Suara.com - Java Integrated Industrial and Ports Estate (JIIPE), kawasan industri terpadu terbesar di Jawa Timur dan yang pertama di Indonesia memadukan pelabuhan, industri, dan perumahan, lengkap dengan fasilitas infrastruktur jalan tol dan kereta api, resmi dibuka oleh Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, pada Jumat (9/3/2018), di Gresik, Jawa Timur.
Presiden Direktur PT. AKR Corporindo TBK, Haryanto Adikoesoemo, yang turut hadir dalam peresmian mengungkapkan bahwa kawasan ini adalah mega proyek yang sudah direncanakan sejak beberapa tahun lalu. Dengan terintegrasi pelabuhan laut dalam, kawasan ini akan memiliki akses langsung untuk pasar domestik dan international yang mana kita harapkan dapat menunjang perekonomian Indonesia.
"Selain itu, kawasan residensial dengan fasilitas pendidikan dan hiburan kami harapkan akan memberikan kualitas kehidupan yang baik bagi masyarakat yang bekerja di kawasan ini,” katanya dalam keterangan tertulis, Minggu (11/3/2018).
Dengan fasilitas lengkap yang dimiliki, JIIPE akan mampu menjadi kota industri mandiri. Kawasan industri dan pelabuhan terpadu ini dikembangkan bersama oleh PT. Berkah Manyar Sejahtera (BKMS), yang bertanggung jawab untuk pengembangan area industri, PT. Berlian Manyar Sejahtera (BMS), yang bertanggung jawab untuk manajemen pelabuhan, dan PT. AKR Land Development sebagai pengembangan kawasan hunian/residensial yakni Grand Estate Marina City (GEM City). Baik BKMS maupun BMS adalah perusahaan joint venture PT. AKR Corporindo Tbk melalui anak perusahaan PT. Usaha Era Pratama Nusantara dan PT. Pelabuhan Indonesia III melalui PT. Berlian Jasa Terminal Indonesia, dengan porsi saham berbeda.
Direktur Utama PT Pelabuhan Indonesia III, Ari Ashkara mengatakan nilai investasi untuk membangun fasilitas di JIIPE sudah mencapai angka hampir Rp5 trilliun. Nilai investasi tersebut masing-masing diberikan oleh PT. AKR Corporindo Tbk dan PT Pelabuhan Indonesia III sesuai dengan komposisi saham yang dimiliki. Pembangunan JIIPE diperkirakan akan rampung seluruhnya dalam 15 tahun.
Kawasan ini memiliki luas area industrial sebesar 1,761 Ha, area residensial seluas 800 Ha, dan area pelabuhan seluas 400 Ha. Dengan total area 2,961 Ha, JIIPE menjadi kawasan industri terbesar di Jawa Timur. Lokasi JIIPE terletak di Kota Gresik, hanya 24 km dari Surabaya, pusat ekonomi dan investasi Jawa Timur.
Pelabuhan laut dalam di JIIPE, akan dilengkapi dengan 4 dermaga yang mampu mendukung semua aktifitas di pelabuhan dan industri. Selama tahun 2016 saja, pelabuhan ini telah melayani 500.000 ton dari 25 kapal dalam kargo curah kering dan kargo umum. Di tahun 2017, kargo yang dilayani oleh BMS meningkat hingga 1,3 juta ton.
“Tentunya dengan diresmikannya JIIPE oleh Bapak Presiden Joko Widodo, akan membuka kesempatan yang lebih besar bagi kawasan industri ini. Kita harapkan jumlah kapal yang akan dilayani meningkat seiring dengan perkembangan industri di JIIPE.” kata Haryanto Adikoesoemo, Presiden Direktur PT. AKR Corporindo TBK.
Akses dan fasilitas yang dibangun di dalam kawasan industri ini dipercaya dapat menghemat biaya yang biasanya menjadi beban bagi industri dan pekerja. Pelabuhan di JIIPE dapat meminimalisir biaya logistik yang biasanya terjadi ketika lokasi pelabuhan jauh dari pabrik.
