Pasca penghentian penempatan Tenaga Kerja Indonsia ke negara – negara timur tengah yang diterapkan Pemerintah RI, ternyata terjadi kecolongan. Hal ini terlihat maraknya penempatan TKI ke negara timur tengah baik itu dalam katagori unprosudural maupun TPPO (Tindak Pidana Perdagangan Orang).
Penempatan TKI yang tak sesuai prosedur maupun TPPO ke negara timur tengah makin marak, tak lepas dari masih lemahnya antisipasi di tanah air serta adanya keterlibatan PJTKI yang bersekongkol dengan pihak – pihak di negara penempatan.
Setelah kasus penempatan TKI unprosedural di kota Jeddah, Arab Saudi, terungkap pada bulan November 2016. Pada bulan Maret 2017 kembali lagi terjadi penempatan TKI unprosedural di kota Riyadh Saudi Arabia.
Oktavian Hardianto, Sekjen POSPERTKI (Posko Perjuangan TKI) Saudi Arabia menjelaskan, bahwa penempatan TKI Unprosudural maupun TPPO sudah terjadi sejak lama. Modus yang dilakukan sebagian besar menggunakan visa formal yang direkrut salah satu agency di Saudi Arabia. Para korban dijanjikan akan dipekerjakan sebagai cleaning service dirumah sakit dan sejenisnya, tetapi setibanya di Saudi Arabia mereka diperdagakan sebagai pekerja rumah tangga,” jelasnya dalam keterangan tertulis, Minggu (9/4/2017).
Hal ini merujuk pada kasus TKI unprosedural yang direkrut perusahaan Team Time Co (TTco) yang berdomisili di kota Jeddah. Mudahnya langkah TTco merekrut TKI tersebut dikarenakan adanya peran aktif dari PJTKI, dan mungkin saja ada keterlibatan oknum di tanah air.
Oktavian yang juga merupakan Wakil Sekretaris DPLN PDI Perjuangan Saudi Arabia, mengapresiasi langkah Menteri Tenaga Kerja RI dan KJRI Jeddah yang melakukan langkah cepat dalam menindak lanjuti kasus tersebut. Seperti halnya Menteri Tenaga Kerja RI langsung menjatuhkan sanksi tegas kepada PJTKI yang terlibat atas operasi penempatan TKI unprosedural perusahaan TTco di Jeddah. Disisi lain diapresiasi pula KJRI Jeddah yang berhasil menyelamatkan para korban dan sudah kembali ke tanah air.
Walaupun demikian, Oktavian mempertanyakan adanya beberapa PJTKI yang diduga terlibat dalam operasi penempatan TKI unprosedural perusahaan TTco di Jeddah, luput dari pengusutan dan sanksi. Berdasarkan pengakuan korban (TKI), beberapa PJTKI seperti Bin Hasan, Trisula, dan beberapa lainnya terlibat dalam operasi tersebut. Tetapi sepertinya PJTKI tersebut belum tersentuh.
“Informasi yang kita terima, bahwa Pemerintah kesulitan mengusut mereka karena minimnya bukti. Pemerintah merujuk pada data visa dari Pemerintah Saudi Arabia (Enjaz), tidak tercantumnya nama PJTKI tersebut. Tetapi disisi lain dari pengakuan TKI yang merupakan korban menyatakan mereka diberangkatkan oleh PJTKI tersebut. Seharusnya pengakuan korban tersebut bisa dijadikan bukti untuk ditelusuri.
Baca Juga: Lagi, Malaysia Deportasi Puluhan TKI
Tidak tercantumnya nama PJTKI tersebut dalam data Enjaz, bisa saja ini permainan para PJTKI tersebut dengan cara menitipkan proses ke PJTKI mitra mereka,” ungkap Oktavian pada Jum’at (8/4/2017).
Oktavian pun mengatakan bahwa hal ini pun sudah disampaikan ke Menteri Tenaga Kerja RI berikut data – data PJTKI berdasarkan pengakuan TKI. Masih maraknya penempatan TKI unprosedural dan TPPO, tak lepas dikarenakan aktor utama yang berperan dibalik layar belum tersentuh,” tutupnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
 - 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
 - 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
 - 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
 - 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
 
Pilihan
- 
            
              Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
 - 
            
              Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
 - 
            
              Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
 - 
            
              Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
 - 
            
              Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
 
Terkini
- 
            
              Bertemu Wapres Gibran, Komite Otsus Papua Minta Tambahan Anggaran Hingga Dana BLT Langsung ke Rakyat
 - 
            
              Sambut Bryan Adams Live in Jakarta 2026, BRI Sediakan Tiket Eksklusif Lewat BRImo
 - 
            
              Proyek Waste to Energy Jangan Hanya Akal-akalan dan Timbulkan Masalah Baru
 - 
            
              Geger Fraud Rp30 Miliar di Maybank Hingga Nasabah Meninggal Dunia, OJK: Kejadian Serius!
 - 
            
              Laba PT Timah Anjlok 33 Persen di Kuartal III 2025
 - 
            
              Kala Purbaya Ingin Rakyat Kaya
 - 
            
              Didesak Pensiun, Ini Daftar 20 PLTU Paling Berbahaya di Indonesia
 - 
            
              IHSG Berakhir Merosot Dipicu Aksi Jual Bersih Asing
 - 
            
              Riset: Penundaan Suntik Mati PLTU Justru Bahayakan 156 Ribu Jiwa dan Rugikan Negara Rp 1,822 T
 - 
            
              Rupiah Terkapar Lemah di Penutupan Hari Ini ke Level Rp 16.700 per USD