Wakil Presiden Republik Indonesia H. Muhammad Jusuf Kalla (JK), Minggu (23/4/2017) memberikan arahan di Rakornas Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) di Manado. Dalam arahannya JK meminta peran KNPI dalam melahirkan wirausaha muda di Indonesia. Apalagi, pemerintah kini sedang gencar untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Wirausaha menjadi salah satu solusi agar Indonesia tidak ketinggalan dengan negara-negara di dunia.
Ketua KNPI Sulawesi Utara, Jackson Kumaat mengatakan, KNPI harus fokus dalam melahirkan wirausaha muda di Indonesia. Menurutnya, keberadaan pengusaha sangat penting untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan pemerataan kesejahteraan sebuah negara. Saat ini rasio wirausaha di Indonesia hanya mencapai 4 persen, atau sangat jauh tertinggal dibandingkan negara lainnya.
“Wapres meminta untuk lahirkan wirausaha muda dan fokus. Makin besar jumlah pengusaha, maka peluang negara tersebut makin maju makin besar,” kata Jackson.
Karena itu, kata Jackson, butuh penguatan kultur kewirausahaan di tengah masyarakat. Kultur kewirausahaan yang kuat akan membantu muncul wirausaha yang tangguh. Menurutnya, masyarakat Indonesia kebanyakan masih berkultur konservatif dalam konteks kewirausahaan.
Menurutnya, Wapres JK yang juga pernah aktif di organisasi kepemudaan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) sebagai ketua cabang dan ketua senat mahasiswa, mampu bertransformasi menjadi pengusaha sukses. Faktor keberhasilan sangat ditentukan untuk fokus di usaha.
Wapres didampingi oleh bersama Gubernur Sulut Olly Dondokambey, Wagub Steven Kandouw, Ketum BPP HIPMI Bahlil Lahadalia, Ketum DPP KNPI M. Rifai Darus, pengurus BPP HIPMI Anggawira dan BPD HIPMI dari Maluku dan Papua. Rakornas KNPI dihadiri oleh beberapa ketum OKP Nasional, termasuk ketua KNPI Provinsi se Indonesia serta beberapa
Sebelumnya, Pemerintah telah menargetkan rasio jumlah wirausaha di Indonesia mencapai 4 persen, dari sekarang 3,1 persen. Target yang tidak terlalui tinggi, karena masih berada di bawah rasio negara lain. Sebut saja Singapura telah mencapai 7 persen, Malaysia 5 persen, dan Thailand 4 persne. Menjadi wirausaha juga bukan perkara mudah, karena sekarang masuk dalam era industri 4.0 yang meliputi inovasi, kreativitas, ilmu pengetahuan dan teknologi.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Fakta-fakta Demo Timor Leste: Tekanan Ekonomi, Terinspirasi Gerakan Warga Indonesia?
-
Alasan Eks Menteri Sebut DJP 'Berburu Pajak di Kebun Binatang': Masalah Administrasi Serius
-
Nama Pegawai BRI Selalu Dalam Doa, Meski Wajahnya Telah Lupa
-
Pemerintah Siapkan 'Karpet Merah' untuk Pulangkan Dolar WNI yang Parkir di Luar Negeri
-
Spesifikasi E6900H dan Wheel Loader L980HEV SDLG Indonesia
-
Kartu Debit Jago Syariah Kian Populer di Luar Negeri, Transaksi Terus Tumbuh
-
BRI Dukung JJC Rumah Jahit, UMKM Perempuan dengan Omzet Miliaran Rupiah
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Bahlil 'Sentil' Pertamina: Pelayanan dan Kualitas BBM Harus Di-upgrade, Jangan Kalah dari Swasta!
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina