Suara.com - Pemerintah Indonesia akan menemui tim Bank Dunia menyangkut penilaian kemudahan bisnis di Indonesia (Ease of Doing Business/EoDB) Indonesia pada pertengahan Mei 2017.
"Sesuai jadwal yang disepakati bersama, pemerintah Indonesia akan bertemu dengan tim Bank Dunia pada pertengahan bulan ini berkaitan dengan survei EoDB 2018," kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin di Jakarta, Selasa (9/5/2017).
Saat ini posisinya ada di urutan 91 atau naik 15 peringkat dari sebelumnya di posisi 105. Pemberian peringkat itu dilakukan kepada 190 negara yang berada di kawasan Asia Pasifik.
Namun, peringkat kemudahan berbisnis di Indonesia tersebut masih jauh dari target. Sebelumnya pada 7 Mei 2016 lalu, Presiden Joko Widodo menargetkan kemudahan berbisnis atau ease of doing business Indonesia berada di peringkat 40.
"Kita memang berhasil naik ranking dan masuk sebagai top reformers. Tapi masih ada beberapa indikator dalam EoDB yang nilainya jauh dari target. Dan itu yang akan menjadi fokus kita,” katanya.
Seperti diketahui, jika dibanding dengan Singapura, Malaysia, Thailand, Vietnam dan Brunei Darussalam, kemudahan bisnis di Indonesia masih kalah jauh.
Di wilayah ASEAN, Singapura menempati peringkat 2, atau naik satu peringkat dari sebelumnya di peringkat 3. Kenaikan juga terjadi pada Brunei Darussalam yang naik peringkat menjadi peringkat 72 dari sebelumnya peringkat 97.
Vietnam juga mencatatkan kinerja yang membaik. Peringkat kemudahan bisnis mereka naik dari sebelumnya peringkat 91 kini menjadi peringkat 82.
Sementara untuk Thailand tidak mengalami perubahan dengan masih berada di peringkat 46. Untuk Malaysia justru mengalami penurunan dari peringkat 22 kini menjadi peringkat 23.
Baca Juga: Bank Dunia: Pengungsi Bukan Beban Tapi Berkah Untuk Kenya
Bank Dunia menyebutkan bahwa tingkat kemudahan berbisnis tertinggi ditempati oleh New Zeland dan diikuti Singapura di peringkat kedua, Hongkong berada di peringkat tiga dan Cina peringkat empat. Untuk posisi kelima adalah Korea Selatan.
Sedangkan untuk posisi paling buncit untuk wilayah Asia Pasifik ditempati oleh Myanmar di posisi 170 dan Timor Leste di posisi 175.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Serum Vitamin C yang Bisa Hilangkan Flek Hitam, Cocok untuk Usia 40 Tahun
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- 5 Mobil Diesel Bekas Mulai 50 Jutaan Selain Isuzu Panther, Keren dan Tangguh!
- Harta Kekayaan Abdul Wahid, Gubernur Riau yang Ikut Ditangkap KPK
- 5 Mobil Eropa Bekas Mulai 50 Jutaan, Warisan Mewah dan Berkelas
Pilihan
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
-
Cuma Mampu Kurangi Pengangguran 4.000 Orang, BPS Rilis Data yang Bikin Kening Prabowo Berkerut
-
Rugi Triliunan! Emiten Grup Djarum, Blibli PHK 270 Karyawan
-
Angka Pengangguran Indonesia Tembus 7,46 Juta, Cuma Turun 4.000 Orang Setahun!
Terkini
-
Bukan Sekadar Bantuan, Pemberdayaan Ultra Mikro Jadi Langkah Nyata Entaskan Kemiskinan
-
BEI Rilis Liquidity Provider Saham, Phintraco Sekuritas Jadi AB yang Pertama Dapat Lisensi
-
Ekonomi RI Melambat, Apindo Ingatkan Pemerintah Genjot Belanja dan Daya Beli
-
Pakar: Peningkatan Lifting Minyak Harus Dibarengi Pengembangan Energi Terbarukan
-
Pertamina Tunjuk Muhammad Baron Jadi Juru Bicara
-
Dua Platform E-commerce Raksasa Catat Lonjakan Transaksi di Indonesia Timur, Begini Datanya
-
KB Bank Catat Laba Bersih Rp265 Miliar di Kuartal III 2025, Optimistis Kredit Tumbuh 15 Persen
-
Ekspor Batu Bara RI Diproyeksi Turun, ESDM: Bukan Nggak Laku!
-
IHSG Berhasil Rebound Hari Ini, Penyebabnya Saham-saham Teknologi dan Finansial
-
Pengusaha Muda BRILiaN 2025: Langkah BRI Majukan UMKM Daerah