Dalam Undang-undang No 39 Tahun 2014 Tentang Perkebunan, diamanatkan untuk melakukan penghimpunan dana yang dipungut dari para pelaku perkebunan. Dalam pelaksanaannya, upaya ini dilakukan dengan mengambil dana pungutan ekspor minyak kelapa sawit (CPO) dan produk-produk dari perkebunan sawit.
"Sangat jelas Dana Perkebunan dalam UU Perkebunan dalam pasal 93 ayat 4 pengunaan dana tersebut pengembangan SDM,penelitian, peremajaan kebun sawit ,promosi dan pembangunan sarana dan prasarana di areal perkebunan," kata Muhhamadyah, Ketua Umum Asosiasi Petani Plasma Kelapa Sawit Indonesia (APPKSI) di Jakarta, Minggu (7/5/2017).
Menurutnya, pelaksanaan atas UU no 39 tahun 2014 pasal 9 ayat 4 tentang penghimpunan Dana perkebunan diterbitkan PP 24 Tahun 2015 Tentang Penghimpunan dana perkebunan. Selanjutnya pemerintah mengeluarkan Pepres 24 Tahun 2016 yang menjadi dasar hukum dibentuknya Badan Pengelola Dana Perkebunan-Kelapa Sawit ( BPDP-KS).
"Namun dalam PP dan Perpres ada ditambahkan tentang pengunaan dana yang dihimpun untuk subsidi Industri biofuel, dan ini jelas merupakan peyelewengan yang dilegalkan melalui PP dan Perpres penghimpunan Dana Perkebunan," jelas Muhhamadyah.
Dana pungutan CPO yang sudah dihimpun sudah mencapai jumlah besar. Namun dana tersebut dipakai untuk menutupi subsidi biodiesel. Tahun 2016 pungutan CPO yang dihimpun BPDP Sawit sebesar Rp11,7 triliun. Sementara untuk penggunaan dana subsidi biodiesel mencapai Rp10,6 triliun.
"Ironisnya, pengunaan Dana Perkebunan yang diperintahkan UU Perkebunan seperti Replanting Kebun ,promosi dan pembangunan sarana dan prasarana Perkebunan sawit tak kunjung dibiayai," ujarnya.
Dana Replanting bagi Kebun Petani juga tidak kunjung di kucurkan dan baru akan dikucurkan ketika Petani akan dikenakan bunga komersil perbankan hingga 16 persen pertahun yang akan memberatkan petani sawit. Kondisi ini sangat miris ketika dana perkebunan digunakan untuk menambal defisit APBN 2017. "Ini jelas melanggar amanat pengunaan pungutan ekspor CPO," tambahnya.
Selain itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengaku pernah meminjam uang kepada BPDP Kelapa Sawit senilai Rp2 triliun. Peminjaman ini dilakukan dalam rangka mengamankan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)). Langkah tersebut dilakukan oleh bendahara negara tersebut pada tahun lalu.
Baca Juga: Pemerintah Bersikukuh Keberadaan BPDP Sawit Sangat Penting
"Karena itu, APPKSI mendesak Presiden Joko Widodo untuk mencabut PP nomor 24 tahun 2015 dan Perpres 24 tahun 2016 yang merupakan produk hukum yang cacat dan banyak merugikan pelaku usaha perkebunan salah satunya adalah para petani sawit. Sebab akibat Pungutan Ekspor CPO selama ini meyebabkan turunnya harga Tandan Buah Segar sawit yang diterima oleh Petani saat menjual ke Pabrik Kelapa Sawit untuk diolah menjadi CPO," katanya.
APPKSI juga mendesak agar KPK segera menyidik adanya peyelewengan pengunaan dana Perkebunan sawit yang disalurkan untuk susbsidi biofuel kepada Industri biofuel. Menurutnya, akibat tidak digunakannya Dana penghimpunan Perkebunan secara tepat untuk promosi Industri Perkebunan sawit secara tepat maka akibatnya Parlemen Uni Eropa melarang ekspor CPO dari Indonesia.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Body Lotion dengan SPF 50 untuk Usia 40 Tahun ke Atas
- 5 Mobil Bekas Sekelas Honda Jazz untuk Mahasiswa yang Lebih Murah
- 26 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 13 November: Klaim Ribuan Gems dan FootyVerse 111-113
- Biodata dan Pendidikan Gus Elham Yahya yang Viral Cium Anak Kecil
- 5 Pilihan Bedak Padat Wardah untuk Samarkan Garis Halus Usia 40-an, Harga Terjangkau
Pilihan
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
-
Rolas Sitinjak: Kriminalisasi Busuk dalam Kasus Tambang Ilegal PT Position, Polisi Pun Jadi Korban
-
Menkeu Purbaya Ungkap Ada K/L yang Balikin Duit Rp3,5 T Gara-Gara Tak Sanggup Belanja!
-
Vinfast Serius Garap Pasar Indonesia, Ini Strategi di Tengah Gempuran Mobil China
Terkini
-
Youth Economic Summit 2025: Ekonomi Hijau Perlu Diperkuat untuk Buka Investasi di Indonesia
-
Apa Itu Opsen Pajak? Begini Perhitungannya
-
Youth Economic Summit 2025: Peluang Industri Manufaktur Bisa Jadi Penggerak Motor Ekonomi Indonesia
-
Kapan Kenaikan Gaji Pensiunan PNS 2025 Cair? Ini Kata Kemenkeu dan Realitanya
-
Youth Economic Summit (2025) : Indonesia Diminta Hati-hati Kelola Utang
-
BRI Terus Berkomitmen Majukan UMKM Sebagai Pilar Ekonomi Nasional
-
Adakah Pinjaman Tanpa BI Checking? Jangan Mudah Tergiur, Cek Dulu Hal Penting Ini!
-
Youth Economic Summit 2025 : Indonesia Tangkap Peluang Pekerjaan Baru untuk Kurangi Penganggur
-
Youth Economic Summit 2025 Ungkap Strategi Prabowo Subianto Kurangi Kemiskinan di Indonesia
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal