Suara.com - Menteri Badan Usaha Milik Negara Rini Soemarno tidak tertarik menanggapi pertanyaan mengenai membekunya hubungan dia dengan DPR. Seperti diketahui, dia dilarang DPR ikut rapat kerja atau rapat dengar pendapat sejak 2015.
“Yang lain aja,” kata Rini usai mendengar pertanyaan di Kementerian BUMN, Jakarta Pusat, Selasa (28/11/2017).
Setelah itu, Rini menanggapi pertanyaan topik lain yang dilontarkan wartawan, seperti soal holding BUMN tambang yang baru saja diteken.
Kasus ini termasuk langka dalam dua tahun belakangan. Seorang menteri BUMN tidak pernah hadir setiap kali rapat kerja atau rapat dengar pendapat di Parlemen.
Itu sebabnya, pengamat politik dari Universitas Islam Negeri Pangi Sarwi menyebutnya sangat aneh dan memalukan.
“Ya itu kan aneh, kalau menurut saya anehlah ya masa nggak boleh. Jadi memang etika anggota DPR ini sudah memalukan dan memuakkan masa orang dilarang,” katanya.
Hanya Fraksi PDI Perjuangan yang keukeuh menolak Rini.
“Mungkin ada yang tidak ketemu dengan PDIP-nya. Artinya ada yang tidak deal, ada yang tidak menguntungkan PDIP selama rini menjadi menteri BUMN. Karena PDIP ini yang ngotot melarang Rini,” ujarnya.
Rini dilarang setelah pansus angket Pelindo II menyerahkan rekomendasi ke paripurna DPR pada 23 Desember 2015.
Salah satu poin pansus itu adalah meminta Presiden Joko Widodo memberhentikan Rini dari jabatan Menteri BUMN.
Pengamat ekonomi dari Institute for Development of Economics and Finance Enny Sri Hartati menilai larangan tersebut membuat pemerintahan berjalan tidak sehat.
“Kalau komunikasi antara legislatif dan eksekutif tidak berjalan dengan baik, otomatis akan mengganggu penerapan kebijakan dan itu akan mengganggu jalannya pemerintahan, ini kan menjadi kontraproduktif nantinya,” kata Enny kepada Suara.com.
Kehadiran Menteri Rini di DPR dalam pembahasan-pembahasan anggaran selama ini digantikan Menteri Keuangan Sri Mulyani. Sementara kalau membahas perencanaan, posisi Rini digantikan Kepala Bappenas Sofyan Djalil.
Enny mempertanyakan mau sampai kapan situasi tidak sehat tersebut berlangsung.
Enny mengingatkan perusahaan BUMN di era kepemimpinan Presiden Joko Widodo didorong turut berkontribusi pada pembangunan perekonomian.
Tag
Berita Terkait
-
Borok Proyek Kereta Cepat: Nama Luhut dan Rini Soemarno Disebut, KPK Didesak Turun Tangan
-
Jaksa Baca BAP Eks Menteri BUMN, Kubu Tom Lembong: Rini Soemarno Jadi Alat untuk Jerat Terdakwa
-
Diperiksa KPK Soal Kasus PGN, Eks Menteri BUMN Rini Soemarno Ngaku Ditanya Soal Ini
-
Perjalanan Proyek Kereta Cepat: Ditolak Ignasius Jonan Didukung Rini Soemarno
-
Rini Soemarno Pernah Nangis Kejer saat Dimarahi Megawati karena Amplop yang Dibawa ke KPK
Terpopuler
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Babak Baru Industri Kripto, DPR Ungkap Revisi UU P2SK Tegaskan Kewenangan OJK
-
Punya Kekayaan Rp76 M, Ini Pekerjaan Ade Kuswara Sebelum Jabat Bupati Bekasi
-
DPR Sebut Revisi UU P2SK Bisa Lindungi Nasabah Kripto
-
Hotel Amankila Bali Mendadak Viral Usai Diduga Muncul di Epstein Files
-
Ekspansi Agresif PIK2, Ada 'Aksi Strategis' saat PANI Caplok Saham CBDK
-
Tak Ada Jeda Waktu, Pembatasan Truk di Tol Berlaku Non-stop Hingga 4 Januari
-
Akses Terputus, Ribuan Liter BBM Tiba di Takengon Aceh Lewat Udara dan Darat
-
Kepemilikan NPWP Jadi Syarat Mutlak Koperasi Jika Ingin Naik Kelas
-
Kemenkeu Salurkan Rp 268 Miliar ke Korban Bencana Sumatra
-
APVI Ingatkan Risiko Ekonomi dan Produk Ilegal dari Kebijakan Kawasan Tanpa Rokok