Suara.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjawab pandangan sejumlah fraksi di Dewan Perwakilan Rakyat yang intinya mereka mempertanyakan target pertumbuhan ekonomi tahun 2018 sebesar 5,4 persen. Mereka menilai target tersebut ambisius dan sulit dicapai.
"Pertumbuhan ekonomi harus terus didorong dan dijaga momentumnya sehingga pergerakan sektor riil akan lebih kencang, lapangan kerja dapat makin banyak diciptakan, kemiskinan dapat terus diturunkan, dan kesenjangan dapat dikurangi," kata Ani dalam rapat paripurna di gedung DPR, Senayan, Jakarta Selatan, Kamis (31/8/2017).
Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah mendorong seluruh sumber pertumbuhan, yaitu konsumsi rumah tangga, investasi, dan ekspor, maupun belanja pemerintah agar lebih produktif dan efisien.
Momentum perbaikan ini perlu sama-sama dipertahankan dan ditingkatkan untuk mewujudkan pertumbuhan yang lebih baik ke depan.
"Konsumsi rumah tangga diharap tumbuh 5,1 persen dan untuk itu stabilitas harga barang pokok dan ketersediaan pasokan pangan akan dijaga. Program bantuan sosial yang komprehensif dan lebih tepat sasaran akan diperkuat. Ini tidak hanya baik dari segi penurunan kesenjangan, namun juga positif untuk menunjang pertumbuhan ekonomi yang sehat," ujarnya.
Ani kemudian menjelaskan periode 2014-2016, dimana di tengah perlambatan pertumbuhan perekonomian global, pelemahan harga komoditas, dan kondisi geopolitik yang belum kondusif, perkonomian dalam negeri tetap mampu tumbuh rata-rata 5,0 persen per tahun, dan di semester I-2017 tumbuh sebesar 5.01 persen.
Selain itu, negara-negara G20, kecuali Cina dan India, justru mengalami perlambatan. Brasil mengalami kontraksi 3,6 persen, Turki hanya tumbuh 2,9 persen, dan Afrika Selatan tumbuh 0,3 persen.
"Berdasarkan capaian pertumbuhan ekonomi Indonesia yang relatif stabil dan cenderung menguat, target pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2018 sebesar 5,4 persen tersebut insya Allah akan secara maksimal diupayakan dicapai," ujarnya.
Itu sebabnya, pemerintah meyakini target pertumbuban 5,4 persen dapat dicapai.
Tag
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Kemenperin Mau Stop Impor, Dana Belanja Pemerintah Hanya untuk TKDN Tinggi
-
Rendahnya Utilitas vs Banjir Impor: Menperin Ungkap Tantangan Industri Keramik Nasional
-
Kerugian Akibat Bencana di Aceh Timur Capai Rp5,39 Triliun, Berpotensi Bertambah
-
Apa Itu De-Fi atau Decentralized Finance? Ini Penjelasan Lengkapnya
-
IPO SpaceX Ditargetkan 2026, Valuasinya 28 Kali Lebih Besar dari BBCA
-
Di Balik Aksi Borong Saham Direktur TPIA, Berapa Duit yang Dihabiskan?
-
Berkat Pemberdayaan BRI, Batik Malessa Ubah Kain Perca hingga Fashion Premium
-
BSU Guru Kemenag Cair! Ini Cara Cek Status dan Pencairan Lewat Rekening
-
Update Harga Sembako: Cabai dan Bawang Merah Putih Turun, Daging Sapi Naik
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen