- Partai Gerindra resmi mendukung Pilkada bupati, wali kota, dan gubernur dikembalikan melalui mekanisme pemilihan di DPRD.
- Dukungan ini didasari pertimbangan efisiensi anggaran negara yang meningkat drastis dari Rp7 triliun menjadi Rp37 triliun.
- Gerindra meyakini pemilihan oleh DPRD tetap demokratis, mengurangi ongkos politik mahal, serta menekan potensi polarisasi masyarakat.
Suara.com - Partai Gerindra resmi menyatakan dukungannya terhadap usulan agar pemilihan kepala daerah (Pilkada)—mulai dari tingkat bupati, wali kota, hingga gubernur—dikembalikan melalui mekanisme pemilihan di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD).
Langkah ini diambil dengan pertimbangan efisiensi anggaran negara yang membengkak drastis serta upaya menekan ongkos politik yang kian mahal.
Sekretaris Jenderal DPP Partai Gerindra, Sugiono, menegaskan bahwa wacana ini patut dipertimbangkan secara serius untuk segera diterapkan.
“Gerindra ada dalam posisi mendukung upaya ataupun rencana untuk melaksanakan pemilukada ini oleh DPRD di tingkat bupati, wali kota ataupun di tingkat gubernur,” ujar Sugiono dalam keterangan tertulisnya, Senin (29/12/2025).
Anggaran Membengkak
Salah satu sorotan utama Gerindra adalah lonjakan biaya penyelenggaraan Pilkada yang sangat fantastis. Sugiono membeberkan data perbandingan yang mencolok antara Pilkada 2015 dengan rencana di tahun 2024.
Pada tahun 2015, dana hibah APBD untuk Pilkada tercatat sekitar Rp7 triliun. Namun, angka tersebut meroket tajam menjadi lebih dari Rp37 triliun pada tahun 2024.
“Itu merupakan jumlah yang bisa digunakan untuk hal-hal lain yang sifatnya lebih produktif, upaya-upaya peningkatan kesejahteraan dan ekonomi rakyat. Saya kira ini adalah sesuatu yang perlu kita pertimbangkan,” tegas pria yang juga menjabat sebagai Menteri Luar Negeri tersebut.
Memutus Rantai Politik Berbiaya Tinggi
Baca Juga: Panas Paripurna Ranperda Perubahan Badan Hukum PAM Jaya, PSI Tetap Tolak Privatisasi BUMD Air Minum
Selain menghemat kas negara, pemilihan melalui DPRD dinilai mampu membuka pintu bagi putra-putri terbaik bangsa yang kompeten namun terganjal keterbatasan modal.
Selama ini, ongkos kampanye yang "selangit" seringkali menjadi penghambat bagi sosok berintegritas untuk maju.
“Ini yang juga kita harus evaluasi, kita harus cari bagaimana supaya orang-orang yang benar-benar memiliki kemampuan mengabdi kepada masyarakatnya, mengabdi kepada bangsa dan negara itu, bisa maju tanpa harus dihalang-halangi oleh angka dan biaya kampanye yang luar biasa,” ungkapnya.
Tetap Demokratis dan Minim Polarisasi
Menjawab kekhawatiran publik soal kemunduran demokrasi, Sugiono meyakinkan bahwa pemilihan oleh DPRD tetaplah demokratis. Sebab, anggota legislatif yang memilih adalah representasi sah dari pilihan rakyat di Pemilu.
Bahkan, ia menilai mekanisme ini justru memudahkan masyarakat untuk mengawasi langsung wakil-wakil mereka di parlemen daerah.
Berita Terkait
-
DPRD DKI Jamin Ekonomi Jakarta Tak Akan Mati karena Aturan Kawasan Tanpa Rokok
-
Nominal UMP Jakarta 2026 Bikin Buruh Kecewa, Anggota DPRD DKI Bilang Begini
-
PDIP Tegas Tolak Usulan Pilkada Lewat DPRD: Sikap Kami Tak Berubah Sejak 2014
-
DPRD Dukung Pemprov DKI Gelontorkan Rp 2,62 T untuk Atasi Banjir: Warga Jakarta Sudah Tertekan!
-
Panas Paripurna Ranperda Perubahan Badan Hukum PAM Jaya, PSI Tetap Tolak Privatisasi BUMD Air Minum
Terpopuler
- 5 Motor Matic Paling Nyaman & Kuat Nanjak untuk Liburan Naik Gunung Berboncengan
- 4 Rekomendasi Cushion dengan Hasil Akhir Dewy, Diperkaya Skincare Infused
- 5 HP RAM 8 GB Memori 256 GB Harga Rp1 Jutaan, Terbaik untuk Pelajar dan Pekerja
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- Daftar Promo Alfamart Akhir Tahun 2025, Banyak yang Beli 2 Gratis 1
Pilihan
-
Cerita 1.000 UMKM Banyuasin: Dapat Modal, Kini Usaha Naik Kelas Berkat Bank Sumsel Babel
-
Seni Perang Unai Emery: Mengupas Transformasi Radikal Aston Villa
-
Senjakala di Molineux: Nestapa Wolves yang Menulis Ulang Rekor Terburuk Liga Inggris
-
Live Sore Ini! Sriwijaya FC vs PSMS Medan di Jakabaring
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
Terkini
-
PDIP Integrasikan Politik Tata Ruang dan Mitigasi Bencana, Terjemahkan Visi Politik Hijau Megawati
-
Demo Buruh Tolak UMP 2026, Pramono Anung: Kami Tetap Berikan Layanan Terbaik
-
Bawa Pesan Kemanusiaan dari Megawati, PDIP Kirim 30 Ambulans dan Tim Medis ke Sumatra
-
Bupati Bireuen Tinjau Jembatan Krueng Tingkeum, Siap Dukung Kelancaran Logistik Aceh-Medan
-
APBD DKI 2026 Menyusut, Ini Sektor yang Akan Jadi Fokus Utama
-
Kapal Wisata Tenggelam di Labuan Bajo, YLKI Minta Audit Independen dan Tanggung Jawab Operator!
-
1.392 Personel Siaga di Silang Monas, Kawal Aksi Buruh Hari Ini!
-
Aturan Royalti Musik Tak Kunjung Jelas, Pelaku Usaha Butuh Kepastian Hukum di Momen Nataru
-
DPRD DKI Jamin Ekonomi Jakarta Tak Akan Mati karena Aturan Kawasan Tanpa Rokok
-
Romo F.X. Mudji Sutrisno, SJ Meninggal Dunia, Ketua STF Driyarkara Sampaikan Duka