Meskipun siklus pasar properti telah menunjukkan titik balik sejak Kuartal III 2016, namun para pelaku pasar termasuk konsumen dan pengembang masih belum terlalu yakin pasar properti akan tumbuh signifikan. Berdasarkan survey yang dilakukan Indonesia Property Watch, tren pasar terus menunjukkan pergerakan positif meskipun masih tipis dan landai.
"Pada Kuartal 2017 pertumbuhan terindikasi naik 5,7 persen lebih tinggi dibandingkan Q1 Kuartal I 2016 yang anjlok 24 persen. Pergeseran pasar terjadi dari segmen menengah atas ke segmen menengah bawah. Hal ini juga yang menyebabkan porsi penjualan di segmen menengah bawah mendominasi sebesar 59,17 persen, diikuti segmen menengah 34,66 persen, dan segmen atas 6,17 persen," kata Direktur Eksekutif IPW, Ali Tranghanda, di Jakarta, Sabtu (30/9/2017).
Saat ini pergerakan di segmen menengah atas relatif sangat lamba karena disebabkan beberapa hal. Pertama, harga properti di segmen ini masih terindikasi over value dikarenakan kenaikan harga yang sangat tinggi periode 2010-2012, meskipun sudah mulai mencapai keseimbangan baru yang artinya harga yang terlalu tinggi sudah terkena dampak koreksi harga pasaran. Kedua, faktor psikologis terkait isu sensitif seperti keamanan dan politik yang membuat konsumen menengah atas ragu untuk berinvestasi di sektor properti. Keraguan ini juga terlihat dari masih banyaknya dana yang mengendap di perbankan hasil tax amesty.
"Bahkan di salah satu bank terbesar nasional, dana hasil tax amesty tersebut bernilai Rp57 triliun dan masih belum bergerak ke sektor riil termasuk properti. Para investor lebih memilih bermain saham dibandingkan membeli properti yang juga dapat terlihat dari pergerakan harga saham yang naik di semester 1 2017. Jadi yang terjadi sebenarnya adalah pasar properti sebenarnya relatif sudah siap untuk bangkit kembali," jelasnya.
Memasuki semester II 2017 ternyata pasar properti menengah atas pun sudah relatif lebih pulih dengan mulai banyaknya pengembang yang berani meluncurkan produk baru mereka dan penjualan pun relatif mulai bergerak naik. Daya beli sangat besar, tidak hanya di segmen atas, konsumen segmen menengah bawah pun bergerak signifikan di semester I/2017.
"Yang kemudian menjadi pertanyaan adalah, apakah pasar properti akan bergerak lebih tinggi lagi di semester II/2017? IPW menyadari keragu-raguan pasar saat ini, belum lagi ketika tahun 2019 menjadi tahun politik, maka perseteruan Pemilu membuat tensi politik sudah mulai bahkan sejak tahun ini. Dalam kondisi normal, siklus pasar properti diperkirakan akan mencapai titik tertinggi tahun 2019. Namun demikian agaknya Pemilu 2019 ini akan menjadi sebuah pertaruhan besar yang membuat tensi poilitik akan lebih memanas. Faktor ini sangat berpengaruh secara psikologis terhadap iklim investasi properti khususnya di segmen atas," tutur Ali.
IPW masih percaya bahwa siklus besar tren pasar properti akan menunjukkan tren naik sampai 2019. Pergerakan positif dipastikan akan terus bergerak meskipun landai sampai semester II 2018, menyusul pasar yang belum terlalu berani untuk berspekulasi terhadap kondisi politik di Indonesia. Artinya pasar properti akan naik dalam 1 tahun ke depan dan kembali stagnan sambil menunggu stabilitas politik di Indonesia.
Dampak tahun politik merupakan faktor sementara yang akan memengaruhi siklus besar pasar properti. Namun secara tren, hal ini tidak dapat diartikan siklus properti menurun. Dengan asumsi bahwa Pemilu relatif berjalan lancar, maka iklim investasi properti akan semakin kencang sepanjang tahun 2019. Jangan sampai Pemilu memberikan pengaruh negatif yang tentunya berdampak buruk tidak hanya bagi properti tapi bagi perekonomian nasional.
Baca Juga: IPW: Banyak Pengembang Terjerat Lamanya Izin dan Biaya Siluman
"Bila isu negatif masih sangat mengganggu, maka tentunya pasar properti akan mengalami stagnasi pasar yang lebih panjang lagi di sepanjang tahun 2019," tutup Ali.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Pecah Bisu Setelah Satu Dekade, Ayu Ting Ting Bongkar Hubungannya dengan Enji Baskoro
- 17 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 20 September: Klaim Pemain 110-111 dan Jutaan Koin
- Nasib Aiptu Rajamuddin Usai Anaknya Pukuli Guru, Diperiksa Propam: Kau Bikin Malu Saya!
- Korban Keracunan MBG di Yogyakarta Nyaris 1000 Anak, Sultan Akhirnya Buka Suara
- Momen Thariq Halilintar Gelagapan Ditanya Deddy Corbuzier soal Bisnis
Pilihan
-
Rapor Dean James: Kunci Kemenangan Go Ahead di Derby Lawan PEC Zwolle
-
Nostalgia 90-an: Kisah Tragis Marco Materazzi yang Nyaris Tenggelam di Everton
-
5 Rekomendasi HP 1 Jutaan Memori 256 GB Terbaru September 2025
-
Perbandingan Spesifikasi Redmi 15C vs POCO C85, Seberapa Mirip HP 1 Jutaan Ini?
-
Rapor Pemain Buangan Manchester United: Hojlund Cetak Gol, Rashford Brace, Onana Asisst
Terkini
-
Melambung Tinggi, Harga Emas Dunia Bakal Dijual Rp2,18 Juta per Gram
-
Dari Sampah ke Berkah: BRI Peduli Sulap TPS3R Jadi Sumber Inovasi dan Ekonomi Sirkular
-
Tren Belanja Gen Z Lebih Doyan Beli Produk Kecantikan, Milenial Lebih Pilih Bayar Tagihan
-
Pentingnya Surat Keterangan Kerja Agar Pengajuan KPR Disetujui
-
Kurangi Hambatan Non Tarif, Bank Sentral di ASEAN Sepakat Terus Gunakan Mata Uang Lokal
-
Produksi Padi Indonesia Kalah dari Vietnam, Imbas Ketergantungan Pupuk Kimia?
-
Coca Cola PHK 600 Karyawan, Ini Alasannya yang Mengejutkan
-
Jadwal Lanjutan Seleksi PMO Koperasi Merah Putih Rilis, Usai Drama Ini Tahap Berikutnya
-
Harga Emas Antam Hari Ini Belum Berubah, Masih Dijual Segini Per Gramnya
-
Pecahkan Rekor Dunia, Rumah Miliader Ini Punya Ruangan Salju Dibangun Rp33 Triliun