Suara.com - Pada zaman kepemimpinan Presiden Joko Widodo, pemerintah tengah gencar melakukan beberapa pembangunan. Salah satunya mega proyek listrik 35 ribu megawatt untuk memperbanyak ketersediaan pasokan listrik di seluruh Indonesia.
Namun, dua tahun berjalan proyek itu, Kepala Satuan Komunikasi Korporat PLN I Made Suprateka melaporkan dari 35 ribu MW, sekitar 29.746 MW di antaranya sudah dilakukan perjanjian jual beli listrik (Power Purchase Agreement/PPA).
Kemudian, dari 29.746 MW, 15 ribu MW di antaranya sudah memasuki tahap konstruksi dan 948 MW sudah beroperasi.
“Pasti masyarakat bertanya-tanya, kok bisa?. Jadi saya jelaskan ya, Jenis pembangkit macam-macam. Ada PLTA itu bisa operasi lima sampai enam tahun, karena harus bangun dam, pembangkit dan sebagainya. Kalau mulai dibangun 2016, maka lima tahun, selesainya 2021," kata Made di Jakarta Pusat, Kamis (30/11/2017).
Selain itu, kata Made, pembangkit listrik yang dibangun dalam proyek ini pun memiliki masa konstruksi yang berbeda-beda. Ada yang dalam hitungan bulan dan ada yang dalam hitungan tahun. Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas yang hanya memakan waktu sekitar tujuh bulan dan dapat langsung beroperasi.
"Paling mudah pembangunan PLTMG 6-7 bulan selesai, artinya di sana menggunakan mesin gas, konsep diesel tapi menggunakan mesin gas," ujarnya.
Selain membangun pembangkit listrik, PLN juga harus membangun transmisi agar listrik dari pembangkit bisa dialirkan ke rumah-rumah masyarakat.
"35 ribu megawatt nggak hanya bangun pembangkit. Ada kewajiban transmisi 46 ribu kms. Percuma ada pembangkit nggak ada transmisinya. Jadi ini memang proses yang panjang,” katanya.
Baca Juga: Penyederhanaan Listrik Ternyata Tidak Wajib, Ini Penjelasan PLN
Tag
Berita Terkait
-
Pembangkit Listrik Utama di Bali Tak Terdampak Banjir Bandang, Tetap Operasi Optimal
-
Pemerataan Pembangunan Infrastruktur hingga ke Wilayah Timur Indonesia
-
Implementasi RUPTL 2025-2034 Butuh Investasi Rp 3.000 Triliun
-
Kuras Anggaran Rp4,1 Triliun, WSKT Ungkap Progres Proyek LRT Jakarta Fase 1B
-
Bukan Infrastruktur Besar, Daftar Proyek yang Dibangun di Era Pemerintahan Prabowo
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
Terkini
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
-
Buat Tambahan Duit Perang, Putin Bakal Palak Pajak Buat Orang Kaya
-
Bank Mandiri Akan Salurkan Rp 55 Triliun Dana Pemerintah ke UMKM
-
Investasi Properti di Asia Pasifik Tumbuh, Negara-negara Ini Jadi Incaran
-
kumparan Green Initiative Conference 2025: Visi Ekonomi Hijau, Target Kemandirian Energi Indonesia
-
LHKPN Wali Kota Prabumulih Disorot, Tanah 1 Hektare Lebih Dihargai 40 Jutaan
-
Masyarakat Umum Boleh Ikut Serta, Pegadaian Media Awards Hadirkan Kategori Citizen Journalism
-
Zoomlion Raih Kontrak Rp4,5 Triliun
-
16th IICD Corporate Governance Award 2025: Telkom Meraih Penghargaan Best State-Owned Enterprises
-
Bank Mandiri Raup Laba Rp 24,5 Triliun di Semester I 2025, Turun dari Tahun Lalu