Suara.com - Dalam upaya menyelesaikan masalah kesenjangan antara ketersediaan rumah dengan kebutuhan masyarakat pada hunian (backlog) dan menyediakan rumah yang layak untuk setiap warga negara Indonesia (WNI), pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (KemenPUPR) mendorong pelaksanaan Program Satu Juta Rumah. Kegiatan pembangunan ini menjadi salah satu program strategis nasional di era kepemimpinan Presiden Joko Widodo.
Program yang dicanangkan sejak 29 April 2015 di Ungaran, Jawa Tengah ini telah memasuki tahun keempat dan merupakan terobosan baru, serta wujud nyata kehadiran negara dalam memenuhi kebutuhan masyarakat pada perumahan layak.
Kebutuhan rumah yang layak huni pada dasarnya merupakan amanah konstitusi Indonesia. Di dalam Undang-undang Dasar 1945, khususnya Pasal 28 h Ayat 1 menyatakan, “Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir batin, bertempat tinggal dan mendapatkan lingkungan hunian yang sehat, aman dan serasi.”
Penyediaan perumahan juga diatur dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman. Di dalamnya disebut, “Pemerintah berperan dalam menyediakan dan memberi kemudahan dan bantuan perumahan bagi masyarakat."
Melalui Program Satu Juta Rumah, pemerintah gencar mendorong pembangunan perumahan dengan target pembangunan satu juta unit per tahun. Program ini merupakan gerakan yang dilaksanakan oleh para pemangku kepentingan bidang perumahan, mulai dari pemerintah, pemerintah daerah, masyarakat, pengembang, perbankan dan sektor swasta lainnya untuk mewujudkan percepatan penyediaan hunian layak bagi masyarakat pada periode 2015 - 2019.
Berdasarkan data Direktorat Jenderal Penyediaan Perumahan KemenPUPR, pembangunan rumah yang termasuk dalam Program Satu Juta Rumah terus meningkat dari tahun ke tahun. Pada 2015, jumlahnya 699.770 unit, tahun 2016 sebanyak 805.169 unit dan pada 2017 sebanyak 904.758 unit.
Adapun proporsi pembangunan rumah tersebut adalah 70 persen untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) dan sisanya sebanyak 30 persen untuk non MBR.
Direktur Jenderal Penyediaan Perumahan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (KemenPUPR), Khalawi Abdul Hamid menjelaskan, Program Sejuta Rumah menunjukkan tren yang meningkat. Pencapaian tersebut diharapkan dapat turut serta menurunkan backlog perumahan yang jumlahnya kini mencapai angka 11,4 juta unit.
“Pada tahun 2018 ini, untuk pertama kalinya, jumlah pembangunan rumah di Indonesia dapat menembus satu juta unit, termasuk perbaikan rumah tidak layak huni. Data yang kami miliki pada awal Desember ini, tepatnya 10 Desember 2018, jumlah pembangunan rumah telah mencapai angka 1.091.255 unit,” ujarnya, di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Baca Juga: PUPR: Negara Hadir dalam Menyediakan Rumah Layak Huni bagi Warga
Khalawi menerangkan, capaian Program Satu Juta Rumah tersebut diperoleh melalui suatu metode penghitungan yang cermat terhadap pembangunan perumahan. Jumlah tersebut termasuk peningkatan kualitas rumah tidak layak huni, yang dilakukan oleh pemerintah dan pemerintah daerah, pengembang perumahan, baik yang tergabung dalam asosiasi pengembang maupun tidak, serta masyarakat yang melakukan pembangunan rumahnya secara swadaya.
“Kami juta menargetkan progres pekerjaan penyediaan perumahan hingga akhir tahun anggaran ini mencapai lebih dari 93 persen,” katanya.
Berita Terkait
-
Ayo Ikutan Kompetisi Video Storytelling Hari Jalan 2023, Hadiah Total Sampai Rp30 Juta!
-
Renovasi Venue Tuntas 100 Persen, Indonesia Siap Gelar Piala Dunia U-17 2023
-
Belajar Sejarah Perkotaan Indonesia, Masyarakat Diundang dalam Pameran Suatu Hati yang Baik 2045
-
Pemprov Lampung Tak Becus Urusi Jalan Rusak, Jokowi Minta KemenPUPR Turun Tangan
-
Muncul Kokom Penguasa Jagad Kucing PUPR: Saingan Soleh Nih
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
- 3 Mobil Bekas 60 Jutaan Kapasitas Penumpang di Atas Innova, Keluarga Pasti Suka!
- 5 Mobil Listrik 8 Seater Pesaing BYD M6, Kabin Lega Cocok untuk Keluarga
- Cek Fakta: Viral Ferdy Sambo Ditemukan Meninggal di Penjara, Benarkah?
- Target Harga Saham CDIA Jelang Pergantian Tahun
Pilihan
-
Catatan Akhir Tahun: Emas Jadi Primadona 2025
-
Dasco Tegaskan Satgas DPR RI Akan Berkantor di Aceh untuk Percepat Pemulihan Pascabencana
-
6 Rekomendasi HP Murah Layar AMOLED Terbaik untuk Pengalaman Menonton yang Seru
-
Kaleidoskop Sumsel 2025: Menjemput Investasi Asing, Melawan Kepungan Asap dan Banjir
-
Mengungkap Gaji John Herdman dari PSSI, Setara Harga Rumah Pinggiran Tangsel?
Terkini
-
Kejahatan Siber Serang Industri Pasar Modal, OJK Minta Jaga Data Pribadi
-
BRI Peduli Bantu Pulihkan Psikologis Anak-Anak Korban Bencana Aceh-Sumatra
-
LPDB Koperasi Akselerasi Penyelesaian Dana Bergulir di Provinsi Bali
-
Dongkrak Produksi Minyak di Papua, SKK Migas dan Petrogas Mulai Injeksi Kimia di Lapangan Walio
-
Menperin Minta Insentif Otomotif ke Menkeu
-
Barcelona dan BRI Kolaborasi, Bayar Cicilan di BRImo Bisa Ketemu Lamine Yamal
-
IHSG Menutup 2025 di Level Tertinggi, OJK Buka Rahasia Pasar Modal RI yang Solid
-
Catatan Akhir Tahun, Aktivitas Industri Manufaktur RI Melambat
-
Cicilan HP ShopeePayLater vs Kredivo, Mana yang Lebih Murah
-
Pemerintah Tegaskan Impor Daging Sapi untuk Industri Bukan Kosumsi Masyarakat