Suara.com - Presiden Joko Widodo menggelar pertemuan dengan Pimpinan Lembaga Negara di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (14/3/2017). Dalam pertemuan yang dibungkus tema silaturahmi ini, Jokowi mengutarakan situasi kebangsaan dan tantangan Indonesia ke depan di tengah situasi ekonomi global.
"Silaturahmi seperti ini akan terus kita jalin untuk membawa pesan kepada masyarakat, bahwa persatuan, kesatuan, kebersamaan sangat dibutuhkan untuk menghadapi berbagai tantangan kebangsaan, tantangan global dan ketidakpastian yang semkin berat yang kita rasakan selama ini. Maupun tantangan-tantangan ke depan," kata Jokowi.
Kepada para pimpinan lembaga negara, Jokowi memberikan gambaran tentang kondisi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang dibandingkan dengan negara-negara lain. Serta tantangan berat yang dihadapi Indonesia dalam kondisi ekonomi global.
"Saya kira yang paling berat saat ini adalah kesenjangan dan apa yang sedang kita kerjakan, dan yang kita lakukan. Nantinya kami mohon masukan dari Bapak-Ibu seluruh pimpinan lembaga negara yang hadir siang ini," ujar dia.
Menurut mantan Gubernur DKI Jakarta ini, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2016 lalu mencapai 5,02 persen. Hal itu dianggap Jokowi sebagai capaian yang cukup baik.
"Ini patut kami syukuri, karena pada 2015 hanya mencapai 4,88 persen. Kalau kita bandingkan dengan negara-negara lain, kita patut bersyukur," tandas dia.
Dalam pertemuan ini Jokowi didampingi Wakil Presiden Jusuf Kalla dan sejumlah Menteri Kabinet. Para Menteri Kabinet yang hadir adalah Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan, Menko Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Sekretaris Negara Pratikno dan Sekretaris Kabinet Pramono Anung.
Sedangkan pimpinan lembaga negara yang hadir salah satu diantaranya yaitu, Ketua DPR Setya Novanto, Ketua MPR Zulkifli Hasan, Ketua DPD Muhammad Saleh, Ketua Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK) Harry Azhar Azis. Selain itu juga hadir para pimpinan DPR, pimpinan DPD dan pimpinan MPR lainnya.
Berita Terkait
-
Jokowi Ingin Pembangunan Kilang Bontang Dongkrak Ekonomi Kaltim
-
Jokowi dan SBY Sepakat Harus Ada Tradisi Estafet Pembangunan
-
Sistem Ekonomi Kapitalis Hasilkan Krisis Berkali-kali
-
Kebijakan Ekonomi 1967 Membuka Peluang Penjajahan Bentuk Baru
-
Jokowi: Infrastruktur Pelabuhan Merak dan Bakauheni Diperbaiki
Terpopuler
- Belajar dari Tragedi Bulan Madu Berujung Maut, Kenali 6 Penyebab Water Heater Rusak dan Bocor
- Penampakan Rumah Denada yang Mau Dijual, Lokasi Strategis tapi Kondisinya Jadi Perbincangan
- Prabowo Disebut Ogah Pasang Badan untuk Jokowi Soal Ijazah Palsu, Benarkah?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Ketiga 13-19 Oktober 2025
- Reaksi Kocak Amanda Manopo Ditanya Malam Pertama Usai Menikah: Kita Coba Hari Ini
Pilihan
-
Warisan Utang Proyek Jokowi Bikin Menkeu Purbaya Pusing: Untungnya ke Mereka, Susahnya ke Kita!
-
Tokoh Nasional dan Kader Partai Lain Dikabarkan Gabung PSI, Jokowi: Melihat Masa Depan
-
Proyek Rp65 Triliun Aguan Mendadak Kehilangan Status Strategis, Saham PANI Anjlok 1.100 Poin
-
Pundit Belanda: Patrick Kluivert, Alex Pastoor Cs Gagal Total
-
Tekstil RI Suram, Pengusaha Minta Tolong ke Menkeu Purbaya
Terkini
-
Drama Saham DADA: Dari Terbang 1500 Persen ke ARB Berjamaah, Apa Penyebabnya?
-
Emiten Afiliasi Haji Isam PGUN Buka Suara Soal Lahan Sawit
-
Resmi! Pansel Dewas dan Direksi BPJS 2026-2031 Dibentuk, Seleksi Dimulai Pekan Ini
-
Menko Airlangga Bongkar Alasan Cabut PIK 2 dari Daftar PSN Prabowo
-
Telkom Dukung Kemnaker Siapkan Program Pemagangan bagi Lulusan Perguruan Tinggi Seluruh Indonesia
-
Warisan Utang Proyek Jokowi Bikin Menkeu Purbaya Pusing: Untungnya ke Mereka, Susahnya ke Kita!
-
Menkeu Purbaya soal Perang Dagang AS-China: Biar Aja Mereka Berantem, Kita Untung!
-
Dikritik 'Cawe-Cawe' Bank BUMN, Menkeu Purbaya: Saya Dewas Danantara!
-
Jurus Kilang Pertamina Internasional Hadapi Tantangan Ketahanan Energi
-
IFG Catat Pengguna Platform Digital Tembus 300 Ribu Pengguna