Ekonom Konstitusi, Defiyan Cori, menuturkan pencopotan Direktur Utama PT Garuda Indonesia Tbk, Arief Wibowo oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno sangat membingungkan. Sebab kebijakan ini dilakukan Rini pada saat Garuda Indonesia baru saja memperoleh penghargaan sebagai salah satu dari 10 maskapai terbaik dunia, yaitu TripAdvisor Traveller's Choice Awards yang penilaiannya dilakukan oleh TripAdvisor Flight.
"Ini adalah pemecatan Direksi BUMN yang berprestasi kedua kalinya pasca pencopotan Direktur Utama Pertamina, Dwi Soetjipto. Jika proses manajemen seperti ini menjadi kebiasaan Kementerian BUMN, maka tentu saja akan berdampak secara psikologis pada Direksi-Direksi BUMN lainnya yang belum terkena kasus pencopotan semau gue tersebut," kata Defiyan saat dihubungi Suara.com, Selasa (18/7/2017).
Tanpa adanya standar penghargaan dan hukuman (reward dan punishment) yang jelas, maka bukan tidak mungkin akan terjadi disinsentif dan kurangnya motivasi pada para Direksi dan karyawan BUMN. Artinya, berprestasi dan berkinerja sebaik apapun untuk BUMN yang mereka kelola dan apalagi sebaliknya tidak akan ada bedanya.
"Inilah manajemen BUMN yang sesuka hati dan mungkin pula hanya atas dasar suka dan tidak suka (like and dislike)," jelas Defiyan.
Menurutnya, jika pola pengelolaan sumberdaya seperti ini masih terus dilakukan, maka hal ini sama saja dengan melakukan pengabaian kemampuan manajerial (unrecognized managerial competence) yang berarti segaris dengan apa yang disampaikan oleh Menko Perekonomian Darmin Nasution. Sebelumnya Darmin mengatakan bahwa pengelolaan BUMN di level Dewan Manajemen tidak membutuhkan personil yang cakap, terampil dan ahli pada bidangnya.
Jika demikian adanya, para Menteri tidak saja telah mengabaikan dan tidak menganggap penting profesionalisme untuk posisi pucuk pimpinan perusahaan di BUMN, namun sekaligus juga melakukan pelecehan pada dunia pendidikan yang menjadi lembaga transformasi keahlian, keterampilan, pencerdasan dan pencerahan bangsa.
"Selain itu, apabila permasalahan manajemen sesuka hati ini terus saja dilakukan tanpa alasan yang atas pencopotan seseorang dalam Dewan Manajemen di BUMN, maka akan berkembang isu-isu negatif diluar konteks kinerja Dewan Manajemen BUMN dan akan menjadi spekulasi atau "bola liar" dii publik yang kontraproduktif," tutup Defiyan.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pecah Bisu Setelah Satu Dekade, Ayu Ting Ting Bongkar Hubungannya dengan Enji Baskoro
- 17 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 20 September: Klaim Pemain 110-111 dan Jutaan Koin
- Nasib Aiptu Rajamuddin Usai Anaknya Pukuli Guru, Diperiksa Propam: Kau Bikin Malu Saya!
- Korban Keracunan MBG di Yogyakarta Nyaris 1000 Anak, Sultan Akhirnya Buka Suara
- Momen Thariq Halilintar Gelagapan Ditanya Deddy Corbuzier soal Bisnis
Pilihan
-
Rapor Dean James: Kunci Kemenangan Go Ahead di Derby Lawan PEC Zwolle
-
Nostalgia 90-an: Kisah Tragis Marco Materazzi yang Nyaris Tenggelam di Everton
-
5 Rekomendasi HP 1 Jutaan Memori 256 GB Terbaru September 2025
-
Perbandingan Spesifikasi Redmi 15C vs POCO C85, Seberapa Mirip HP 1 Jutaan Ini?
-
Rapor Pemain Buangan Manchester United: Hojlund Cetak Gol, Rashford Brace, Onana Asisst
Terkini
-
Melambung Tinggi, Harga Emas Dunia Bakal Dijual Rp2,18 Juta per Gram
-
Dari Sampah ke Berkah: BRI Peduli Sulap TPS3R Jadi Sumber Inovasi dan Ekonomi Sirkular
-
Tren Belanja Gen Z Lebih Doyan Beli Produk Kecantikan, Milenial Lebih Pilih Bayar Tagihan
-
Pentingnya Surat Keterangan Kerja Agar Pengajuan KPR Disetujui
-
Kurangi Hambatan Non Tarif, Bank Sentral di ASEAN Sepakat Terus Gunakan Mata Uang Lokal
-
Produksi Padi Indonesia Kalah dari Vietnam, Imbas Ketergantungan Pupuk Kimia?
-
Coca Cola PHK 600 Karyawan, Ini Alasannya yang Mengejutkan
-
Jadwal Lanjutan Seleksi PMO Koperasi Merah Putih Rilis, Usai Drama Ini Tahap Berikutnya
-
Harga Emas Antam Hari Ini Belum Berubah, Masih Dijual Segini Per Gramnya
-
Pecahkan Rekor Dunia, Rumah Miliader Ini Punya Ruangan Salju Dibangun Rp33 Triliun