Suara.com - PT Bareksa Portal Investasi, berhasil mencetak total nilai dana masyarakat yang telah diinvestasikan di reksa dana senilai Rp1 triliun per 24 April 2018. Nilai itu melonjak 17,6 persen hanya dalam 15 hari dibandingkan Rp850 miliar per 9 April 2018 atau melonjak 122 persen dibandingkan Desember 2017 yang sebanyak Rp450 miliar.
Lonjakan nilai dana masyarakat yang diinvestasikan di reksa dana melalui Bareksa, marketplace finansial terbesar di Indonesia itu seiring kenaikan jumlah investor. Per 24 April 2018, jumlah nasabah reksa dana di Bareksa mencapai sekitar 110 ribu, naik 10 persen dibandingkan 100.000 investor pada 9 April 2018 atau melonjak 73 persen dibandingkan Desember 2017 yang sebanyak 63.500 investor.
Jika mengacu data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) jumlah investor reksa dana di Indonesia yang sebanyak 619.380 investor per Desember 2017, maka Bareksa telah membukukan pangsa pasar sekitar 17 persen berdasarkan jumlah investor.
“Kenaikan jumlah investor reksa dana di Bareksa seiring tingginya minat masyarakat terhadap produk investasi. Bareksa telah melakukan berbagai inovasi untuk menjawab kebutuhan masyarakat. Yang terbaru, kami telah meluncurkan kerja sama inovasi dengan Tokopedia di mana masyarakat bisa mencairkan reksa dananya di hari yang sama seperti tabungan,” kata Co Founder Bareksa, Karaniya Dharmasaputra, dalam pernyataannya Selasa, 24 April 2018.
Menurut Karaniya, Bareksa akan terus melakukan inovasi dan menjalin kerja sama strategis dengan lembaga-lembaga terkemuka dalam mengembangkan inovasi digital.
PT Tokopedia (Tokopedia), perusahaan marketplace terdepan di Indonesia, pada awal Maret 2018 resmi mengumumkan kerja sama dengan Bareksa dalam menyediakan fasilitas pembelian reksa dana online. Awal kerja sama dimulai sejak Februari 2018 atau dua bulan lalu.
Sebelumnya pada Januari 2017, Bareksa juga meluncurkan kemitraan dengan PT Bukalapak, yang juga merupakan marketplace terkemuka di Indonesia dengan menghadirkan fitur Bukareksa bagi pengguna Bukalapak.
Kerja sama Bareksa dengan DOKU (PT Nusa Inti Artha), penyedia mobile wallet juga telah diumumkan pada Agustus 2016 dengan menyediakan tabungan reksa dana online di DOKU. Kemudian pada pertengahan 2017, Bareksa bekerjasama dengan Mandiri e-Cash untuk mempermudah pembayaran atau pembelian reksa dana.
Presiden Direktur Bareksa Portal Investasi, Ady F Pangerang, menambahkan beberapa faktor yang menjadi pendorong lonjakan minat masyarakat terhadap produk reksa dana di antaranya penurunan suku bunga acuan hingga kemudahan masyarakat membeli reksa dana.
“Sejak September 2017, suku bunga acuan BI turun jadi 4,25 persen dari sebelumnya 4,5 persen. Kondisi itu mendorong penurunan suku bunga deposito. Sehingga masyarakat mulai melirik alternatif investasi lain seperti reksa dana,” ungkap Ady.
Menurut Ady, seiring dengan perkembangan teknologi, penyedia platform pembelian dan penjualan (marketplace) reksa dana secara online muncul. “Kemudahan yang diberikan bagi masyarakat dapat membeli reksa dana di manapun dan kapanpun,” imbuhnya.
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), kinerja industri reksa dana yang diolah Bareksa, jumlah dana kelolaan (AUM) industri reksa dana per Maret 2018 tembus Rp495,8 triliun atau naik 8,29 persen dibandingkan Desember 2017 yang sebesar Rp457,3 triliun. Jika dibandingkan Maret 2017 yang sebesar Rp350,6 triliun, maka jumlah dana kelolaan industri reksa dana melonjak 41,4 persen.
Berita Terkait
-
Jabar Incar PDRB Rp4.000 Triliun dan Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen
-
Tembus Rp204 Triliun, Pramono Klaim Jakarta Masih Jadi Primadona Investasi Nasional
-
3 Senjata Cerdas Investasi Rp100 Ribu per Hari untuk Pensiun Mapan Anak Muda
-
KPK Serahkan Rp883 Miliar Hasil Perkara Investasi Fiktif ke PT Taspen
-
KPK Serahkan Rp 883 Miliar Hasil Perkara Investasi Fiktif ke PT Taspen
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Jelang Akhir Tahun Realisasi Penyaluran KUR Tembus Rp240 Triliun
-
Jabar Incar PDRB Rp4.000 Triliun dan Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen
-
BRI Insurance Bidik Potensi Pasar yang Belum Tersentuh Asuransi
-
Cara SIG Lindungi Infrastruktur Vital Perusahaan dari Serangan Hacker
-
Dukung Implementasi SEOJK No. 7/SEOJK.05/2025, AdMedika Perkuat Peran Dewan Penasihat Medis
-
Fakta-fakta RPP Demutualisasi BEI yang Disiapkan Kemenkeu
-
Rincian Pajak UMKM dan Penghapusan Batas Waktu Tarif 0,5 Persen
-
Tips Efisiensi Bisnis dengan Switchgear Digital, Tekan OPEX Hingga 30 Persen
-
Indef: Pedagang Thrifting Informal, Lebih Bahaya Kalau Industri Tekstil yang Formal Hancur
-
Permata Bank Targetkan Raup Rp 100 Miliar dari GJAW 2025