Perkembangan proyek Pelabuhan Patimban saat ini tengah menunggu proses Daftar Rencana Prioritas Pinjaman/Hibah Luar Negeri atau "Green Book" dari Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas).
Direktur Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan A Tonny Budiono usai Uji Petik Kalaiklautan Kapal di Pelabuhan Merak, Banten, Senin (15/5/2017), mengatakan ditargetkan Juni sudah rampung terkait "Green Book" dari Bappenas.
"'Green Book'-nya sendiri diharapkan selesai Juni dan itu harus selesai sebab 'loan agreement' (perjanjian utang) juga sekitar bulan itu," katanya.
Tonny mengatakan saat ini lokasi sudah ditetapkan dan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) sudah terbit.
Karena itu perjanjian utang luar negeri dari Jepang tersebut harus segera diselesaikan untuk segera ditetapkan sebagai Daftar Rencana Prioritas Pinjaman/Hibah Luar Negeri atau "Green Book".
"Tetapi, untuk Patimban ini sudah past, sebab dulu yang bermasalah ini penetapan lokasinya dan sekarang sudah disetujui oleh Pemda Jawa Barat, sehingga prosesnya tinggal berjalan dan tidak ada hambatan lagi," katanya.
Kendati demikian, dia mengatakan hal itu harus segera dikejar karena proyek Pelabuhan Patimban masuk ke dalam proyek strategis nasional.
"Sehingga, semua kementerian harus mendukung," katanya.
Baca Juga: Percepat Pembangunan Pelabuhan Patimban, Pemerintah Bentuk Satker
Nilai yang ditawarkan Jepang untuk pinjaman Tahap 1 Pelabuhan Patimban, yaitu sebesar 1,7 miliar dolar AS.
Pelabuhan Kuala Tanjung Sementara itu, lanjut dia, untuk Pelabuhan Kuala Tanjung, dia menargetkan untuk Fase 1 selesai pad aMei 2017 untuk kargo umum (general cargo).
"Tetapi untuk yang kontainer sedang mencari investor kerja sama dengan Port of Rotterdam di mana sedang negosiasi terus antara Pelindo I dan Port of Rotterdam, tetapi mereka juga akan cari investor lain," katanya.
Tonny mengaku negosiasi dengan investor antar Belanda tersebut agar alot, namun saat ini semua sudah berjalan.
"Sudah 'on progress', sebab persetujuan untuk investasi sudah disetujui oleh pemgang saha, sehingga sudah bisa langsung negosiasi masalah invetasi. tadinya memang terkendala oleh para pemegang saham yang belum mengambil keputusan, namun karena sekarang sudah oke, maka otomatis sudah bisa berlanjut," katanya. (Antara)
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Pilihan Baru BBM Ramah Lingkungan, UltraDex Setara Standar Euro 5
-
Pelanggan Pertamina Kabur ke SPBU Swasta, Kementerian ESDM Masih Hitung Kuota Impor BBM
-
Kementerian ESDM Larang SPBU Swasta Stop Impor Solar di 2026
-
59 Persen Calon Jamaah Haji Telah Melunasi BIPIH Melalui BSI
-
Daftar Lengkap Perusahaan Aset Kripto dan Digital yang Dapat Izin OJK
-
CIMB Niaga Syariah Hadirkan 3 Produk Baru Dorong Korporasi
-
Negara Hadir Lewat Koperasi: SPBUN Nelayan Tukak Sadai Resmi Dibangun
-
Kemenkop dan LPDB Koperasi Perkuat 300 Talenta PMO Kopdes Merah Putih
-
Kantor Cabang Bank QNB Berguguran, OJK Ungkap Kondisi Karyawan yang Kena PHK
-
Sepekan, Aliran Modal Asing ke Indonesia Masuk Tembus Rp240 Miliar