Kinerja pasar Asia bervariasi di hari Kamis (23/2/2017) saat para investor mengevaluasi kembali notulen rapat FOMC yang berimbang. Nada notulen ini secara keseluruhan gagal memperkuat ekspektasi kenaikan suku bunga di bulan Maret sehingga Rupiah menguat terhadap Dolar AS. Apabila ketidakpastian Trump dan kurangnya kejelasan mengenai proposal kebijakan fiskal terus menekan USD, maka USDIDR dapat kembali bergerak menuju 13280.
"Kondisi pasar yang sedikit melemah dan kembalinya fokus pada risiko politik di Eropa telah memicu penghindaran risiko dan dapat memberi pengaruh pada peningkatan Indeks Harga Saham Gabungan di jangka pendek," kata Lukman Otunuga, Research Analyst Forextime dalam keterangan resmi, Jumat (24/2/2017).
Adapun pasar global relatif tidak bergerak pada akhir perdagangan hari Rabu (22/2/2017) setelah notulen rapat Fed yang sedikit hawkish gagal meyakinkan pasar mengenai kenaikan suku bunga di bulan Maret. Walaupun banyak anggota Fed berulang kali menyuarakan bahwa kenaikan suku bunga mungkin layak dilakukan kembali "dalam waktu cukup dekat", investor masih terus dihadapkan pada kurangnya komitmen lini waktu kenaikan dan ketidakjelasan secara umum.
Ketidakpastian Trump masih menjadi topik utama dan kekhawatiran tentang bagaimana kebijakan Trump akan memengaruhi prospek ekonomi AS terus meningkat, sehingga Fed mungkin terdorong untuk mempertahankan posisi waspada hingga kuartal kedua 2017. Walaupun masih terus ada wacana dari para pejabat hawkish Fed bahwa kenaikan suku bunga mungkin dilakukan di bulan Maret, tampaknya kenaikan tidak mungkin terjadi di bulan Maret dan lebih mungkin dilaksanakan di bulan Juni.
"Apabila data ekonomi AS berulang kali melampaui ekspektasi dan sektor tenaga kerja menampilkan stabilitas, bank sentral AS mungkin mengejutkan pasar dengan meningkatkan suku bunga di bulan Mei," ujar Lukman.
Tekait kurs Euro, ketidakpastian yang menyelimuti Zona Euro membuat Euro berisiko mengalami penurunan tajam pekan ini. Dari sudut pandang teknikal, EURUSD mengalami tekanan jual di rentang waktu harian dan para penjual mengeksploitasi momentum penurunan untuk mengantarkan harga menuju 1.0500. Karena konsisten terjadi level terendah yang lebih rendah dan level tertinggi yang lebih rendah dan indikator lagging mengarah ke bawah, persyaratan tren bearish pun terpenuhi.
"Breakdown tegas di bawah 1.0500 dapat membuka penurunan lebih lanjut menuju level support berikutnya yaitu 1.0350," tutup Lukman.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Mobil Sedan Bekas Mulai 15 Jutaan, Performa Legenda untuk Harian
- Siapa Saja 5 Pelatih Tolak Melatih Timnas Indonesia?
- Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
- 5 Pilihan Sunscreen Wardah dengan SPF 50, Efektif Hempas Flek Hitam hingga Jerawat
- Siapa Shio yang Paling Hoki di 5 November 2025? Ini Daftar 6 yang Beruntung
Pilihan
-
PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
-
Menkeu Purbaya Segera Ubah Rp1.000 jadi Rp1, RUU Ditargetkan Selesai 2027
-
Menkeu Purbaya Kaji Popok Bayi, Tisu Basah, Hingga Alat Makan Sekali Pakai Terkena Cukai
-
Comeback Dramatis! Persib Bandung Jungkalkan Selangor FC di Malaysia
-
Bisnis Pizza Hut di Ujung Tanduk, Pemilik 'Pusing' Berat Sampai Berniat Melego Saham!
Terkini
-
Rupiah Diprediksi Melemah Sentuh Rp16.740 Jelang Akhir Pekan, Apa Penyebabnya?
-
Menteri Hanif: Pengakuan Hutan Adat Jadi Fondasi Transisi Ekonomi Berkelanjutan
-
OJK Tegaskan SLIK Bukan Penghambat untuk Pinjaman Kredit
-
Tak Ada 'Suntikan Dana' Baru, Menko Airlangga: Stimulus Akhir Tahun Sudah Cukup!
-
ESDM Masih Hitung Kuota Impor BBM untuk SPBU Swasta, Kemungkinan Naik
-
Jadwal, Ketentuan, dan Dokumen Wajib KJP Subsidi Pasar Jaya 2025
-
PGAS Gencar Perluas Jaringan CNG untuk Industri Hingga Ritel
-
IHSG Pecah Rekor Lagi Hari Ini, Apa Pemicunya
-
Jadwal Magang Nasional 2025 Batch 2: Dapatkan Uang Saku UMK dan Sertifikasi
-
Belum Ada Kata Sepakat, Shell Indonesia Mau Temui Pemerintah Lagi Bahas Stok BBM