Suara.com - Persoalan ekspor-impor beras ini adalah urusan perdagangan antar negara. Adapun persoalan harga dan ketersediaan beras adalah masalah produksi dan konsumsi serta hukum permintaan dan penawaran (demand and supply side) di pasar.
"Jadi, ini dua soal yang berbeda," kata Ekonom Konstitusi, Defiyan Cori, saat dihubungi oleh Suara.com, Selasa (23/1/2018).
Masalah lainnya yang juga penting adalah soal data dan pengelolaan data serta kewenangan instansi nya. Selama ini kewenangan data dan informasi terkait beras yang merupakan kebutuhan pokok dan hajat hidup orang banyak tidak dikelola secara terintegrasi. Akibatnya masing-masing kementerian dan instansi pemerintah mengeluarkan data tak akurat dan valid.
Indonesia pada tahun 2014 merupakan negara produsen beras lima besar di dunia, dan berada di bawah negara Cina dan India. Data volume produksi beras yang dihasilkan oleh Indonesia pada tahun 2014 tersebut berdasar data FAO adalah sebesar 70.600.000 ton, sedangkan negara RRC dan India masing-masing volume produksinya adalah sebesar 208.100.000 ton dan 155.500.000 ton.
"Walaupun Indonesia merupakan negara produsen beras terbesar ketiga di dunia, namun Indonesia masih saja memerlukan impor beras dari negara lain," jelasnya.
Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, mulai dari menurunnya volume produksi beras, meningkatnya konsumsi beras per kapita per tahun, dan peralihan lahan-lahan sawah di daerah produktif. Volume produksi beras Indonesia pada Tahun 2016 memang mengalami peningkatan dibandingkan Tahun 2014, yaitu sebesar 79.200.000 ton. Namun demikian, jumlah konsumsi beras masyarakat Indonesia pada tahun 2017 justru meningkat menjadi 150 kg beras per orang per tahun, sementara produksi dalam negeri tak mampu memenuhinya.
Posisi Badan Usaha Logistik saat ini harus dipahami tidaklah sama dengan era Orde Baru yang lebih berfungsi sebagai penyangga aktif logistik pangan nasional. Ruang gerak Bulog juga lebih mencerminkan sebuah perusahaan korporasi yang harus mencari keuntungan (profit) agar dapat memberikan dividen kepada pemegang saham atau negara.
Apabila kewenangan impor beras juga diambil alih oleh PPI, maka kesulitan yang dihadapi oleh Bulog akan semakin bertambah. Sebab selain kewenangan yang diambil maka Bulog juga harus memikirkan masalah keuangan untuk melakukan pemenuhan persediaan beras tepat waktu dan melakukan stabilisasi harga di pasar.
Kesimpangsiuran data dan informasi ketersediaan beras dan pangan yang kemudian berpengaruh pada produksi dan konsumsi serta harga di pasar inilah yang tak terjadi pada pemerintahan Presiden Soeharto. "Seharusnya Presiden memberikan perhatian penuh atas permasalahan Ekonomi Konstitusi ini supaya tak muncul para spekulan dan kepanikan di tengah masyarakat sebagai akibat tata kelola pangan yang tidak terintegrasi dan sinergi dengan baik," tutupnya.
Baca Juga: Pemerintah Impor Beras, Cak Imin: Pukulan Bagi Petani
Berita Terkait
-
Air Beras Solusi Ampuh untuk Kecantikan Wajah, Simak Cara Pembuatannya!
-
Mendagri Tito Jelaskan Duduk Perkara Pemkot Medan Kembalikan Bantuan Beras 30 Ton ke UAE
-
Harga Pangan Bergerak Turun Hari Ini, Cabai hingga Beras Ikut Melunak
-
Pemerintah Tegaskan Tak Ada Impor Beras untuk Industri
-
Pengamat Ungkap Untung-Rugi Jika Bulog dan Bapanas Disatukan
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
IWIP Gelontorkan Pendanaan Rp900 Juta untuk Korban Bencana di Sumatera
-
AKGTK 2025 Akhir Desember: Jadwal Lengkap dan Persiapan Bagi Guru Madrasah
-
Dasco Ketuk Palu Sahkan Pansus RUU Desain Industri, Ini Urgensinya
-
ASPEBINDO: Rantai Pasok Energi Bukan Sekadar Komoditas, Tapi Instrumen Kedaulatan Negara
-
Nilai Tukar Rupiah Melemah pada Akhir Pekan, Ini Penyebabnya
-
Serikat Buruh Kecewa dengan Rumus UMP 2026, Dinilai Tak Bikin Sejahtera
-
Kuota Mulai Dihitung, Bahlil Beri Peringatan ke SPBU Swasta Soal Impor BBM
-
Pemerintah Susun Standar Nasional Baru Pelatihan UMKM dan Ekraf
-
Stok Di Atas Rata-rata, Bahlil Jamin Tak Ada Kelangkaan BBM Selama Nataru
-
Kadin Minta Menkeu Purbaya Beri Insentif Industri Furnitur