Suara.com - Menjelang tahun politik dan pemilu 2019, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Arief Poyuono mensinyalir adanya keanehan dalam masalah impor beras. Menurutnya, kebijakan ini terkesan dipaksakan oleh Pemerintahan Presiden Joko Widodo.
"Hal yang mencurigakan tentang tujuan impor beras yang bertujuan mengumpulkan pundi pundi persiapan Pemilu 2019 sangat gampang ditarik benang merahnya," kata Arief kepada Suara.com, melalui pesan whatsapp, Kamis (18/1/2018).
Pertama Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita adalah kader partai politik Nasional Demokrat. Partai Nasdem merupakan parpol yang sejak dini sudah menyatakan mengusung Joko Widodo sebagai Calon Presiden 2019.
Kedua Joko Widodo bersikap acuh tak acuh dan tidak ada sedikitpun untuk merespon terkait impor beras 500 ribu ton.
"Memang yang mendapatkan kuota izin impor beras adalah perum Bulog tapi Saya rasa Bulog hanya jadi cover saja dalam impor beras tersebut.
Sebab seperinya semua beras yang akan diimpor dari Vietnam itu Bulog hari ini bisa langsung mengunakan sistim G to G. Tetapi BULOG mendapatkannya dari para trader. Sudah pasti para tradernya punya benang merahnya dengan para mafia mafia kuota impor beras yang ada di kementerian Perdagangan," jelasnya.
Oleh karena itu, Arief menegaskan sebaiknya KPK mengambil langkah yang cepat dan tegas untuk melakukan pemantauan,penyelidikan, proses pemberian izin impor beeras sebesar 500 ribu ton. Menurutnya, ada yang tidak beres dan rawan suap serta katabelece dengan impor beras 500 ribu ton.
Selain itu, jika DPR memang berpihak kepada para Petani yang akan panen raya dalam bulan, sebaiknya segera memanggil Presiden Joko Widodo dan Mendag. Tujuannya untuk menjelaskan alasan impor beras itu harus dilakukan.
"Dan masyarakat harus tahu bahwa janji Joko Widodo untuk tidak impor beras setelah tiga tahun tepat tahun 2017 katanya akan Swasembada cuma omong omong kosong saja," tutupnya.
Baca Juga: Para Bupati Se-Indonesia Minta Pemerintah Kaji Ulang Impor Beras
Berita Terkait
-
Budi Arie Merapat ke Gerindra? Muzani: Syaratnya Cuma Ini!
-
Budi Arie Pilih Merapat ke Gerindra, Refly Harun: Tak Ada Lawan dan Kawan Abadi, Hanya Kepentingan!
-
Gerindra Bantah Budi Arie Sudah Jadi Kadernya, Dasco: Belum Ada KTA
-
Manuver Projo Merapat ke Gerindra: Rocky Gerung Sebut 'Gempa Bumi Politik' dan Minta Media Bongkar
-
Budi Arie Mau Lamar Gerindra, Begini Kata Dasco
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
-
Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
-
Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
-
Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
Terkini
-
Kenapa Proyek Jalan Trans Halmahera Disebut Hanya Untungkan Korporasi Tambang?
-
Bertemu Wapres Gibran, Komite Otsus Papua Minta Tambahan Anggaran Hingga Dana BLT Langsung ke Rakyat
-
Sambut Bryan Adams Live in Jakarta 2026, BRI Sediakan Tiket Eksklusif Lewat BRImo
-
Proyek Waste to Energy Jangan Hanya Akal-akalan dan Timbulkan Masalah Baru
-
Geger Fraud Rp30 Miliar di Maybank Hingga Nasabah Meninggal Dunia, OJK: Kejadian Serius!
-
Laba PT Timah Anjlok 33 Persen di Kuartal III 2025
-
Kala Purbaya Ingin Rakyat Kaya
-
Didesak Pensiun, Ini Daftar 20 PLTU Paling Berbahaya di Indonesia
-
IHSG Berakhir Merosot Dipicu Aksi Jual Bersih Asing
-
Riset: Penundaan Suntik Mati PLTU Justru Bahayakan 156 Ribu Jiwa dan Rugikan Negara Rp 1,822 T