Kawasan hunian dengan fasilitas pendidikan dan hiburan akan menghemat transportasi para pekerja dan waktu tempuh yang lebih singkat, sehingga para pekerja memiliki waktu lebih banyak untuk keluarga. Selain itu konsep yang diusung adalah hunian yang ramah lingkungan agar konsumen merasa nyaman.
Selain unggul dalam hal akses, kawasan ini juga memiliki prasarana utilitas independen yang memberikan kepastian berusaha bagi para pelaku industri . Pembangkit listrik tenaga gas dengan siklus gabungan akan menghasilkan emisi yang rendah dan merupakan solusi yang optimal dalam meminimalisir dampak terhadap lingkungan.
JIIPE juga memberikan pelayanan dan system penyediaan air terbaik, dengan kapasitas 2.500 m3/hari untuk tahap pertama, menggunakan teknologi desalinasi Sea Water Reverse Osmosis (SWRO). Tujuh danau buatan seluas 42 Ha akan berfungsi sebagai penampung air hujan, cadangan air, dan daur ulang sebagai alternatif memenuhi kebutuhan industri, pelabuhan dan hunian. Untuk limbah cair tahap pertama, JIIPE juga memiliki fasilitas pengelolaan dengan kapasitas 2,500 m3 per hari, sedangkan untuk limbah industri padat akan diproses oleh pihak ketiga yang telah memiliki ijin.
Berita Terkait
-
Pemerintah Klaim Upah di Kawasan Industri Sudah di Atas UMP, Dorong Skema Berbasis Produktivitas
-
Purbaya Kaji Geo Dipa Pasok Gas ke Kawasan Industri, Harga Lebih Murah dari Pertamina
-
KB Bank dan Intiland Sepakati Pembiayaan Rp250 Miliar untuk Kawasan Industri
-
Cerita Ispiratif Desa Hendrosari Gresik, Potensi Lontar dan Pariwista
-
Strategi Holding BUMN Danareksa Ciptakan Kawasan Industri Hijau
Terpopuler
- 5 Motor Matic Paling Nyaman & Kuat Nanjak untuk Liburan Naik Gunung Berboncengan
- 5 Mobil Bekas yang Perawatannya Mahal, Ada SUV dan MPV
- 5 Perbedaan Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia yang Sering Dianggap Sama
- 5 Mobil SUV Bekas Terbaik di Bawah Rp 100 Juta, Keluarga Nyaman Pergi Jauh
- 13 Promo Makanan Spesial Hari Natal 2025, Banyak Diskon dan Paket Hemat
Pilihan
-
Senjakala di Molineux: Nestapa Wolves yang Menulis Ulang Rekor Terburuk Liga Inggris
-
Live Sore Ini! Sriwijaya FC vs PSMS Medan di Jakabaring
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
-
Libur Nataru di Kota Solo: Volume Kendaraan Menurun, Rumah Jokowi Ramai Dikunjungi Wisatawan
-
Genjot Daya Beli Akhir Tahun, Pemerintah Percepat Penyaluran BLT Kesra untuk 29,9 Juta Keluarga
Terkini
-
Pemerintah Kucurkan Bantuan Bencana Sumatra: Korban Banjir Terima Rp8 Juta hingga Hunian Sementara
-
Apa Itu MADAS? Ormas Madura Viral Pasca Kasus Usir Lansia di Surabaya
-
Investasi Semakin Mudah, BRI Hadirkan Fitur Reksa Dana di Super Apps BRImo
-
IPO SUPA Sukses Besar, Grup Emtek Mau Apa Lagi?
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
-
BUMN Infrastruktur Targetkan Bangun 15 Ribu Huntara untuk Pemulihan Sumatra
-
Menpar Akui Wisatawan Domestik ke Bali Turun saat Nataru 2025, Ini Penyebabnya
-
Pemerintah Klaim Upah di Kawasan Industri Sudah di Atas UMP, Dorong Skema Berbasis Produktivitas
-
Anggaran Dikembalikan Makin Banyak, Purbaya Kantongi Rp 10 Triliun Dana Kementerian Tak Terserap
-
Genjot Daya Beli Akhir Tahun, Pemerintah Percepat Penyaluran BLT Kesra untuk 29,9 Juta Keluarga