Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa meresmikan Kampung Kesetiakawanan Sosial "Saiyo Sakato" di Kelurahan Balai Gadang, Kecamatan Koto Tangah, Kota Padang, Kamis (9/3/2017). Kampung ini menampung 40 Kepala Keluarga dan 152 jiwa yang semula adalah gelandangan dan pengemis.
"Kampung Kesetiakawanan Sosial ini merupakan bagian dari Program Rehabilitasi Sosial gelandangan dan pengemis melalui pengembangan model program Desaku Menanti. Program ini merupakan solusi efektif untuk mewujudkan Indonesia Bebas Anak Jalanan, Gelandangan dan Pengemis ," kata Mensos Khofifah.
Khofifah menjelaskan dengan adanya rumah yang telah dilengkapi listrik, air bersih, bantuan isi rumah, bantuan usaha, serta pelatihan yang memadai maka gelandangan dan pengemis dapat tinggal di tempat yang layak dan dapat memulai usaha baru. Sementara bagi anak-anak yang sebelumnya tinggal di kolong jembatan atau jalanan kini mereka sekeluarga bisa tinggal di rumah dan kembali ke sekolah.
Tahap selanjutnya, kata Mensos, adalah melengkapi administrasi kependudukan bagi tiap keluarga baik Kartu Tanda Penduduk maupun Kartu Keluarga. Dengan memiliki identitas kependudukan diharapkan mereka segera dapat didaftarkan sebagai penerima Program Perlindungan Sosial dari pemerintah, baik itu Kartu Indonesia Sehat (KIS), Kartu Indonesia Pintar (KIP), atau bantuan sosial Program Keluarga Harapan (PKH), maupun bantuan pangan Beras Sejahtera (Rastra).
"Dengan intervensi yang menyeluruh ini diharapkan kualitas hidup mereka semakin baik, perlahan tapi pasti kondisi ekonomi mereka semakin meningkat dan pada akhirnya mereka tidak akan kembali ke jalanan lagi," harap Mensos.
Program Rehabilitasi Sosial gelandangan dan pengemis melalui Program Desaku Menanti merupakan upaya untuk mengembalikan keberfungsian sosial mereka sehingga mampu melakukan perubahan mendasar yakni kebiasaan meminta-minta menjadi lebih mandiri dalam bekerja dan berusaha.
Desaku Menanti melibatkan enam unsur sekaligus yaitu Kemensos sebagai leading sector, bersama pemerintah provinsi, pemerintah kota, lembaga swadaya masyarakat, gelandangan dan pengemis, serta partisipasi masyarakat.
Progam ini pertama kali diluncurkan pada 2014 di Pasuruan. Tahun berikutnya diluncurkan di Yogyakarta dan Malang. Menyusul Padang dan pada 2017 ini Kemensos tengah mempersiapkan di Jeneponto Sulawesi Selatan.
Baca Juga: Jaminan Hidup di Garut Kisruh, Kemensos Minta Pendataan Ulang
"Di Pasuruan mereka sudah bekerja, usahanya sudah membuahkan hasil. Ada yang beternak lele, beternak ayam, membikin dan menjual bakso, serta menjahit. Jadi program ini efektif tidak mengembalikan mereka ke jalan karena mereka sudah memiliki kehidupan yang terhormat, di desa itu mereka punya paguyuban, punya pengajian sudah layak seperti masyarakat biasa," papar Mensos.
Direktur Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial dan Korban Perdagangan Orang, Sonny Manalu mengatakan total bantuan Kementerian Sosial dalam program Desaku Menanti untuk Kota Padang mencapai Rp1,8 miliar. Bantuan tersebut meliputi Bantuan Bimbingan Rehabilitasi Sosial dan Bimbingan Keterampilan total Rp42 juta, Bantuan Jaminan Hidup untuk 152 jiwa selama 3 bulan total Rp342 juta, Bantuan Bahan Baku Rumah untuk 40 KK total Rp1,2 miliar, bantuan peralatan rumah tangga senilai total Rp60 juta, Bantuan Usaha Ekonomi Produktif (UEP) untuk 40 KK total sebesar Rp200 juta, serta Bantuan Biaya Operasional total sebesar Rp20 juta.
Mensos mengatakan Kementerian Sosial bersama Dinas Sosial di Kabupaten dan Kota di seluruh Indonesia sejak Januari 2015 telah melakukan pemetaan potensi wilayah yang memiliki jumlah gelandangan, pengemis dan anak jalanan tinggi. "Lalu Kemensos bersama dinsos menyusun target dan bersepakat bahwa Desember 2017 dengan melalui berbagai bantuan dan program maka mestinya Indonesia Bebas Anak Jalanan dan Indonesia Bebas Gelandangan dan Pengemis," tambahnya.
Untuk menuju target tersebut di akhir 2017, diakui Mensos tidak mudah jika Kementerian Sosial berjalan sendiri. Gotong royong antara pemda bersama segenap stakeholder perlu terus ditingkatkan. Seperti halnya di Kota Padang dimana pemda bersama-sama BUMN, BUMD, Dharma Wanita Kota Padang, Gerakan Organisasi Wanita.
"Saya atas nama seluruh keluarga besar Kemensos mengucapkan terimakasih atas ikhtiar, kegotongroyongan yang luar biasa yang memberikan seluruh kelengkapan fasilitas untuk warga di Kampung Kesetiakawanan Sosial Saiyo Sakato di Kota Padang ini," demikian Mensos.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Pilihan Baru BBM Ramah Lingkungan, UltraDex Setara Standar Euro 5
-
Pelanggan Pertamina Kabur ke SPBU Swasta, Kementerian ESDM Masih Hitung Kuota Impor BBM
-
Kementerian ESDM Larang SPBU Swasta Stop Impor Solar di 2026
-
59 Persen Calon Jamaah Haji Telah Melunasi BIPIH Melalui BSI
-
Daftar Lengkap Perusahaan Aset Kripto dan Digital yang Dapat Izin OJK
-
CIMB Niaga Syariah Hadirkan 3 Produk Baru Dorong Korporasi
-
Negara Hadir Lewat Koperasi: SPBUN Nelayan Tukak Sadai Resmi Dibangun
-
Kemenkop dan LPDB Koperasi Perkuat 300 Talenta PMO Kopdes Merah Putih
-
Kantor Cabang Bank QNB Berguguran, OJK Ungkap Kondisi Karyawan yang Kena PHK
-
Sepekan, Aliran Modal Asing ke Indonesia Masuk Tembus Rp240 Miliar