puluh tahun. Jangan biarkan yang namanya swasta menerobos sendiri, biayanya terlalu besar. Negara lain pasti negaranya dulu yang hadir. Ada market intelligence yang dilakukan di sana," kata Jokowi.
Potensi yang ada di negara-negara Afrika misalnya, berdasarkan data yang ada mencapai 550 miliar dolar AS. Sementara Indonesia sendiri saat ini baru membukukan nilai ekspor sebesar 4,2 miliar dolar AS.
"Timur Tengah peluangnya juga besar sekali, 975 miliar dolar AS, kita baru masuk 5,2 miliar dolar AS. Ajak UKM-UKM kita yang telah memiliki kualitas untuk mengadakan pameran di sana," Presiden menambahkan.
Banyak negara-negara tujuan ekspor yang selama ini masih dipandang sebelah mata disebutkan oleh Presiden Joko Widodo dalam kesempatan tersebut. India, Pakistan, dan Bangladesh merupakan beberapa di antaranya.
Lebih lanjut, dalam bagian terakhir arahannya, Presiden menitipkan pesan terkait dengan kemajuan pasar tradisional kerakyatan. Ia meminta agar pasar tradisional yang ada untuk dibina agar mampu bersaing dengan pasar-pasar modern lainnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
 - 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
 - 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
 - 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
 - 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
 
Pilihan
- 
            
              Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
 - 
            
              Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
 - 
            
              Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
 - 
            
              Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
 - 
            
              Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
 
Terkini
- 
            
              Kala Purbaya Ingin Rakyat Kaya
 - 
            
              Didesak Pensiun, Ini Daftar 20 PLTU Paling Berbahaya di Indonesia
 - 
            
              IHSG Berakhir Merosot Dipicu Aksi Jual Bersih Asing
 - 
            
              Riset: Penundaan Suntik Mati PLTU Justru Bahayakan 156 Ribu Jiwa dan Rugikan Negara Rp 1,822 T
 - 
            
              Rupiah Terkapar Lemah di Penutupan Hari Ini ke Level Rp 16.700 per USD
 - 
            
              Emiten Milik Sandiaga Uno SRTG Tekor Rp 2,43 Triliun di Kuartal III-2025
 - 
            
              Inflasi YoY Oktober 2,86 Persen, Mendagri: Masih Aman & Menyenangkan Produsen maupun Konsumen
 - 
            
              BSU Rp600 Ribu Cair November 2025? Cek Informasi Terbaru dan Syarat Penerima
 - 
            
              Jadi Piutang, WIKA Masih Tunggu Pembayaran Klaim Proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung Rp 5,01 T
 - 
            
              Negara Tanggung Jawab Siap Lunasi Utang Kereta Cepat Jakarta Bandung Rp 119,35 Triliun