Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan, juga menyampaikan hasil kunjungannya ke Amerika Serikat bulan lalu. Dalam kunjungan tersebut ia bertemu dengan Menteri Perdagangan Amerika Wilbur Ross yang menanyakan perihal Freeport.
"Menteri Wilbur Ross concern, kenapa sepertinya investasi Freeport di Indonesia begini. Waktu saya jawab, sebenarnya tidak masalah, tapi Freeport saja yang tidak memenuhi kewajibannya. Saya sampaikan kepada Menteri Ross, ya kalau Freeport mau perpanjang (kontrak), ya silakan. Tapi dia harus ikuti aturan pemerintah Indonesia," jelas Luhut di Jakarta, Selasa (23/5/2017).
Aturan tersebut adalah divestasi 51 persen saham dan membangun smelter.
Ia mengatakan dengan istilah 'Indonesia First' Indonesia mengedepankan kepentingan nasional, tetapi jangan sampai persoalan Freeport ini merusak hubungan antara Indonesia dengan Amerika Serikat.
Pada beberapa pertemuan dalam kunjungan tersebut Menko Luhut mengatakan banyak mendapat pujian tentang kinerja perekonomian Indonesia di bawah kepemimpinan Joko Widodo. Ia menyinggung lembaga pemeringkat S&P yang baru saja memberikan rating layak investasi kepada Indonesia. Laporan keuangan pemerintah juga mendapat opini wajar tanpa pengecualian (WTP) dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
"Hasil ini yang menunjukkan Indonesia semakin baik, makanya kita dapat penilaian invesment grade dan WTP. Hasil investment grade itu baru pertama diberikan setelah 1996, untuk WTP itu dari 2002," ujarnya.
Di Amerika, beberapa waktu lalu, Menko Luhut menghadiri Spring meeting World Bank, untuk mempersiapkan pertemuan IMF-World Bank meeting Oktober tahun depan. Menurutnya pemerintah akan menyiapkan dana segar hingga Rp 5,3 triliun untuk membangun infrastruktur di Bali.
"Kita persiapkan lima tourist destination untuk para peserta annual meeting. Yaitu Danau Toba, Borobudur, sampai Karimun Jawa dan Selatan Yogyakarta, Bali, Labuan Bajo, dan Toraja. Nah itu semua sedang dipersiapkan," kata Menko Luhut
Baca Juga: Luhut Beberkan Tiga Proyek Infrastruktur Yang Ditawarkan ke Cina
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- 7 Sunscreen Anti Aging untuk Ibu Rumah Tangga agar Wajah Awet Muda
- Mobil Bekas BYD Atto 1 Berapa Harganya? Ini 5 Alternatif untuk Milenial dan Gen Z
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Pabrik VinFast di Subang Resmi Beroperasi, Ekosistem Kendaraan Listrik Semakin Lengkap
-
ASUS Vivobook 14 A1404VAP, Laptop Ringkas dan Kencang untuk Kerja Sehari-hari
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
Terkini
-
Saham Emiten Keluarga Bakrie Mulai Bangkit dari Kubur
-
Eks Tim Mawar Untung Budiharto Kini Bos Baru Antam
-
Sempat Rusak Karena Banjir, Jasa Marga Jamin Tol Trans Sumatera Tetap Beroperasi
-
Banyak Materai Palsu di E-Commerce, Pos Indonesia Lakukah Hal Ini
-
Mendag Dorong Pembentukan Indonesia Belarus Business Council
-
Tekanan Jual Dorong IHSG Merosot ke Level 8.649 Hari Ini
-
Bank Mega Syariah Luncurkan Program untuk Tingkatkan Frekuensi Transaksi
-
Pertemuan Tertutup, Prabowo dan Dasco Susun Strategi Amankan Ekonomi 2025 dan Pulihkan Sumatera
-
Punya Pasar 179,8 Juta Jiwa, RI Bidik Peluang Dagang Lewat FTA Indonesia - EAEU
-
Nilai Tukar Rupiah Melemah pada Senis Sore, Antisipasi Kebijakan Suku Bunga BI