Rupiah menampilkan kekuatan terhadap Dolar AS pada awal perdagangan hari Rabu (22/2/2017) saat investor menantikan rilis rapat FOMC yang sangat dinantikan. Sejak awal tahun ini, gabungan antara fundamental ekonomi Indonesia yang stabil dan kenaikan harga berbagai komoditas telah membantu Rupiah untuk bertahan dari kejutan negatif.
"USDIDR dapat menghadapi volatilitas apabila notulen rapat Fed sesuai dengan pernyataan hawkish sebagian besar anggota FOMC. Sentimen terhadap Indonesia secara umum cenderung positif dan optimisme terhadap pertumbuhan ekonomi global pun meningkat sehingga Indeks Harga Saham Gabungan berhasil menguat pada sesi perdagangan hari Rabu," kata Lukman Otunuga, Research Analyst Forextime, dalam keterangan resmi, Kamis (23/2/2017).
Disisi lain, meningkatnya optimisme tentang pertumbuhan ekonomi global telah membangkitkan selera risiko investor sehingga saham global mendekati rekor tertinggi di pekan ini. Pasar Asia bullish pada perdagangan hari Rabu dan selera trading risk on mendorong peserta pasar untuk melejitkan pasar Eropa ke teritori tertinggi.
Wall Street dapat semakin menguat karena peningkatan spekulasi pemangkasan pajak dan deregulasi mendongkrak pertumbuhan ekonomi AS. Walaupun reli pasar saham saat ini cukup beralasan, peningkatan risiko politik di seluruh dunia dan ketidakpastian yang terus berlangsung dapat menjadi faktor penghalang bagi keberlanjutan reli ini. "Pasar saham dapat menghadapi tekanan jual apabila kegelisahan terkait perkembangan situasi Eropa dan kekecewaan terhadap kebijakan ekonomi mendatang Trump memicu gelombang penghindaran risiko," ujar Lukman.
Poundsterling tertekan
Poundsterling terpapar pada risiko penurunan tajam di hari Rabu (22/2/2017) karena data ekonomi yang bervariasi dari Inggris Raya memicu kegelisahan seputar Brexit. Walaupun pertumbuhan ekonomi Inggris tumbuh lebih cepat dari yang diperkirakan pada kuartal terakhir 2016 dengan laju 0,7 persen, penurunan yang terlihat jelas untuk investasi bisnis di kuartal yang sama telah menimbulkan kekhawatiran tentang pengaruh peningkatan ketidakpastian terhadap investasi di tahun ini.
Poundsterling tetap sangat terpengaruh oleh perkembangan Brexit dan dapat semakin melemah karena ketidakpastian sangat mengganggu ketertarikan investor terhadap mata uang ini. "GBP/USD tetap sangat tertekan pada rentang waktu harian. Apabila terjadi breakdown di bawah 1.2400 maka dapat terbuka jalan menuju 1.2300," kata Lukman.
Berita Terkait
Terpopuler
- 17 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 20 September: Klaim Pemain 110-111 dan Jutaan Koin
- Prompt Gemini AI untuk Edit Foto Masa Kecil Bareng Pacar, Hasil Realistis dan Lucu
- Siapa Zamroni Aziz? Kepala Kanwil Kemenag NTB, Viral Lempar Gagang Mikrofon Saat Lantik Pejabat!
- Bali United: 1 Kemenangan, 2 Kekalahan, Johnny Jansen Dipecat?
- Jelajah Rasa! Ini Daftar Kota di Jawa Tengah yang Jadi Surganya Pecinta Kuliner
Pilihan
-
Malaysia Turunin Harga Bensin, Netizen Indonesia Auto Julid: Di Sini yang Turun Hujan Doang!
-
Drama Bilqis dan Enji: Ayu Ting Ting Ungkap Kebenaran yang Selama Ini Disembunyikan
-
Rapor Dean James: Kunci Kemenangan Go Ahead di Derby Lawan PEC Zwolle
-
Nostalgia 90-an: Kisah Tragis Marco Materazzi yang Nyaris Tenggelam di Everton
-
5 Rekomendasi HP 1 Jutaan Memori 256 GB Terbaru September 2025
Terkini
-
Merasa Terlindungi, Guru di Sukabumi Ceritakan Pengalaman Positif dengan JKN
-
Rupiah Terkapar Tak Berdaya Lawan Dolar AS Hari ini ke Level Rp 16.600
-
BTN Syariah Akan Berubah Jadi Bank Syariah Nasional, Layani Tabungan Emas Hingga Haji
-
CFX Catat Transaksi Derivatif Kripto Tembus Rp73,8 Triliun
-
Profil PT Sejahtera Bintang Abadi Textile Tbk (SBAT): Raksasa Tekstil Resmi Pailit!
-
The Fed Pangkas Suku Bunga, Harga Bitcoin Langsung Terbang?
-
Rupiah Jebol Rp16.600, Bos BI Turun Tangan Hingga Ungkap 'Jurus' Stabilisasi'
-
UMP 2026 Naik? Menaker: Sedang Dikaji!
-
Ikut Rombongan Prabowo ke AS, Bos Garuda Indonesia Lagi Nego-nego Pembelian Pesawat Boeing
-
Pensiunan ASN Bisa Bisnis Toko Kelontong Modern dengan Modal Rp 45 Juta, Begini Caranya