Suara.com - Wakil Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arcandra Tahar minggu lalu melakukan kunjungan kerja ke tiga negara, Aljazair, Prancis dan Amerika.
Saat mengunjungi Aljazair, Arcandra meminta penjelasan kepada Presiden Direktur Sonatrach, Badan Usaha Milik Negara Aljazair terkait informasi harga jual gas yang hanya sebesar 1 dollar AS per MMBTU. Dijelaskan mereka jika harga jual 1 dollar AS per MMBTU itu hanya diperuntukkan bagi kebutuhan masyarakat Aljazair saja, bukan untuk industri dan ekspor.
Harga gas untuk ekspor di Aljazair tidak jauh berbeda dengan di Indonesia yang sebesar US$ 6-7 per MMBTU. Harga gas Indonesia masih bersaing dengan harga gas dunia yang berlaku saat ini.
"Sistem ketatanegaraan Aljazair adalah sosialis, maka harga gas yang hanya US$1 per MMBTU, itu hanya berlaku untuk kebutuhan masyarakat mereka dan harga US$ 1 tersebut tidak berlaku untuk ekspor dan industri," ujar Arcandra di Jakarta, Rabu (14/3/2018).
Arcandra menambahkan, Aljazair mengekspor gas ke Eropa dengan menggunakan pipa dengan harga yang dikenakan adalah 10% dari harga crude yang berlaku, jadi kalau saat ini harga crude sekitar US$ 60 maka harga gasnya sekitar US$6 per MMBTU, dari sisi itu maka harga US$ 1 untuk ekspor itu tidak mungkin, apalagi nanti ekspornya menggunakan LNG.
"Jadi yang dikatakan harga gas di Aljazair US$ 1 per MMBTU itu hanya untuk konsumsi dalam negeri, hanya untuk masyarakatnya sendiri dan untuk industri tidak mungkin diberikan harga yang US$ 1 dan itu confirmed," jelas Arcandra
Dengan besaran harga 10% dari crude hampir dapat dipastikan harga jual gas di Aljazair tidak jauh berbeda dengan di Indonesia dan masyarakat dunia lainnya. Untuk memberikan perspektif yang sehat terkait harga gas nasional, pemerintah mempersilahkan perusahaan-perusahaan didalam negeri untuk mengimpor gas jika dimungkinkan harga impor lebih murah daripada harga gas didalam negeri.
"Terbuka kemungkinan kalau ada yang impor selama harganya jauh lebih murah dari apa yang ada didalam negeri. Ini agar kita memberikan perspektif yang sehat terhadap harga gas di Indonesia," pungkas Arcandra.
Berita Terkait
-
Setahun Berjalan, Hilirisasi Kementerian ESDM Dorong Terciptanya 276 Ribu Lapangan Kerja Baru
-
Bahlil Siap Bersih-Bersih Pejabat Kementerian ESDM yang Main Mata
-
Indonesia dan Brasil Sepakat Perkuat Kerja Sama Energi
-
CSR BRI Peduli - Yok Kita Gas Wujudkan Ekonomi Sirkular Lewat Daur Ulang Sampah
-
Draf NDC 3.0 Dinilai Tak Cukup Ambisius, IESR Peringatkan Risiko Ekonomi dan Ekologis
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Diskon Listrik 50 Persen PLN Oktober 2025, Begini Syarat dan Cara Dapat E-Voucher Tambah Daya!
- Shin Tae-yong Batal Comeback, 4 Pemain Timnas Indonesia Bernafas Lega
- 7 Rekomendasi Smartwatch untuk Tangan Kecil: Nyaman Dipakai dan Responsif
- 5 Bedak Padat yang Cocok untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Samarkan Flek Hitam
Pilihan
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
Terkini
-
Telkomsat - Kemenkes Kerja Sama Mendorong Pemerataan dan Digitalisasi Layanan Kesehatan Berbasis AI
-
Pegadaian Kembali Hadirkan Program Gadai Bebas Bunga
-
Menkeu Purbaya Tegas Sikat Impor Ilegal di Pelabuhan: Saya Nggak Akan ke Pasar
-
Emiten INET Sebentar Lagi Jadi Pemegang Saham Pengendali Perusahaan Outsourcing PADA
-
Dari Jalan Cepat hingga Fashion Show, Begini Cara Seru Peserta BPJS Jaga Kesehatan
-
Sektor Produksi Jadi Penopang, BRI Salurkan KUR Rp130,2 Triliun hingga September 2025
-
Sama dengan Indonesia, Malaysia Kantongi Tarif 19 Persen dari Amerika Serikat
-
BPJS Kesehatan Luncurkan Gerak Sehat Prolanis: Dorong Masyarakat Aktif Cegah Penyakit Kronis
-
ASEAN dan China Upgrade FTA Versi 3.0, Hapus Hambatan Non-Tarif dan Buka Akses UMKM
-
Potensi EBT Melimpah, Pemerintah Sinkronisasi Aturan Soal Transisi Energi