Tokyu Land Corporation memperkenalkan strategi pemasaran baru dengan menampilkan tur virtual reality (VR) dari fasilitas-‐fasilitas yang tersedia di marketing gallery kondominium "BRANZ Simatupang", kondominium, yang saat ini dijual melalui anak perusahaannya di Indonesia, yaitu PT. Tokyu Land Indonesia.
HTC Vive head-‐mounted display akan diperkenalkan di marketing gallery BRANZ untuk menampilkan tur VR. Laser dipasang di dalam experience booth (berukuran:lebar 3m x panjang 3m x tinggi 2m), merasakan gerakan dari pengguna dan menyelaraskan gambar yang ada di dalam headset, dan menyajikan tur mendalam dari fasilitas yang ada. "HTC Vive adalah merek dagang terdaftar dari HTC Corporation dan sistem ini dikembangkan oleh agen periklanan J&F Advertising Inc. yang bekerjasama dengan CG development studio QLEA," kata Presiden Direktur PT. Tokyu Land Indonesia, Keiji Saito, dalam keterangan tertulis, belum lama ini.
Sampai saat ini, gambar konsep dan sketsa yang digambarkan ke pelanggan adalah representasi dari kondominium versi akhir. Namun, sistem VR yang baru saja dibuat ini akan memperlihatkan visualisasi kediaman lengkap dari sudut ke sudut dengan kondisi kediaman yang telah selesai dibangun.
Headset akan memungkinkan pelanggan merasakan area-‐area yang sedang dalam konstruksi, termasuk ruangan-ruangan umum seperti pintu masuk, lounge, begitu juga lobi utama dengan udara terbuka, teras taman dengan kolam renang dan area drop off yang luas.
Ekspansi Luar Negeri "BRANZ”, Kondominium dari Tokyu Land Corporation
Tokyu Land Corporation mulai memperluas bisnisnya ke Indonesia pada tahun 1975 dan mendirikan anak perusahaan barunya di luar negeri, yaitu TLID pada tahun 2012 untuk memulai pengembangan bisnis yang mandiri di Indonesia. Dengan membawa konsep BRANZ yaitu “the residence that inspires” ke dalam bisnis penjualan kondominium di Indonesia, TLID mengedepankan daya tariknya sebagai perusahaan Jepang, dan juga menekankan bahwa produknya adalah bangunan dengan kualitas Jepang.
Tokyu Land Corporation memulai penjualan kondominium BRANZ pada tahun 2015, sebagai trial pertama di luar negeri dari perusahaan real estate Jepang. "BRANZ SIMATUPANG" adalah kondominium dengan 27 lantai dan 381 kamar, terletak di wilayah Simatupang, Jakarta Selatan, dan terus mendapatkan pengakuan lokal sebagai penggabungan teknologi Jepang, dalam hal desain, pengembangan, konstruksi, penjualan, dan pemasaran yang semua dilakukan oleh perusahaan Jepang.
Baca Juga: Potensi Bisnis Properti Jakarta Timur Paling Tinggi di Ibu Kota
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Jelang Akhir Tahun Realisasi Penyaluran KUR Tembus Rp240 Triliun
-
Jabar Incar PDRB Rp4.000 Triliun dan Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen
-
BRI Insurance Bidik Potensi Pasar yang Belum Tersentuh Asuransi
-
Cara SIG Lindungi Infrastruktur Vital Perusahaan dari Serangan Hacker
-
Dukung Implementasi SEOJK No. 7/SEOJK.05/2025, AdMedika Perkuat Peran Dewan Penasihat Medis
-
Fakta-fakta RPP Demutualisasi BEI yang Disiapkan Kemenkeu
-
Rincian Pajak UMKM dan Penghapusan Batas Waktu Tarif 0,5 Persen
-
Tips Efisiensi Bisnis dengan Switchgear Digital, Tekan OPEX Hingga 30 Persen
-
Indef: Pedagang Thrifting Informal, Lebih Bahaya Kalau Industri Tekstil yang Formal Hancur
-
Permata Bank Targetkan Raup Rp 100 Miliar dari GJAW 2025