Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa mengapresiasi positif langkah terobosan Walikota Solok Zul Elfian dalam percepatan penanggulangan kemiskinan dengan memberikan insentif khusus bagi Keluarga Penerima Program Keluarga Harapan (PKH) di wilayahnya.
"Sepanjang saya keliling Indonesia memantau pencairan dan pelaksanaan PKH, baru kali ini saya mendapatkan komitmen dari pemimpin daerah yang begitu besar dalam intervensi dan integrasi berbagai bantuan sosial, integrasi dengan badan amil zakat, dermawan serta philantrophy yang akan menjadi bapak atau ibu asuh keluarga penerima manfaat PKH," kata Mensos saat memantau proses pencairan bantuan sosial PKH Non Tunai bersama BRI di Kota Solok, Sumatera Barat, Jumat (10/3/2017).
Khofifah mengatakan Walikota Solok Zul Elfian merumuskan dua langkah dalam upaya percepatan penanggulangan kemiskinan. Pertama, menyalurkan sebagian dana Badan Amil Zakat kepada penerima PKH sebesar Rp900.000 per tahun untuk setiap KPM. Kedua, memberikan apresiasi kepada anggota penerima PKH yang mau berhenti merokok berupa insentif sebesar Rp750.000 per tahun untuk setiap KPM.
"Jadi tadi sudah ada koordinasi bahwa badan amil zakat akan mentransfer sebagian dananya kepada penerima PKH karena sesungguhnya mereka termasuk katagori mustahik atau orang yang berhak menerima zakat," kata Mensos.
Khofifah mengatakan pemberian insentif semacam ini sangat efektif dalam mengurangi beban ekonomi keluarga penerima PKH. Pada akhirnya terjadi proses pengentasan kemiskinan akan lebih cepat.
"Ini kali pertama ada komitmen pemimpin daerah memberikan apresiasi kepada anggota keluarga PKH yang berhenti merokok. Saya rasa ini positif. Mengingat pengeluaran keuangan keluarga tidak mampu yang cukup besar selain untuk kebutuhan pangan berupa beras, salah satunya adalah untuk membeli rokok," paparnya.
Sementara itu sesuai hasil koordinasi antara Mensos dengan Walikota Solok, Kementerian Sosial akan menjadikan Kota Solok sebagai Laboratorium Percontohan Program Percepatan Penanganan Fakir Miskin.
Untuk itu, lanjut Khofifah, ia telah meminta Pemkot Solok segera berkoordinasi dengan tim di Kementerian Sosial untuk membahas dengan serius model intervensi dan integrasi beragam bansos ini. Mulai integrasi data, sistem layanan dan rujukannya serta komplementaritasnya sehingga dapat dirurumuskan kemungkinan formula ini dapat pula diterapkan di daerah lain.
Baca Juga: Kemensos akan Bangun Hunian Tetap untuk Suku Anak Dalam
"Saya optimistis model yang telah diterapkan di Solok ini akan sangat membantu masyarakat miskin. Ini sungguh komitmen dan gagasan yang luar biasa," tuturnya bersemangat.
Sementara itu Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Harry Hikmat mengatakan Kota Solok merupakan kota pertama di Provinsi Sumatera Barat yang melaksanakan pencairan bansos PKH secara non tunai pada 2017.
"Pencairan PKH secara non tunai untuk Kota Solok mendapat dukungan penuh dari BRI. Kami bersyukur kini KPM di Kota Solok telah memulai era baru penyaluran bansos. Saya harap para pendamping PKH terus mengedukasi dan menyosialisasikan cara penggunaaan Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) baru yang berfungsi sebagai ATM sekaligus tabungan," jelasnya.
Total bantuan sosial untuk Kota Solok pada 2017 adalah Rp6.356.649.600. Dengan rincian bansos PKH non tunai untuk 1.288 keluarga senilai Rp2.433.320.000. Bantuan Beras Sejahtera untuk 2.256 keluarga senilai Rp3.094.329.600.
Selanjutnya bantuan Disabilitas untuk 10 jiwa senilai Rp30.000.000, bantuan Lansia untuk 10 jiwa senilai Rp30.000.000. Bantuan Usaha Ekonomi Produktif-Kelompok Usaha Bersama (UEP-KUBE) untuk 330 keluarga senilai Rp660.000, bantuan sosial e-Warung Gotong Royong (e-Warong) untuk 3 kelompok senilai Rp30.000, serta bantuan hibah dalam negeri untuk 370 keluarga senilai Rp78.000.000.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Fakta-Fakta Demo Timor Leste: Tekanan Ekonomi, Terinspirasi Gerakan Warga Indonesia?
-
Alasan Eks Menteri Sebut DJP 'Berburu Pajak di Kebun Binatang': Masalah Administrasi Serius
-
Nama Pegawai BRI Selalu Dalam Doa, Meski Wajahnya Telah Lupa
-
Pemerintah Siapkan 'Karpet Merah' untuk Pulangkan Dolar WNI yang Parkir di Luar Negeri
-
Spesifikasi E6900H dan Wheel Loader L980HEV SDLG Indonesia
-
Kartu Debit Jago Syariah Kian Populer di Luar Negeri, Transaksi Terus Tumbuh
-
BRI Dukung JJC Rumah Jahit, UMKM Perempuan dengan Omzet Miliaran Rupiah
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Bahlil 'Sentil' Pertamina: Pelayanan dan Kualitas BBM Harus Di-upgrade, Jangan Kalah dari Swasta!
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina