Suara.com - Perseroan Terbatas Garuda Indonesia Tbk menargetkan laba bersih perusahaan mencapai 8,7 juta dolar AS (setara Rp117,45 miliar, kurs Rp13.500) pada 2018.
"Pada tahun 2018, kami menargetkan laba bersih 8,7 juta dolar AS, pendapatan 4,9 miliar dolar AS dan aset mencapai 5,3 miliar dolar AS pada tahun ini," kata Direktur Produksi Garuda Indonesia Puji Nur Handayani dalam jumpa pers di Jakarta, Senin (26/2/2018).
Adapun saat ini, maskapai pelat merah itu mencatatkan total kerugian sebesar 213,4 juta dolar AS (setara Rp2,88 triliun, kurs Rp13.500) pada tahun kinerja 2017, turun 2.378 persen dibandingkan laba pada tahun 2016 sebesar 9,36 juta dolar AS (setara Rp126,36 miliar).
Kerugian disebabkan oleh biaya khusus dari pembayaran amnesti pajak sebesar 137 juta dolar AS juga denda atas kasus persaingan bisnis kargo dengan Australia sebesar 7,5 juta dolar AS pada kuartal kedua 2017.
Kendati merugi, capaian pendapatan operasional perusahaan mencapai 4,2 miliar dolar AS, meningkat 8,1 persen dibandingkan 2016 sebesar 3,9 miliar dolar AS.
Direktur Utama Garuda Indonesia Pahala Mansury, dalam kesempatan yang sama, berharap kinerja pada tahun 2018 akan membaik meski di awal tahun diprediksi masih mengalami perlambatan karena masih "low season".
"Kami berharap pada tahun 2018 kinerja membaik. Memang triwulan pertama mungkin masih ada kerugian karena masuk dalam 'low season', kami berharap 'full year' pada tahun ini kami sudah bisa bukukan laba," katanya.
Untuk memperbaiki kinerja keuangan perusahaan, Pahala menjelaskan bahwa pihaknya akan melakukan sejumlah upaya, salah satunya adalah "hedging" atau lindung nilai terhadap avtur guna memitigasi fluktuasi harga.
Ia menuturkan bahwa biaya avtur meraup kontribusi yang cukup signifikan. Diharapkan "hedging" dapat membantu perseroan mengelola produksi yang efisien sehingga dapat mengendalikan biaya pengeluaran untuk bahan bakar.
Terkait dengan avtur, pihaknya akan melakukan yang namanya "hedging" pada tahun ini.
"'Hedging' kami kisarannya masih di bawah 50 persen. Akan tetapi, sudah meningkat dua kali lipat dari 'hedging' tahun 2017," pungkas Pahala. (Antara)
Tag
Berita Terkait
-
Kolaborasi OPPO dan Garuda Indonesia Hadirkan Pengalaman Premium dari Langit hingga Race Track
-
Garuda Indonesia Group Angkut Bantuan Logistik Lebih dari 20 Ton ke Wilayah Terdampak Banjir
-
Bos Garuda Sebut Semua Gaji Direksi Sepakat Dipotong 10 Persen
-
Fundamental, PANI jadi Salah Satu Emiten Properti Terkuat di Pasar Modal
-
Ada Perubahan Rencana, Daftar Lengkap Penggunaan Dana Rp 23,67 Triliun Garuda Indonesia
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Murah untuk Aktivitas Harian Pemula, Biaya Operasional Rendah
- 51 Kode Redeem FF Terbaru 8 Desember 2025, Klaim Skin Langka Winterlands dan Snowboard
- Shio Paling Hoki pada 8-14 Desember 2025, Berkah Melimpah di Pekan Kedua!
- 7 Rekomendasi Bedak Padat Anti Dempul, Makeup Auto Flawless dan Anti Cakey
- Sambut HUT BRI, Nikmati Diskon Gadget Baru dan Groceries Hingga Rp1,3 Juta
Pilihan
-
Rekomendasi 7 Laptop Desain Grafis Biar Nugas Lancar Jaya, Anak DKV Wajib Tahu!
-
Harga Pangan Nasional Hari Ini: Cabai Sentuh Rp70 Ribu
-
Shell hingga Vivo sudah Ajukan Kuota Impor 2026 ke ESDM: Berapa Angkanya?
-
Kekhawatiran Pasokan Rusia dan Surplus Global, Picu Kenaikan Harga Minyak
-
Survei: Kebijakan Menkeu Purbaya Dongkrak Optimisme Konsumen, tapi Frugal Spending Masih Menguat
Terkini
-
Waspada Gangguan Lanjutan, Ini Alasan Sinkronisasi Listrik Aceh Tidak Bisa Cepat
-
Rupiah Mulai Bangkit, Didukung Pemangkasan Suku Bunga The Fed
-
Krisis BBM SPBU Swasta, Akankah Terulang Tahun Depan?
-
Harga Emas Antam Lebih Mahal Rp 15.000 Hari Ini, Jadi Rp 2.431.000 per Gram
-
IHSG Lagi-lagi Melesat Pagi Ini, Betah di Level 8.700
-
Bocoran Saham IPO Awal 2026, Ada Emiten Prajogo Pangestu dan Happy Hapsoro
-
RI Raup USD 10 Juta dari Jualan Produk Halal di Jepang
-
Mandiri BFN Fest 2025 Dibuka: Industri Fintech Bidik Kepercayaan Publik dan Inklusi Keuangan
-
Wamentan Sudaryono Pastikan Pemulihan Sawah Terdampak Bencana di 3 Provinsi, Tanah Bisa Diolah Lagi
-
IHSG Berpotensi Rebound ke Level 8.750 di Tengah Sinyal Hawkish The Fed